5 momen paling berpengaruh sepanjang sejarah Olimpiade

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

5 momen paling berpengaruh sepanjang sejarah Olimpiade

AFP

Kira-kira momen bersejarah apa yang akan terjadi di Olimpiade Rio 2016 kali ini?

JAKARTA, Indonesia — Sebagai turnamen olahraga terbesar di dunia, Olimpiade selalu memiliki momen-momen terbaiknya dalam setiap penyelenggaraannya.

Dalam beberapa tahun terakhir saja, berbagai macam rekor dipecahkan oleh para atlet yang berlaga di ajang 4 tahunan ini.

Dalam Olimpiade Beijing 2008, perenang asal Amerika Serikat, Michael Phelps, berhasil melampaui rekor atlet renang sebelumnya, Mark Spitz. Phelps memboyong 8 medali emas di Olimpiade Beijing dengan lima emas, di antaranya adalah nomor individu; dan lima di antaranya dengan pemecahan rekor dunia

Nama pelari asal Jamaika, Usain Bolt, turut melejit pada Olimpiade Beijing setelah memecahkan rekor dunia sekaligus memborong 3 medali emas. 

Namun Olimpiade bukan hanya tentang gegap gempita. Pada Olimpiade London 2012, misalnya.

Tim bulu tangkis ganda putri Indonesia harus mencatatkan namanya dalam sejarah kelam karena didiskualifikasi bersama 3 pasangan ganda putri lainnya. Mereka dianggap sengaja kalah agar terhindar dari lawan yang lebih berat di babak selanjutnya.

Sejak Olimpiade modern diselenggarakan pada 1896, ada beberapa momen yang paling mempengaruhi Olimpiade hingga menjadi seperti sekarang. Berikut 5 di antaranya:

Olimpiade Paris 1900: Pertama kalinya atlet putri berpartisipasi di Olimpiade

Nicola Adams (kiri) membuat Inggris berhasil meraih medali emas pertamanya dalam cabang olahraga tinju perempuan pada Olimpiade London, 9 Agustus 2012. Foto dari olympic.org

Sejak dimulainya Olimpiade kuno pada tahun 776 sebelum Masehi, hingga perhelatan Olimpiade modern pertama dilaksanakan pada 1896, hanya para pria yang dapat berpartisipasi sebagai peserta.

Baru pada Olimpiade Paris 1990, sejumah 22 orang perempuan berkompetisi dalam lima cabang olahraga; yaitu tenis, berlayar, kriket, menunggang kuda, dan golf. Pada saat itu, total seluruh atlet yang berpartisipasi mencapai 997 orang.

Saat ini, Komite Internasional Olimpiade (IOC) telah berkomitmen untuk memberlakukan kesetaraan gender.

Dalam Perjanjian Olimpiade Bab 1 Pasal 2.7 tertulis bahwa salah satu peran IOC adalah, “Mendorong dan mendukung partisipasi perempuan dalam olahraga di berbagai level dan mengimplementasikan prinsip-prinsip kesetaraan laki-laki dan perempuan”.

Dengan tambahan nomor putri di cabang olahraga tinju, London 2012 menjadi Olimpiade pertama di mana seluruh cabang olahraga memiliki nomor khusus putri. Di Olimpiade tersebut, 44% dari seluruh atlet yang berpartisipasi adalah perempuan.

Olimpiade Antwerp 1920: Pertama kalinya bendera Olimpiade dikibarkan

Bendera Olimpiade berlambang 5 cincin pertama kali dikibarkan pada Olimpiade Antwerp di Belgia, 1920. Foto dari olympic.org

Meskipun simbol Olimpiade telah dibuat sejak 1914, benderanya baru dikibarkan untuk pertama kalinya di Olimpiade Antwerp, Belgia, pada 1920.

Simbol Olimpiade yang juga dikenal dengan sebutan cincin Olimpiade itu terdiri dari 5 buah cincin yang saling berkait.

Cincin-cincin tersebut melambangkan kesatuan dari 5 benua yang ada di bumi dengan warna yang berbeda merepresentasikan benua yang berbeda, dengan latar berwarna putih yang membentuk bendera Olimpiade.

Olimpiade Berlin 1936: Siaran televisi pertama untuk Olimpiade

Bendera-bendera negara peserta Olimpiade berkibar di Berlin tahun 1936. Foto dari olympic.org

Olimpiade musim panas 1936 di Berlin, Jerman, merupakan Olimpiade pertama yang disiarkan di televisi, namun hanya ke televisi lokal. Olimpiade pertama yang disiarkan secara internasional dimulai pada Olimpiade Roma 1960.

Jumlah penonton di televisi terus meningkat sejak 1960 hingga kini. Hal ini dipicu oleh meluncurnya satelit penyiaran secara langsung pada 1964 serta mulai adanya televisi berwarna pada 1968.

Jumlah penonton pada Olimpiade Meksiko 1968 mencapai 600 juta, sementara di Olimpiade Los Angeles 1984, jumlah penonton mencapai 900 juta.

Jumlah penonton meningkat tajam saat Olimpiade Barcelona 1992 yang mencapai 3,5 miliar penonton.

Olimpiade Melbourne 1956: Terjadi pemboikotan masal

Atlet kano asal Swedia, Gert Fredriksson, memamerkan medali yang ia raih di Olimpiade Melbourne 1956 kepada para penggemarnya. Foto dari olympic.org

Dalam Olimpiade di Melbourne, Australia, pada 1956, setidaknya terdapat 3 gerakan pemboikotan.

Belanda, Spanyol, dan Swiss menolak untuk berpartisipasi dalam Olimpiade karena adanya penindasan terhadap pemberontak Hongaria oleh Uni Soviet.

Kamboja, Mesir, Irak, dan Lebanon memutuskan untuk memboikot Olimpiade Melbourne1956 karena krisis di Terusan Suez.

Sementara Republik Rakyat Tiongkok tidak mengirimkan atletnya karena Taiwan diperbolehkan untuk berpartisipasi dengan nama Republik Tiongkok.

Olimpiade Barcelona 1992: Pasca Perang Dingin, banyak negara baru yang berpartisipasi

Atlet tunggal putri bulu tangkis, Susi Susanti, memberi medali emas pertama bagi Indonesia pada Olimpiade Barcelona 1992.  Foto dari olympic.org

Olimpiade 1992 di Barcelona, Spanyol, menjadi titik baru bagi sejarah dunia. Perang Dingin baru saja usai, Uni Soviet telah terpecah, dan banyak negara-negara baru yang bermunculan dan turut berpartisipasi dalam Olimpiade.

Afrika Selatan juga baru saja menyelesaikan konflik aparteidnya, sehingga banyak atlet baru yang bermunculan.

Selain itu, untuk pertama kalinya setelah Perang Dunia II, Jerman bertanding di bawah satu bendera setelah sebelumnya terpisah antara Jerman Barat dan Jerman Timur.

Di samping itu, setelah pemboikotan oleh negara-negara barat pada 1980, Blok Timur pada 1984, serta beberapa negara komunis pada 1988, akhirnya di Olimpiade Barcelona 1992 benar-benar bebas dari pemboikotan.

Kira-kira momen bersejarah apa yang akan terjadi di Olimpiade Rio 2016 kali ini? —Rappler.com

Baca laporan Rappler tentang Olimpiade 2016:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!