Capim KPK Saut Situmorang dicecar soal dugaan pencucian uang

Febriana Firdaus

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Capim KPK Saut Situmorang dicecar soal dugaan pencucian uang
Saut membantah, mengatakan perusahaan miliknya hanya digunakan untuk mengakses jurnal

JAKARTA, Indonesia—Calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dari Badan Intelijen Nasional (BIN) Saut Situmorang diduga melakukan pencucian uang di perusahaan pribadi miliknya PT Indonesia Cipta Investama. 

“Anda punya perusahaan PT Indonesia Cipta? Apa kegiatannya?” tanya anggota pansel Betti Alisjahbana, saat wawancara akhir seleksi calon pimpinan di Kementerian Sekretariat Negara, Rabu, 26 Agustus. 

“Iya Bu. Perusahaan itu tidak melakukan kegiatan apa-apa. Hanya untuk saya kalau training mengambil informasi memakai nama perusahaan ini. Biar bisa masuk ke society (masyarakat),” kata Saut. 

“Jadi Bapak membuat perusahaan ini agar masuk ke society. Tidak ada agenda intelijen?” tanya Betti. 

“Tidak ada. Itu bahaya Bu,” jawab Saut. 

Pertanyaan tentang perusahaan pribadi Saut kemudian dilanjutkan oleh pakar tindak pencucian uang Yenti Ganarsih. 

“Perusahaannya jelas Pak? Karena ada masukan ke kami bahwa perusahaan itu tidak jelas dan diduga ada (praktik) pencucian uang,” katanya. 

“Tadi saya sudah jawab Bu. Tidak ada untuk itu. Saya bisa mati terkutuk kalau itu terjadi,” kata Saut.

Perusahaan tak berkegiatan

Saut mengakui bahwa memang perusahaannya tidak memiliki kegiatan. 

“Hanya untuk mengakses informasi. Gini, anda mau mengakses informasi itu kan harus nyebut kan dari company apa. Company-nya itu. Itu saja,” katanya. 

Informasi tersebut menurutnya digunakan untuk mengakses jurnal terkait intelijen, yang ia gunakan untuk mengajar. 

“Itu jurnal-jurnal ya. Kan ilmu intelijen di Indonesia belum berkembang. Saya mengajar itu di UI (Universitas Indonesia). Tiap tahun mereka ada kegiatan. Ada seminar, ada konferensi,” katanya. 

Meski terdaftar secara resmi, perusahaan ini tidak memiliki laporan keuangan. 

Mobil mewah dan nomor polisi cantik 

Pansel juga menanyakan soal mobil Jeep Rubicon senilai Rp 1 miliar lebih yang ia beli, serta nomor polisi cantik yang digunakannya, B S4 UTS. 

“Saya tidak bayar, itu gratis,” katanya. 

Pansel juga mengungkap, gara-gara membeli mobil tersebut ia sempat dimarahi oleh Luhut Panjaitan, orang dekatnya.  

“Saya enggak suka mobil itu. Istri saya yang suka. Anak-anak saya juga tidak mau membawa mobil itu,” katanya. —Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!