CEK FAKTA: Sianida, zat pembunuh Mirna

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

CEK FAKTA: Sianida, zat pembunuh Mirna
Dengan mengkonsumsi sianida di atas 120 miligram/meter kubik, sudah bisa mengakibatkan keracunan yang berujung kematian.

JAKARTA, Indonesia — Meninggalnya Wayan Mirna Salihin pada 6 Januari lalu pasca meminum kopi beracun di Kafe Olivier, pusat perbelanjaan Grand Indonesia, Jakarta Pusat masih menyisakan misteri hingga saat ini. 

Namun demikian ada satu hal yang telah terungkap dengan jelas. Berdasarkan keterangan polisi pada Senin kemarin, 18 Januari, Mirna meninggal akibat meminum zat beracun sianida yang terkandung di dalam kopi Vietnam. 

Polda Metro Jaya Pastikan Zat Beracun dalam Tubuh Mirna adalah SianidaBID HUMAS PMJ – Senin, 18 Januari 2016Jakarta …

Posted by Humas Polda Metro Jaya on Sunday, January 17, 2016

Nama zat yang satu ini pun belakangan populer di tengah masyarakat. Apa sebenarnya zat sianida ini? 

Berdasarkan studi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sianida adalah zat racun dengan rumus kimia CN dan tergantung proses kimiawi yang dialaminya dapat mengambil berbagai bentuk fisik mulai dari hidrogen sianida (HCN) yang berbentuk gas atau cairan berwarna biru pucat sampai natrium aianida (NaCN) yang berbentuk serbuk kristal berwarna putih. 

Satu ciri khas yang umumnya didapati pada berbagai bentuk sianida adalah bau seperti kacang almond. 

Sumber: World Health Organization (WHO)

Lalu bisakah konsumsi sianida mengakibatkan kematian? 

Menurut WHO, konsumsi sianida di atas 120 miligram/meter kubik sudah dapat mengkibatkan keracunan yang berujung pada kematian. 

Berdasarkan dokumen studi Sentra Informasi Keracuan Nasional Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), gejala keracunan sianida antara lain: respirasi cepat, penurunan tekanan darah, denyut nadi cepat, pusing, sakit kepala, sakit perut, muntah, diare, kebingungan mental, berkedut dan kejang-kejang. 

Sebenarnya tubuh manusia memiliki kemampuan melindungi diri terhadap keracunan sianida ini dengan cara mendetoksifikasinya menjadi ion tiosianat yang relatif kurang beracun.

Detoksifikasi ini berlangsung dengan perantaraan enzim rodanase yang terdapat di dalam jaringan, terutama hati. Namun demikian, sistem enzim rodanase ini bekerja sangat lambat sehingga keracunan masih dapat timbul. 

Menurut WHO, sianida dapat berasal dari berbagai sumber. Yang alami di antaranya adalah singkong dan kacang almond. Selain itu dalam kehidupan sehari-hari, sianida juga terkandung di asap rokok, plastik hingga racun tikus.  

Terkait cara memperoleh, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Koesmedi Priharto menjelaskan kepada media bahwa sianida tak diperjualbelikan secara bebas meskipun bisa diperoleh di toko kimia. 

Toko kimia juga rupanya tak bisa sembarangan menjual sianida dan hanya bisa memberikannya pada pembeli yang mengantongi izin. — Rappler.com

 

BACA JUGA: 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!