PDI-P: Abraham Samad bermain dengan api

Handoko Nikodemus

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

PDI-P: Abraham Samad bermain dengan api

AFP

Apakah Samad benar-benar adil dalam melaksanakan tugas KPK? Atau penetapan Budi Gunawan sebagai tersangka hanya menyelesaikan dendam politiknya?

JAKARTA, Indonesia (UPDATED) — Wakil Sekretaris Jenderal PDI-Perjuangan, Hasto Kristiyanto, akhirnya membuka suara, Rabu (22/1). 

Melihat perkembangan kasus yang terjadi antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan calon Kepala Kepolisian RI (Kapolri) Komjen Budi Gunawan yang semakin memanas, Hasto mengatakan bahwa ada dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan seorang komisioner KPK.

Dalam konferensi pers yang digelar di Jalan Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, pada Rabu pagi, Hasto membeberkan sepak terjang Ketua KPK Abraham Samad dalam pemilihan umum presiden 2014 lalu.

“Kami prihatin pada situasi krisis di mana terjadi ketegangan antara lembaga Presiden, DPR, Polri, dan KPK,” kata Hasto.

Pada Selasa (21/1), Hasto mengatakan bahwa pihaknya telah menyampaikan aduan publik pada KPK terhadap dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan Samad.

“Kita tahu, sprindik saja bisa bocor, ada info bocor. Lalu muncul ‘Rumah Kaca Abraham Samad’. Setelah dikonfirmasi ke Abraham Samad terhadap kebenaran cerita itu, dia katakan itu fitnah,” terang Hasto.

Yang dimaksud dengan “Rumah Kaca Abraham Samad” adalah sebuah tulisan di blog Kompasiana yang diterbitkan pada 17 Januari 2015. Tulisan tersebut mengingatkan “betapa bahayanya KPK sebagai lembaga publik yang paling dipercaya bila dijadikan alat politik oleh Abraham Samad.”

“Apakah Samad benar-benar adil dalam melaksanakan tugas KPK, apakah itu hanya pada memenuhi investasi politiknya sekaligus menyelesaikan dendam politiknya?”

–Sawito.

Sawito Kartowibowo, yang belum dapat dikonfirmasi apakah menggunakan nama asli atau samaran, mengatakan bahwa penetapan Budi Gunawan sebagai tersangka kasus korupsi dijadikan motif politik oleh Samad karena gagal mendapatkan posisi sebagai calon wakil presiden Joko “Jokowi” Widodo saat Pilpres 2014 lalu.

Apakah Samad benar-benar adil dalam melaksanakan tugas KPK, apakah itu hanya pada memenuhi investasi politiknya sekaligus menyelesaikan dendam politiknya?” tulis Sawito.

Tulisan itu juga menjelaskan ada 6 pertemuan yang dilakukan oleh Samad dengan anggota PDI-P saat lobi wakil presiden tahun lalu di sebuah apartemen mewah di bilangan SCBD, Jakarta Selatan.

Samad diduga melanggar kode etik sebagai Ketua KPK bila terbukti benar melakukan rangkaian pertemuan politik dengan perwakilan PDI-P.

Dalam konferensi persnya, Hasto membenarkan isi tulisan di blog “Rumah Kaca Abraham Samad”.

“Saya ingin katakan cerita di ‘Rumah Kaca Abraham Samad’ adalah benar,” ungkap Hasto. “Memang terjadi pertemuan PDI-P maupun partai politik lainnya yang usung Jokowi. Saya sendiri jadi bagian dan saksi ketika pertemuan dilakukan.”

Ia melanjutkan, “Jawaban cerita itu fitnah adalah tidak betul. Itu kebenaran yang juga harus dipertanggungjawabkan.”

“Pada 19 Mei 2014, sebelum batas akhir pencalonan capres, secara resmi Jusuf Kalla menjadi calon wapres,” kata Hasto. 

“Malam hari, saya ditugaskan untuk ketemu Abraham Samad. Mohon maaf, saya sampaikan. Dia sampaikan, saya tahu. Saya lakukan penyadapan, dan yang menyebabkan saya gagal adalah saudara BG [Budi Gunawan],” ucap Hasto menirukan perkataan Samad.

Hasto mengatakan bahwa ia menangkap ungkapan kecewa dalam nada Samad malam itu.

Ia juga mendorong Samad untuk jujur dan mengakui pertemuan-pertemuan itu. Ia merekomendasikan KPK untuk membentuk komite etik dan menindaklanjuti kasus ini.

“Politisasi ini menyebabkan konsentrasi lembaga yang dipercaya jadi kurang. Kita himbau untuk mengedepankan supremasi hukum dan kenegarawanan untuk selesaikan kemelut hukum yang kita hadapi untuk pencalonan dan penetapan Kapolri,” kata Hasto.

Hasto juga mengajak rakyat Indonesia untuk berpikir jernih dan melihat kasus ini dengan bening. “Bedakan dan tarik garis pembatas. Kewenangan KPK yang besar disalahgunakan oknum dan bisa digoda kepentingan karena mau jadi Cawapres,” tuturnya. 

