Menlu: Jokowi bisa saja bertemu Freeport di Amerika Serikat

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Menlu: Jokowi bisa saja bertemu Freeport di Amerika Serikat

EPA

Saat ini belum ada agenda Jokowi bertemu petinggi Freeport McMoran dalam kunjungan ke Amerika Serikat, tapi tak menutup kemungkinan akan terjadi pertemuan

 

JAKARTA, Indonesia — Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menepis pemberitaan bahwa Presiden Joko “Jokowi” Widodo akan mengadakan pertemuan dengan petinggi PT Freeport McMoran di sela kunjungan Jokowi ke Washington DC, Amerika Serikat.

“Saya kaget mendengar rumor seperti itu. Sejauh yang saya miliki di kertas jadwal saya tidak ada,” kata Retno, Rabu, 21 Oktober.

Namun ia tak menutup kemungkinan akan terjadi pertemuan tersebut.

“Tetapi, jangan lupa presiden akan bertemu dengan berbagai petinggi perusahaan. Lagi pula, jadwalnya masih cair dan terus berkembang. Bisa saja di tengah jalan berubah dan ada pertemuan itu,” kata Retno. 

Pemerintah Indonesia belum lama ini memberi izin bagi PT Freeport Indonesia untuk melanjutkan operasi hingga 2021.

Seperti diberitakan sebelumnya, Jokowi akan melakukan kunjungan kenegaraan perdana ke Amerika Serikat pada Minggu, 25 Oktober. 

Menurut Retno, kunjungan Jokowi akan terbagi ke dalam dua segmen. Pertama ke Washington DC di daerah East Coast pada 25-27 Oktober. Pemerintah Indonesia, kata Retno, akan mengusung tema “Developing Strategic Partnership on Peace and Prosperity” dalam kunjungannya ke Washington.

“Ini menunjukkan kolaborasi antara kedua negara sangat penting. AS merupakan salah satu negara mitra penting bagi Indonesia, begitu pula negara kita,” kata Retno. 

Dia melanjutkan, dengan mengetahui posisi masing-masing negara yang besar dan penting di kawasan, maka sangat pas jika kolaborasi kedua negara akan membawa kepentingan rakyat, selain berkontribusi bagi perdamaian dunia. 

Selama berada di Washington DC, Jokowi akan menginap di Blair House, kediaman resmi bagi tamu negara yang diundang ke Gedung Putih.

Pokok dari kunjungan tersebut, kata Retno, adalah pertemuan Jokowi dengan Obama. 

“Presiden akan bertemu dengan sekitar 19 petinggi perusahaan dalam sesi roundtable. Setelah itu, Beliau juga akan menghadiri acara makan malam yang diadakan oleh Kamar Dagang AS dan dihadiri oleh 200 pengusaha,” ujar Retno.

Jokowi, kata Retno, juga akan berkunjung ke Capitol Hall untuk memberikan pidato. Sebelumnya, pada hari Minggu, Jokowi akan bertemu dengan masyarakat Indonesia yang bermukim di Washington dan daerah sekitarnya.

Kunjungan ke Silicon Valley di California akan dimulai pada tanggal 28-29 Oktober. Retno membenarkan akan ada pertemuan antara Jokowi dengan berbagai petinggi perusahaan seperti Facebook, Google, dan Apple.

Dia mengatakan dalam setiap kunjungan akan terdapat hasil akhir yang konkrit, yaitu berupa penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dan kontrak bisnis. S

ejauh ini, akan ada beberapa MoU yang diteken yakni di bidang kerja sama pertahanan, maritim, dan energi. Sementara, total terdapat 18 kontrak bisnis yang nantinya akan ditanda tangani. 

Indonesia tak tutup kemungkinan gabung TPP

Sementara Jokowi fokus untuk mencari investasi baru masuk ke Indonesia, Negeri Paman Sam sangat tertarik untuk mendengar Jokowi mengenai Kemitraan Trans Pasifik (TPP). 

Dalam pertemuan dengan Duta Besar AS untuk Indonesia, Robert Blake Jr, dia menyatakan harapannya agar Indonesia bersedia bergabung dengan kerja sama ekonomi TPP.

“Saya telah berbicara dengan Menteri Perdagangan Thomas Lembong. Dia mengatakan pendapatnya secara terbuka soal TPP,” kata Blake.

Namun, Blake masih belum memperoleh kepastian jika Indonesia bersedia bergabung. Padahal, sebanyak 12 negara telah menyatakan keikutsertaannya dan mereka termasuk negara tetangga terdekat Indonesia di kawasan ASEAN seperti Malaysia, Vietnam, Brunei Darussalam, dan Singapura.

Retno menjelaskan Indonesia masih terus mempertimbangkan tawaran itu. Kendati belum memberikan jawaban positif, tetapi tidak menutup kemungkinan Indonesia akan bergabung.

“Tetapi, kami ingin melihat dulu dokumen yang mereka miliki lalu kami akan mempelajari dokumen itu satu per satu. Sambil menyiapkan diri kita siap atau tidak untuk bergabung dengan TPP,” ujar mantan Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda itu. —Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!