Kapolri Tito Karnavian akui kepercayaan publik pada Polri masih rendah

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kapolri Tito Karnavian akui kepercayaan publik pada Polri masih rendah
“Saya melihat bahwa kepercayaan publik kepada Polri ini ironis.”

JAKARTA, Indonesia – Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian mengakui jika kepercayaan publik terhadap lembaga yang dipimpinnya saat ini masih sangat rendah.

“Saya melihat bahwa kepercayaan publik kepada Polri ini ironis,” kata Tito dalam acara “100 Hari Program Prioritas Kapolri” yang berlangsung di Mabes Polri, Selasa, 11 Oktober 2016.   

Tito mengatakan turunnya kepercayaan publik kepada Polri ini dimulai sejak Polri dipisahkan dari ABRI (sekarang TNI). Sejak itu tingkat kepercayaan dan kepuasan publik terhadap kinerja Polri terus melorot.

Melorotnya kepercayaan publik kepada Polri, Tito melanjutkan, bisa dilihat dari beberapa hasil survei dalam beberapa tahun terakhir. “Selama 16 tahun kita melihat tren kepercayaan publik justru menurun,” kata Tito.

Dalam beberapa hasil survei bahkan ada yang menyebut Polri sebagai lembaga yang paling tidak dipercayai publik bersama DPR dan Kejaksaan. “Bahkan ada survei yang menyebut Polri sebagai lembaga terkorup,” kata Tito.

Tito mengatakan, terlepas dari faktor subjektif hasil survei-survei tersebut,  pihaknya tetap menjadikannya sebagai  bahan untuk mengevaluasi kinerja lembaganya.  

Beberapa faktor yang menurut Tito menjadi penyebab menurunnya kepercayaan publik kepada Polri adalah perilaku koruptif di Kepolisian, arogansi, dan budaya kekerasaan berlebihan. “Ini faktor kultural yang harus diperbaiki,” kata Tito.

Saat ini, untuk mendongkrak kembali kepercayaan publik, Tito telah mencanangkan program bernama Profesional, Modern, dan Terpercaya (Promoter).

Tito mengakui progress dari program ini belum terlihat signifikan. Namun ia memastikan program ini terus digalakkan sampai kepercayaan publik terhadap Polri kembali pulih. “Kata kuncinya adalah public trust,” kata Tito. 

Selain program “Promoter”, Tito juga menata ulang manajemen media. Hal ini dilakukan agar polisi-polisi yang baik mendapatkan ekspos yang cukup. “Ada 400 ribu anggota polisi baik tapi tidak termonitor oleh media” kata Tito. —Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!