Becek, enggak ada ojek? Mengintip nasib ojek online di musim hujan

Senja Qalla

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Becek, enggak ada ojek? Mengintip nasib ojek online di musim hujan
Akankah hujan menjadi 'neraka' bagi penyedia layanan ojek online seperti Go-Jek?

Tak terasa kita sudah memasuki hari terakhir bulan November. Sudah beberapa kali hujan mengguyur sejumlah kawasan ibu kota. Mari kita lupakan sejenak isu banjir dan jalanan macet dan melihat bagaimana nasib startup penyedia layanan ojek online. 

Saat ini sudah cukup banyak layanan booking ojek di Jakarta. Di kota-kota lain seperti Bandung dan Bali, Go-Jek juga sudah mulai berekspansi. Namun pertanyaannya, akankah hujan menjadi “neraka” bagi penyedia layanan ini?

Bila berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, musim hujan di Jakarta diiringi dengan banjir di sejumlah titik. Menembusnya dengan mobil, risikonya cukup tinggi.  Hujan reda, giliran macet melanda. Kalau sudah begini sepertinya naik ojek adalah pilihan menarik.

Namun masalahnya, ketika hujan turun, banyak orang memilih sebisa mungkin tidak pergi ke mana-mana. Tak terkecuali driver layanan ojek online ini. Alhasil cukup sering saya mendengar keluhan sulit mendapatkan ojek dari layanan-layanan ini saat hujan turun.

Beberapa teman saya yang biasanya mengandalkan jasa layanan booking ojek untuk  jajan di sore hari sampai membeli kebutuhan sehari-hari juga ikut terkena imbasnya. Hujan turun, gas dan air galon di rumah habis, mau keluar tidak bisa. Sementara pesan antar barang lewat layanan seperti G0-Jek dan teman-temannya kerap gagal.

Lalu bagaimana agar layanan booking ojek ini bisa tetap beroperasi dan diminati meski hujan kadang mendera sepanjang hari? Ide-ide ini nampaknya seru bila mereka aplikasikan.

Sediakan jas hujan

Helm dan masker kerap diberikan saat kamu melakukan booking ojek. Menyediakan jas hujan plastik (biasanya sekali pakai) tentu adalah hal yang bakal membuat para pengguna layanan ini merasa terbantu.

Tarif ‘peak hour’

Beberapa layanan booking transportasi kerap memberlakukan tarif peak hour ketika jam pulang kerja, jam makan siang, dan jam sibuk lainnya. Rasanya tidak ada salahnya bila peak hour juga diberlakukan saat hujan turun.

Tawarkan jasa ojek payung

Terkadang ojek tidak bisa berhenti tepat di depan tempat penumpang menunggu. Contohnya ketika kita memesan ojek dari mal, mereka akan menunggu di gerbang luar.

Saat hujan turun tentu calon penumpang akan berpikir dua kali bila mereka harus menerjang hujan sebelum sampai ke tempat ojek berhenti, dan juga sebaliknya. Dengan adanya tawaran ojek payung, penyedia layanan bisa melakukan branding di payungnya.

Itu adalah beberapa ide (dan harapan) saya kepada penyedia layanan booking ojek online. Setidaknya dengan menyediakan fasilitas tambahan, pengguna layanan-layanan tersebut tetap bisa menggunakan layanannya.

Bagaimana menurut kamu, apa lagi yang perlu atau bisa dilakukan para penyedia layanan booking ojek di musim hujan? —Rappler.com

Tulisan ini sebelumnya diterbitkan di Tech in Asia.

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!