Mixed Martial Arts

Lima langkah menerapkan ‘defensive driving’ di jalanan

Ganesa Gautama

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Lima langkah menerapkan ‘defensive driving’ di jalanan
'Kecelakaan di jalan raya adalah salah satu pembunuh terbesar'

Masih ingat kasus pencegatan rombongan motor gede (moge) Harley Davidson beberapa pekan lalu oleh seorang pesepeda di Yogyakarta? Peristiwa itu dipicu oleh Elanto Wijoyono, seorang warga yang kesal karena rombongan moge tersebut tak mengindahkan rambu-rambu lalu lintas. 

Kemudian tersiar kabar, rombongan moge lainnya juga mengeroyok pengguna jalan lain, gara-gara senggolan di jalan.

Kasus lain yang menjadi pembicaraan dan sorotan media terkait lalu lintas terjadi pada Juni lalu. Seorang pegawai negeri sipil Kabupaten Bogor meninggal dunia setelah terlibat baku hantam di jalan tol Sentul, Bogor, Jawa Barat.

Penyebabnya sepele, yakni berebut masuk gerbang tol Bogor Outer Ring Road. Insiden kecil itu berlanjut dengan aksi saling salip di jalan tol. Puncaknya, korban dan pengemudi lain menepi, lalu terlibat baku hantam di pinggir jalan. Korban meninggal dunia karena luka-luka yang dideritanya.

Pada 28 Juli 2015, insiden road rage atau amarah di jalan raya juga kembali menghebohkan. Di jalan tol Jakarta Outer Ring Road, seorang pengendara mobil bernama Rahmanto menembakkan peluru senjata airsoft gun miliknya ke mobil lain yang dikendarai seorang warga bernama Dwi.

Meski tak sampai melukai pengendara dan pengemudi mobil, tapi insiden penembakkan ini juga jadi berita besar. Lagi-lagi, penyebabnya hal kecil, yakni aksi saling salip di jalanan.

Kita tak tahu siapa yang kita hadapi di jalanan

“Seharusnya dua insiden itu tidak terjadi kalau salah satu orang yang terlibat bisa mengontrol emosi,” kata Instruktur Senior Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Boy Falatehansyah, dalam acara Ford Driving Skills for Life di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, pertengahan Agustus lalu.

Menurut Boy, urusan mengemudi kendaraan di jalan raya itu bukan cuma urusan kemampuan teknis. “Kalau mau dipersentasekan, sebetulnya skill mengemudi itu hanya berperan 10 persen dalam soal keselamatan di jalan raya, sisanya yang 90 persen justru soal emosi,” ujarnya.

Emosi ini, kata Boy, adalah salah satu soft skill yang harus dimiliki pengguna kendaraan sebelum “terjun” ke medan perang bernama jalan raya.

Di jalan, segala kemungkinan bisa terjadi. Karena, kata dia, kita sebagai pengguna jalan juga berbagi dengan pengemudi lain. “Kita tidak pernah tahu perangai ataupun kondisi pengemudi lain di sekitar kita.” 

Bisa saja, saat di jalan kita bertemu dengan orang yang baru mendapat masalah sehingga emosinya labil. “Atau kemungkinan terburuk bertemu dengan pengemudi mabuk,” ucap Boy.

Boy bukan sembarang bicara. Dia pernah menjadi anggota satu tim gokart dengan pembalap muda Indonesia Rio Haryanto. Boy juga pernah belajar teknik mengemudi dan seluk beluk lalu lintas jalan raya di Universitas Brunel, London, Inggris. Ilmu yang diperoleh dari negeri Ratu Elizabeth itu ia bawa dan disebarkan di Indonesia lewat JDDC.

“Kecelakaan jalan raya adalah salah satu pembunuh terbesar,” kata Boy.

Untuk menekan tingginya tingkat kecelakaan, Boy menjelaskan, para ahli lalu lintas mengembangkan teknik mengemudi yang disebut defensive driving. Dalam teknik ini, nilai utama yang ditanamkan kepada pengendara adalah soal berbagi di jalan raya. 

“Mulai dari pejalan kaki sampai pengemudi truk dan bus harus dihormati, dan kita tidak boleh egois,” katanya.

Defensive driving juga mengajarkan pengemudi untuk mengelola emosinya dan tak mudah terpancing perilaku pengemudi lain. “Insiden timbul selain karena kelalaian, juga seperti kasus-kasus yang ramai itu, emosi antar pengguna jalan.”

Pada prinsipnya, defensive driving mengharuskan pengemudi selalu awas memerhatikan kondisi di sekitarnya. “Tujuannya agar antisipatif menghadapi berbagai kemungkinan dan potensi bahaya,” katanya.

Dalam pengaplikasiannya, sopir harus memantau area sekeliling kendaraannya dengan cara menengok dan memerhatikan kaca spion setiap 8 detik. “Ini membantu menjaga konsentrasi juga menciptakan zona aman imajiner saat berkendara,” ujar Boy.

