Agenda penting Indonesia di Konferensi Perubahan Iklim Paris

Uni Lubis

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Agenda penting Indonesia di Konferensi Perubahan Iklim Paris
Paviliun Indonesia di Paris akan menggelar 47 kegiatan selama 12 hari acara konferensi perubahan iklim (COP 21). SBY dan Al Gore jadi pembicara di sesi panel tingkat tinggi

PARIS, Perancis — Minggu, 29 November, siang hingga malam, jalanan di Paris agak lengang. Begitu pula tempat-tempat yang biasanya popular sebagai tujuan wisata. Penduduk Paris memilih tinggal di rumah. Penjagaan cukup ketat, di kawasan jalan utama Champs—Elysees, sedikitnya 10 truk tentara bersenjata lengkap menyebar. 

Minggu dan Senin, 30 November, adalah jadwal kedatangan pala kepala negara dan pemerintahan ke Konferensi Perubahan Iklim, atau Conference of Parties (COP) 21, yang diadakan di utara Paris, di kawasan dekat bandar udara Le Bourget.  

Presiden Amerika Serikat Barack Obama menjadi kepala negara pertama yang mengonfirmasikan kehadirannya di COP 21 atau Konferensi Perubahan Iklim dalam kerangka PBB (UNFCCC). Obama bertolak dari AS pada Minggu kemarin. Sementara itu, Presiden Joko “Jokowi” Widodo semalam tiba di Paris dan langsung menuju tempatnya menginap di Hotel Westin.

Hari ini, Jokowi dijadwalkan menyampaikan pidato pemimpin COP 21, di acara sidang pleno yang dimulai siang hari sekitar pukul 14:45 waktu setempat. Jokowi yang mendapatkan urutan ke-15 akan menyampaikan pidato selama tiga menit sesuai dengan yang dialokasikan panitia.  

“Tapi, karena agenda Indonesia penting, termasuk soal lahan gambut, saya kira tidak apa-apa jika Pak Jokowi lebih sedikit lah waktunya,” kata Sarwono Kusumaatmadja, ketua tim pengarah nasional perubahan iklim Indonesia, saat rapat terakhir delegasi RI pekan lalu.

Delegasi Indonesia kali ini cukup besar. Menurut daftar ada 412 orang dari lintas kementerian teknis, termasuk di dalamnya 58 dari lembaga swadaya masyarakat dan 30-an swasta, serta 40-an negosiator.  

“Kurang dari 20 persen dari jumlah delegasi itu dibiayai oleh negara. Selebihnya datang ke COP dengan biaya sendiri, namun kami bantu fasilitasi akreditasi,” kata Ketua Paviliun Indonesia di COP 21 Agus Justianto.

47 diskusi panel di Paviliun Indonesia

Paviliun Indonesia di COP 21, Paris. Dua pekan ke depan akan gelar 47 acara. Foto oleh Uni Lubis/Rappler

Kegiatan di Paviliun Indonesia sangat padat. Ada 47 sesi diskusi panel yang akan digelar selama 12 hari.  

Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dijadwalkan mengisi salah satu panel tingkat tinggi di Paviliun Indonesia. Saat ini, SBY menjabat sebagai Ketua Dewan Global Green Growth Institute (GGGI) sejak lengser pada  September 2014.

GGI adalah lembaga antar pemerintah yang bertujuan mempromosikan pertumbuhan hijau dan berkelanjutan.

Menurut Agus Justianto, selain SBY, yang sudah mengonfirmasikan untuk bicara dalam sedi diskusi di paviliun Indonesia lainnya adalah pemenang Nobel Perdamaian yang juga mantan wakil presiden AS, Al Gore. Ada juga Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop dan Menteri Perubahan Iklim Selandia Baru Tim Groser.

Jokowi dijadwalkan untuk hadir dalam diskusi yang digelar AS bersama Perancis. Pada Selasa, 1 November, sebelum kembali ke Indonesia, Jokowi dijadwalkan mampir meninjau Paviliun Indonesia di COP 21.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, Jokowi akan mengadakan serangkaian pertemuan bilateral, termasuk dengan Belanda, Norwegia, dan Serbia.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengatakan salah satu agenda Indonesia dalam COP 21 adalah melaporkan upaya mencegah kebakaran hutan dan rehabilitasi lahan gambut untuk mengantisipasi percepatan perubahan iklim.   

“Tentu saja semua tindakan nyata termasuk pembentukan Badan Restorasi Ekosistem akan kami sampaikan. Kami sangat serius, dan presiden menekankan betul, misalnya, soal moratorium lahan gambut. Indonesia berkomitmen menjalankan pembangunan rendah karbon sebagaimana kami sampaikan di INDC,” kata Siti kepada Rappler, di tengah kesiapan jelang pembukaaan Paviliun Indonesia di COP 21, Minggu sore.  

INDC, atau Intended Nationally Determined Contribution, adalah komitmen negara untuk menurunkan emisi karbon sebagai bagian upaya global menjadi suhu bumi di bawah 2 derajat Celsius. Indonesia berkomitmen menurukan emisi karbon ke 29% (business as usual) pada 2023.

COP 21 menjadi sangat penting karena akan menghasilkan Kesepakatan Paris yang mengikat secara hukum. 10 hal mengapa COP 21 sangat penting dapat dibaca di sini—Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!