Mereka yang hadir di Simposium Nasional ’65

Febriana Firdaus

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Mereka yang hadir di Simposium Nasional ’65
Ada nama Todung Mulya Lubis hingga Abraham Lunggana

JAKARTA, Indonesia—Simposium Nasional ’65 diselenggarakan pada 18-19 April di Hotel Aryaduta. Selama dua hari, sekitar 200 peserta akan membahas tragedi pembantaian massal tahun 1965 dari perspektif kesejarahan. 

Sejarah apa yang hendak diluruskan? 

Dalam lintasan hidup bangsa Indonesia, tahun 1965 mengingatkan kita akan sejarah peristiwa Gerakan 30 September 1965 yang telah lebih dari setengah abad berlalu. Peristiwa tersebut secara faktual terdiri dari dua aksi. 

Aksi pertama ditandai dengan penculikan perwira Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Darat pada tanggal 1 Oktober 1965 sekitar pukul 03:00 pagi dan jenazahnya ditemukan dalam sebuah sumur tua di daerah Lubang Buaya, Jakarta Timur. 

Aksi kedua yang merupakan tahap berikut dari tragedi 1965 adalah operasi pengejaran bukan saja oleh TNI tetapi juga meluas menjadi konflik horizontal di beberapa daerah yang menyebabkan jatuhnya korban dari eks-anggota PKI dalam jumlah besar. 

Beberapa pimpinan PKI diadili dan dijatuhi hukuman melalui Sidang Mahkamah Militer Luar Biasa.

Namun, belasan ribu orang lainnya dibuang, dipenjara dan disiksa tanpa proses pengadilan atau diberi kesempatan untuk melakukan pembelaan diri dan langsung mengalami penahanan untuk jangka waktu yang lama yang dikenal dengan istilah tahanan politik. 

Tidak saja perampasan hak dasar warga negara dialami oleh para tahanan politik dalam bentuk penahanan tanpa pengadilan tetapi perampasan hak dasar terjadi bagi warga negara yang diindikasikan sebagai bekas anggota PKI dalam berbagai bentuk diskriminasi dan stigmatisasi dalam masyarakat, pelarangan terhadap banyak karya intelektual, serta rasa takut menyebar karena bahkan hanya dengan membicarakannya orang berisiko terkena stigma. 

Pertemuan ini akan membicarakan keresahan-keresahan dan tudingan yang selama ini tidak pernah dibicarakan dalam satu meja, oleh pelaku dan korban. 

Simposium akan dibagi menjadi empat sesi setiap harinya. Sehingga total, terdapat delapan sesi dengan topik yang berbeda-beda. 

Lalu siapa saja yang diundang? 

Ada enam kriteria undangan. 

  1. Kementerian/Lembaga 
  2. Individu 
  3. Organisasi Masyarakat 
  4. Partai Politik 
  5. Universitas 
  6. Media 

Berikut sebagian nama-nama yang disebut akan hadir: 

  • Abdurrahman Saleh 
  • Amidhan (Majelis Ulama Indonesia)
  • Arief Rahman Hakim
  • Azyumardi Azra
  • Din Sjamsuddin
  • Franz Magnis-Suseno
  • Goenawan Muhamad
  • Hesri Setiawan 
  • Ilham Aidit
  • Salahuddin Wahid 
  • Philips Vermonte
  • Romo Benny Susetyo
  • Sinta Nuriyah 
  • Todung Mulya Lubis
  • Abraham Lunggana 
  • Bedjo Untung 
  • Dahnil Anzar Simanjuntak 
  • Dolorosa Sinaga 
  • Haris Azhar (KontraS) 
  • Gusdurian 
  • GP Ansor 
  • Try Sutrisno 
  • Nursyahbani Katjasungkana 
  • Eva Kusuma Sundari
  • Ulil Abshar Abdalla 
  • Komaruddin Hidayat 
  • Soekmawati Soekarno Putri

—Rappler.com

BACA JUGA

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!