‘Garuda Superhero’ babak belur

Ibrahim Musa

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

‘Garuda Superhero’ babak belur
Ulasan 'Garuda Superhero' undang gelak tawa dari penonton. Garuda belum pantas menjadi superhero kebanggaan Indonesia.

Saat Indonesia dalam genggaman jahat, apa yang harus kita lakukan?

Mungkin jawaban yang tepat adalah membuat sebuah film pahlawan super dan ramai-ramai mengoloknya. Alih-alih menjadi sebuah pahlawan nasional yang dibanggakan, Garuda Superhero dihajar habis-habisan oleh pengguna media sosial Indonesia.

Sejak trailer pertama muncul di YouTube, banyak yang sudah pesimis. Hal utama yang disorot calon penonton adalah penggunaan computer-generated imagery (CGI) yang jauh dari harapan. Sebuah ulasan di duniaku.net mengatakan, “penggunaan CGI yang ‘setengah jadi’, ‘memaksa’ sekelas ‘iklan TV’ dan ‘bikin sakit mata’.” 

Jangan bandingkan Garuda Superhero dengan film superhero buatan Hollywood, dong, karena memang tak sebanding.

Buat yang penasaran, Garuda Superhero, adalah, seperti namanya, sebuah film tentang pahlawan asal Indonesia yang menyelamatkan bumi dari ancaman alien dan asteroid raksasa. Bara, yang diperankan oleh L-Men of The Year 2012 Rizal Al Idrus, bertransformasi menjadi Garuda untuk melawan aura jahat yang ingin menghancurkan Indonesia.

Tapi, cukup review dari saya karena, jujur, saya belum menonton filmnya secara utuh. Baru menonton trailer 4 menit di YouTube (bisa ditonton langsung di atas). Itu pun sudah lebih dari cukup buat saya untuk tidak menahan tawa. 

Review terbaik, menurut saya, datang dari seorang pengguna Twitter bernama Ryu Deka (@ryudeka), yang mengupas tuntas kulit kacang Garuda, eh maksudnya, film Garuda Superhero, dari awal sampai akhir, Tentunya disisipi dengan penyedap yang membuat kacang Garuda, eh maaf lagi, maksudnya Garuda Superhero, semakin sedap untuk dinikmati.

Tak perlu keluarkan uang untuk menonton di bioskop, dengan membaca kultwit @RyuDeka sebanyak 79 tweet, dijamin sudah ngakak terguling-guling.

Berikut beberapa tweet-nya yang cukup “keras”, lebih keras daripada pukulan si Garuda.

  

 

Untuk lengkapnya, silakan kunjungi tautan Chirpstory di sini. 

Jangan sedih, itu baru ulasan dari satu orang. Bagaimana dengan reviewer lainnya? Berikut cuplikannya:

Rangga Adhitia tampak sedih dengan masa depan film superhero karya anak bangsa:

“’Garuda Superhero’ ini bisa dikatakan dibuat oleh orang sinting dan punya nyali sebesar asteroid yang katanya bakal menghajar bumi di filmnya, well untuk niatnya menghidupkan lagi genre pahlawan super lokal, saya bisa hargai itu, tapi melihat hasilnya saya tidak bisa membohongi diri sendiri, menyedihkan.

… 

Perlu sebotol bir dingin nantinya agar bisa menetralisir kesedihan tersebut.” 

Lagi, efek CGI yang digadang-gadang mengharumkan nama bangsa, sebaliknya menjadi bumerang untuk kru film itu sendiri, menurut Shandy Gasella. Skenarionya? Jangan tanya. 

“Persiapan 10 tahun untuk memproduksi film ini sungguh sebuah waktu yang teramat panjang, dan itu tak termanfaatkan dengan baik. Saya hampir tak percaya bahwa film ini memiliki skenario sungguhan. Jalan cerita yang lemah, set up yang gagal bahkan untuk sekadar menghadirkan babak pertama yang lumayan menarik saja tak tercapai. Karakter-karakternya karikatural, dan seakan semua itu belumlah terdengar seperti bencana, sampai sutradara —namanya X. Jo — memperparah keamburadulan film ini dengan teknik penyutradaraan yang tak main-main acak-kadutnya. 

Bagaimana dengan reaksi kawan-kawan di Twitter?

Sudah cukup terpuaskan? Atau masih penasaran ingin nonton langsung? —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!