Hasto Kristiyanto menggunakan masker dan topi hitam, seperti yang biasa dikenakan Abraham Samad saat bertemu dengan pihak PDI-P. Foto oleh Handoko Nikodemus/Rappler

Kronologi pertemuan Abraham Samad dan PDIP di Apartemen

Selepas konferensi pers di Cemara, Wakil Sekretaris Jenderal PDI-Perjuangan, Hasto Kristiyanto mengajak awak media ke apartemen The Capital di Pacific Place, Jakarta Selatan.

Ia menjelaskan kronologis di apartemen sebagai berikut:  

  • Awal 2014, PDI-P mendapat tawaran dari salah satu tim sukses seorang oknum yang hanya disebut sebagai D1, untuk mengadakan pertemuan dengan Samad. Hasto mengatakan, pertemuan itu akan membahas hal-hal strategis.
  • Kemudian terjadi pertemuan pertama, Hasto memutuskan untuk datang. “Saya datang di lobi depan kemudian dijemput naik lift ke satu ruangan. Saya bersama satu orang yang sangat dikenal kredibilitasnya sebagai saksi sekaligus. Di situ sudah menunggu Pak AS (Abraham Samad),” katanya. Hasto masih ingat betul, di meja Samad ada buah. “Kami dipersilahkan minum dan makan buah-buahan karena kami tegang juga, ternyata Pak AS bisa ditemui juga,” katanya. Dalam pertemuan pertama itu, kata Hasto, Samad menyatakan hubungan yang baik, buktinya sudah memberi bantuan sebelumnya. “Setelah pertemuan itu maka terbukti saudara D1 bisa menunjukkan suatu momentum yang baik dengan bisa mempertemukan dengan AS. Setelah itu beliau rajin hubungi kami dan memohon supaya AS bisa mengikuti calon presiden,” katanya.
  • Pertemuan kedua, Samad tak sendiri. “Ada yang menyertai beliau, yaitu orang yang berinisial D2 yang berasal dari unsur yang menjadi sahabat beliau,” kata Hasto. Di pertemuan, topik pembicaraan lebih jauh lagi. “Untuk memajukan bangsa ini, maka posisi cawapres sangat strategis. Saya juga menyampaikan ke saudara Jokowi terhadap pertemuan-pertemuan tersebut, mengingat ini soal strategis maka saya harus melaporkan,” katanya.
  • Setelah itu ada pertemuan-pertemuan selanjutnya. Ada pertemuan ke-3 di tempat terbuka untuk publik, tapi komunikasi intens terus berjalan. “Sehingga saat pertemuan di Yogya dilkakukan suatu skenario, di mana Pak AS bisa ketemu dengan Pak JKW di airport, di ruang blue sky,” katanya. Pertemuan itu, kata Hasto, sebenarnya sudah dirancang.
  • PDI-P juga merancang pertemuan di hotel bintang lima untuk bicara hal-hal strategis.
  • Setelah itu, juga ada pertemuan dengan Pak A.M. Hendropriyono dan menteri yang jadi kabinet kerja.
  • Pertemuan terakhir  terjadi pada 19 Mei 2014, ketika batas akhir penetapan calon presiden. Pada hari itu, PDI-P menyampaikan pada Samad bahwa Jokowi telah mengadakan pertemuan dengan ketua umum partai. Hasilnya, Jusuf Kalla resmi jadi pendamping atau calon wakil presiden. Saat itulah keluar pernyataan kekecewaan Samad yang dimaksud dalam tulisan “Rumah Kaca Abraham Samad”.

Usai membeberkan pertemuan antara PDI-P dan AS itu, Hasto mengaku berat hati. “Tapi bagaimana pun juga kebenaran harus ditegakkan. Kami enggak mau melawan institusi, tapi justru kami mau menyelamatkan KPK, dengan kewenangan yang begitu besar, tapi teryata bisa juga disalahgunakan,” katanya.

 

KPK usut pertemuan Samad & PDI-P

Komisi Pemberantasan Korupsi menyatakan akan mengusut dokumen-dokumen terkait pernyataan Hasto tersebut.

“Kalau (yang) disampaikan ternyata benar, ya tentu kami harus melihat sejauh mana dokumen soal rekam jejak itu, apalagi ini adalah lembaga KPK, meskipun yang terlibat ketua KPK, tentu KPK (akan) terlibat di sana,” kata Deputi Pencegahan KPK Johan Budi di Jakarta, Kamis, (22/1).

Namun Johan Budi mengingatkan, tidak boleh ada upaya untuk mendeskreditkan personal, termasuk Abraham Samad. “Siapa pun boleh melakukan apa pun asal jangan sampai dalam rangka mendeskritkan orang,” kata Johan.

Mantan timses Jokowi bicara soal Samad

Soal Samad, Menteri Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto membenarkan bahwa Ketua KPK itu masuk dalam bursa calon wakil presiden. “Ketika tim 11 dibentuk oleh Bu Mega (Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri) dalam satu pertemuan di Yogyakarta, kalau tidak salah bulan Februari, ada 7 nama kandidat cawapres yang diusulkan, salah satunya Abraham Samad,” katanya.

Tapi ia tak menyebut soal pertemuan-pertemuan yang dilakukan Samad dengan PDI-P seperti yang diungkap oleh Hasto. –Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!