Para pengguna jalan juga wajib mengutamakan sikap saling mengalah. “Apa salahnya kita mengorbankan waktu 3-5 detik saja di jalan untuk berhenti dan memberi jalan ke pengemudi lain?” ujarnya. 

“Toh, itu tak akan merugikan. Daripada bersikap agresif yang bisa berujung pada kecelakaan, kerugiannya lebih besar.”

Dalam kesempatan yang sama, Boy mengatakan 5 langkah di bawah ini sering disebut sebagai teknik dasar defensive driving yang bisa diterapkan pada aneka jenis kendaraan.

1. Pahami dinamika kendaraan

Dinamika kendaraan adalah bagaimana dampak-dampak yang timbul saat pengemudi melakukan akselerasi, menikung, ataupun mengerem kendaraannya. 

“Jangan menginjak pedal gas secara tiba-tiba karena ban bisa selip, dan laju kendaraan tak terkontrol,” kata Boy.

Lalu saat menikung, posisi kedua lengan tidak boleh melewati titik jarum jam 12 dan jam 6 pada setir. 

“Artinya tangan kanan tidak boleh menyeberang ke sisi kiri kemudi dan sebaliknya, tapi gunakanlah teknik push and pull supaya pergerakan kendaraan saat menikung lebih mulus dan aman.” 

2. Jaga jarak aman

Ada aturan 3 detik yang wajib diterapkan pengemudi, terutama saat berkendara dengan kecepatan lebih dari 40 km/jam. Caranya, gunakanlah benda mati di sekitar jalan sebagai patokan jarak dengan kendaraan di depan Anda.

Hitung waktu saat kendaraan di depan Anda melintasi benda yang dijadikan patokan, misalnya tiang listrik dari posisi kendaraan Anda. Jarak waktunya minimal harus tiga detik dari saat kendaraan di depan melintasi patokan sampai Anda juga melewati tempat yang sama.

Menurut para ahli lalu lintas, jarak waktu 3 detik akan menciptakan jarak cukup jauh untuk ruang pengereman jika kendaraan di depan tiba-tiba berhenti. Sebagai ilustrasi, dalam kecepatan 45 km/jam kendaraan akan bergerak bergerak sejauh 12,5 meter per detik atau jarak sebanyak 3 mobil. 

3. Selalu awasi kondisi sekitar

Pengguna kendaraan harus mengarahkan pandangannya jauh ke depan supaya bisa mengkalkulasikan kecepatan dan jarak aman. Pandanganjauh pun bisa membuat kita memetakan kondisi jalanan yang dihadapi, sehingga kita menjadi lebih antisipatif. 

“Selalu cek dua kali kondisi sekitar kendaraan setiap akan melakukan manuver,” kata Boy.

Ia menyarankan pengemudi untuk tidak mudah berasumsi terkait gerakan kendaraan lain. 

“Misalkan saat kita hendak memutar di U-turn atau berbelok, kita tak boleh menduga mobil lain dari arah berlawanan akan berhenti dan memberi jalan buat kita, justru kita yang harus berhenti dan memastikan kondisi benar-benar aman untuk berputar.”

4. Waspadai ‘blind spot’

Blind spot adalah titik di mana kondisi sekitar kendaraan sendiri atau kendaraan lain tak terpantau jangkauan mata, dan kaca spion. Boy menyarankan pengendara membuat lingkaran imajiner (safe bubble) di sekitar kendaraannya sendiri dengan mengecek spion setiap 5-8 detik sekali, terutama sebelum melakukan manuver.

Tips ini berguna untuk menjaga konsentrasi pengemudi dan membuat jadi lebih awas. 

“Justru kalau pandangan terpaku ke satu titik saja, pengemudi lebih mudah mengantuk,” katanya. 

Teknik ini sangat cocok diterapkan saat kita berkendara di jalan tol yang lurus dan monoton. 

5. Hindari distraksi

Distraksi atau gangguan saat mengemudi bisa berbentuk menggunakan telepon genggam, makan dan minum, mengobrol, mengganti saluran radio, mengecek peta, sampai mengantuk atau mabuk. 

“Konsentrasi mengemudi jangan sampai terpecah, pokoknya saat menyetir atau mengendarai motor, perhatian harus diutamakan ke jalan raya dan lingkungan sekitar,” ujarnya. 

Bukan cuma demi keamanan, teknik ini juga bakal meningkatkan efisiensi konsumsi bahan bakar kendaraan hingga 3 persen. 

Karena dengan bersikap defensif di jalanan, ujar Boy, gerak kendaraan lebih halus dan mengikuti pola lalu lintas di sekitar. 

“Jangan lupa, jaga emosi dan jangan mudah terpancing amarah,” katanya. —Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!