Atlet renang AS minta maaf telah berbohong soal perampokan di Rio

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Atlet renang AS minta maaf telah berbohong soal perampokan di Rio

EPA

Ryan Lochte mengaku ia dan rekan-rekannya dirampok di bawah todongan senjata, tapi ternyata mereka bohong

JAKARTA, Indonesia — Sepanjang kariernya, atlet renang asal Amerika Serikat, Ryan Lochte, adalah peraih 12 medali Olimpiade.

Pada Olimpiade Rio 2016 ini ia memenangkan medali emas di nomor relay gaya bebas 4×200 meter putra, tapi namanya kini lebih dikenal karena kisah perampokan, yang ternyata adalah sebuah kebohongan.

Lochte dan tiga atlet renang Amerika Serikat lainnya, yaitu Jack Conger, Gunnar Bentz, dan James Feigen, mengklaim kepada media negaranya, bahwa mereka telah dirampok di bawah todongan senjata beberapa jam usai pertandingan renang terakhir di kota Rio de Janeiro, Brasil.

Berita tersebut tersebar secara global, utamanya di Negeri Paman Sam. Kabar ini semakin menyudutkan Brasil sebagai tuan rumah yang sejak awal dipandang pesimis untuk menyelenggarakan ajang olahraga terbesar seperti Olimpiade, mengingat negara tersebut sedang dilanda resesi dan meningkatnya tingkat kriminalitas.

(BACA: Survei: 50% warga Brasil tolak Olimpiade Rio 2016)

Namun, setelah melakukan penyelidikan, polisi dan tim investigasi Brasil tidak menemukan bukti yang mendukung kisah Lochte dan kawan-kawan. 

Kisah ini menjadi semakin dramatis ketika video keamanan memperlihatkan para atlet melakukan vandalisme di sebuah pom bensin, yang berujung pada konflik antara mereka dengan pegawai pom bensin tersebut.

Video itu memperlihatkan salah satu atlet renang menarik sebuah papan tanda dari tembok dan menjatuhkannya. Para pegawai pom bensin yang mengecek kerusakan menyatakan atlet-atlet AS itu merusak pintu kamar mandi, tempat sabun, serta cermin. 

Diceritakan bahwa para atlet itu mabuk — satu-satunya bagian dari cerita mereka yang sejak awal bukanlah kebohongan — dan mencari kamar mandi. Namun, kamar mandi di pom bensin itu dikunci dan mereka membukanya secara paksa.

Seorang petugas polisi yang identitasnya disembunyikan, karena investigasi ini masih berlangsung, menyatakan dua petugas keamanan mengarahkan pistol kepada para atlet. 

Ketua Polisi Sipil, Fernando Veloso, menyatakan bahwa para petugas keamanan tidak menggunakan kekerasan berlebihan dan tindakan mereka bisa dibenarkan karena para atlet menunjukkan perilaku kekerasan.

Veloso juga menceritakan bahwa seorang petugas pom bensin memanggil polisi, tapi para atlet memilih pergi dan mereka membayar 100 real Brasil serta AS$20 atau total sekitar 700 ribu rupiah. 

(BACA: Perenang Olimpiade AS Ryan Lochte dirampok saat naik taksi di Rio)

Sebelum kisah ini terbongkar, Lochte telah kembali ke AS, sementara Conger dan Bentz sempat dicegat di bandara — dan setelah diinterogasi akhirnya menyatakan Lochte berbohong — walau kini telah kembali ke negaranya. 

Di sisi lain, Feigen masih berada di Rio dan tengah berusaha mendapatkan kembali paspornya yang disita pihak berwajib. 

Netizen mengecam keras kebohongan ini, dan #LochteGate menjadi tren di Twitter dengan sindiran dan keluhan seputar perilaku Lochte dan teman-temannya.

Lochte meminta maaf

Setelah menjadi perbincangan global dan disorot oleh media mancanegara, Lochte akhirnya meminta maaf.

Ia meminta maaf atas sikap yang ia tunjukkan dan mencemari Olimpiade Rio.

 

A photo posted by Ryanlochte (@ryanlochte) on Aug 19, 2016 at 7:11am PDT

“Saya ingin meminta maaf atas perilaku saya pada akhir pekan lalu — karena tidak lebih berhati-hati dan berbicara spontan saat menjelaskan apa yang terjadi pada malam itu,” kata Lochte dalam sebuah post di akun media sosial Instagram-nya.

Ia tidak menjelaskan lebih rinci apa yang sebenarnya terjadi pada malam itu, atau mengklarifikasi bagian mana yang benar atau tidak dari pernyataannya sebelumnya. Namun ia tetap bersikukuh mengatakan bahwa ada sebuah pistol yang ditodongkan kepadanya agar ia menyerahkan sejumlah uang.

“Ini sangat traumatis, bepergian larut malam bersama teman-temanmu di sebuah negara asing — dengan perbedaan bahasa — dan ada orang asing yang menodongkan pistol ke arahmu dan meminta uang agar kamu dibebaskan,” ujarya.

Ia menyesali perbuatannya dan berharap apa yang ia lakukan tidak mengganggu fokus para atlet lain yang sedang berkompetisi di Olimpiade.

Lochte mengatakan sengaja menunda memberikan pernyataan pribadinya hingga masalah hukum kasus ini sudah terang dan hingga kawan-kawannya yang terlibat sudah tiba di negara mereka kembali. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!