Arsenal vs Newcastle United: Jangan sampai terpeleset (lagi)

Agung Putu Iskandar

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Arsenal vs Newcastle United: Jangan sampai terpeleset (lagi)

AFP

Fakta menyebutkan, Arsenal dua kali memuncaki klasemen Premier League di paruh musim, pada musim 2007/2008 dan 2013/2014. Tapi, di dua musim itu pula mereka tak bisa juara.

JAKARTA, Indonesia—Apakah Arsenal musim ini adalah the same old Arsenal? Tim yang tidak memiliki mentalitas pemenang dan justru kalah pada laga-laga yang di atas kertas seharusnya bisa mereka menangkan. 

Kritikan dari Ian Wright di awal kompetisi Premier League musim ini tersebut memang tidak sepenuhnya salah. Legenda Arsenal yang mempersembahkan gelar liga pada 1997/1998 itu menyoroti problem mentalitas Mikel Arteta dan kawan-kawan yang tak pernah membaik di setiap musim. Permainan mereka justru menurun di fase-fase krusial. 

Musim ini, beberapa kali mereka berkesempatan memimpin klasemen. Pada matchday ke-12 dan 13, pemuncak klasemen saat itu, Manchester City, ditahan seri Aston Villa 0-0 dan kalah 1-4 oleh Liverpool. 

Alih-alih menang, Arsenal bermain imbang 1-1 melawan Tottenham Hotspur dan ikut-ikutan kalah atas West Bromwich Albion 1-2. 

Peluang memimpin klasemen juga menguap di matchday ke-18 dua pekan lalu. Penguasa klasemen saat itu, Leicester City, kalah oleh Liverpool 0-1 di Anfield Stadium. Namun, tekanan wajib menang atas Southampton justru membuat Arsenal dibantai 0-4. 

Kesempatan ketiga datang di matchday berikutnya. Leicester ditahan Manchester City 0-0 di King Power Stadium. Setelah sekian lama, Arsenal akhirnya bisa melakukan “kudeta yang tertunda” dengan kemenangan atas Bournemouth 2-0.

Untuk kali pertama sejak pekan kesepuluh, pasukan Arsene Wenger itu bisa kembali ke puncak klasemen. Tapi, apakah mereka bisa langgeng di sana? 

Di pekan kesepuluh tersebut, kekuasaan Arsenal hanya bertahan sepekan. Dan di empat pertandingan sesudahnya, mereka hanya sekali menang. Betapa berat tekanan puncak klasemen bagi mereka. 

Karena itu, laga melawan Newcastle United pada Sabtu 2 Januari pukul 22.00 WIB bagi Arsenal sama krusialnya dengan laga-laga lainnya. Apalagi, koleksi poin mereka dengan Leicester sama-sama 39 angka. 

Meski hanya melawan Newcastle yang saat ini berada di zona degradasi, tidak berarti ada jaminan kemenangan dari Arsenal. Sebab, lawan terbesar mereka dalam pertandingan ini adalah diri mereka sendiri. Siapapun lawan mereka, tim lemah atau tim tangguh, Arsenal bisa menang jika mereka benar-benar menginginkannya. 

Tekanan pertandingan sedikit mengendur karena laga digelar di markas sendiri, Emirates Stadium. Dari empat kekalahan Arsenal, hanya satu yang terjadi di kandang, yakni dari West Ham United dengan skor 0-2. Itupun terjadi di awal musim saat performa mereka belum teruji seperti saat ini. 

Ozil kembali jadi kunci 

Harapan untuk kokoh di puncak ada pada Mesut Ozil. Grafik performa gelandang asal Jerman itu terus menanjak. Dia selalu menjadi inspirasi bagi kemenangan tim. 

Total assist yang dia ciptakan mencapai 16 assist, terbanyak di Premier League. Dari Oezil pula, striker Prancis Olivier Giroud mendapat banyak peluang emas hingga membuat koleksi golnya mencapai 10 gol. 

Wenger mengakui bahwa mantan pemain Real Madrid itu adalah salah satu kunci keberhasilan mereka. “Dia adalah atlet yang komplit. Dia mulai mengambil tanggung jawab, kepemimpinan dalam tim, dan ketajamannya juga meningkat pesat,” kata manajer asal Prancis itu seperti dikutip BBC.

Meski daftar cedera Arsenal belum juga berkurang, pilihan yang tersedia bagi Wenger masih merupakan yang terbaik. Winger kiri Alexis Sanchez yang cedera bisa digantikan Theo Walcott. Meski biasa berposisi sebagai winger kanan, Walcott justru lebih berbahaya di kiri. 

Di posisi tersebut, pemain Inggris itu lebih bisa melepas tembakan langsung daripada sekadar mengirim umpan. Ketajaman sebagai inverted winger (winger dengan posisi berkebalikan dari kaki andalannya) sudah dia buktikan saat Arsenal menghajar Manchester City 2-1 pada 22 Desember lalu. 

Namun, Wenger tetap harus mewaspadai Newcastle. Klub berjuluk The Toon Army itu kerap merepotkan tim-tim besar. Mereka mampu mengalahkan Tottenham Hotspur 2-1 dan Liverpool 2-0. 

Pasukan Steve McClaren itu memang memiliki pertahanan yang keropos. Apalagi dengan inkonsistensi performa Fabricio Coloccini dan beberapa kali blunder dari Daryl Janmaat. 

Namun, performa Georginio Wijnaldum tak bisa diremehkan. Pergerakan dia kerap tidak bisa diantisipasi lawan. Salah satu penyebabnya, posisi pemain Belanda itu jauh dari fokus kawalan para bek. Sebab, posisi aslinya adalah gelandang. Tapi, justru karena itulah dia bebas bergerak di posisi yang berpotensi mencetak gol. 

Tak salah jika dia menjadi top scorer Newcastle dengan 7 gol. 

Begitu juga Ayoze Perez. Pergerakannya sebagai winger kiri yang sangat cepat bisa menjadi senjata bagi Newcastle. Tapi, Wenger seharusnya tak risau karena kecepatan adalah salah satu bakat terbesar anak asuhnya. Terutama Alex Oxlade-Chamberlain yang kemungkinan akan head to head dengan pemain asal Spanyol itu.

“Kami akan menghadapi Arsenal dengan kekuatan dan kebersamaan tim. Tiga pertandingan terakhir kami memang tidak bagus (dua kali kalah, sekali seri). Kami akan mengejarnya di pertandingan ini,” kata McClaren.—Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!