Jenasah AirAsia QZ8501 ditemukan di perairan Sulawesi

Mansyur Rahim

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Lokasi pesawat jatuh sekitar 100 mil dari Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Namun jenasah terbawa arus hingga Perairan Majene, Sulawesi Selatan.

Serpihan pesawat AirAsia QZ8501 dan barang penumpang, saat ditemukan di Perariran Majene, Sulawesi Barat. Foto oleh Mansyur Rahim/Rappler

MAKASSAR, Indonesia (UPDATED) – Satu lagi jenasah penumpang pesawat AirAsia QZ8501 ditemukan. Kali ini bukan di sekitar Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Melainkan di perairan Majene, Sulawesi Barat. Jenasah kemudian dikenali sebagai Saiful Rakhmad, teknisi pesawat. 

Penemuan jenasah korban AirAsia itu diawali dengan temuan sejumlah barang dan bagian dari AirAsia QZ8501 oleh nelayan Majene. Dalam penemuan itu, Selasa, (27/1), nelayan menemukan dudukan kursi pesawat di perairan Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah, dan sebuah tas milik Andri Wijaya Poo, 37 tahun, di perairan Sendana, Kabupaten Majene.

Keesokan harinya, Rabu, (28/1), kira-kira pukul 8 pagi, nelayan menemukan sebuah jenasah mengapung di perairan Pamboang, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. Jenasah yang ditemukan dalam kondisi mengenaskan itu kemudian dibawa ke Makassar menggunakan ambulans dan tiba di RS. Bhayangkara, Makassar sekira pukul 8.15 malam, Waktu Indonesia Tengah (WITA) 

Tak lama berselang, mobil Basarnas dengan plat DD 8191 AB tiba dengan membawa sejumlah temuan yang di antaranya adalah serpihan dan dudukan kursi yang diduga bagian dari pesawat AirAsia QZ8501. 

Dari identitas yang ditemukan, korban bernama Saiful Rakhmad yang diketahui sebagai teknisi pesawat nahas itu. Kepala Kantor Basarnas Roki Azikin memastikan hal tersebut. “Kami sudah konfirmasi ke AirAsia, dan benar ada engineering itu dan masuk dalam manifes pesawat,” ungkapnya, Rabu, (28/1) malam.

Penemuan dua jenasah lain menyusul

Setelah penemuan jenasah teknisi pesawat tersebut, kemudian menyusul ditemukannya tubuh jenasah lain. Kali ini bernama Joe Jong Fei.

Joe kemudian teridentifikasi sebagai warga Taman Kendang Sari, Surabaya, Jawa Timur. Jenasah Joe ditemukan oleh seorang nelayan bernama Abdul Rahmad di perairan Batu Tuku, Desa Onang, Majene. 

Menyusul penemuan 2 jenazah itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majene memutuskan untuk menggelar rapat darurat pada 28 Januari malam.

Hasil pertemuan antara pihak Pemkab, Kapolres, Basarnas, Badan Penanggulan Bencana Daerah, dan Dinas Kesehatan itu memutuskan akan melakukan penyisiran sepanjang pesisir pantai Kabupaten Majene.

Kemudian pukul 9 pagi Waktu Indonesia Tengah, Tim Pemerintah Kabupaten beserta Kapolres, Basarnas, Badan Nasional Penanggulan Bencana,  dan Dinas Kesehatan berkumpul di Dermaga Pelabuhan Majene dan mulai melakukan penyisiran sepanjang pesisir pantai Kab. Majene. Sekitar pukul 10.30, tim  mendapat laporan penemuan jenasah oleh nelayan. 

Penemuan itu berupa jenasah yang sulit diidentifikasi karena tak utuh lagi.

Jenasah ketiga ini ditemukan di laut sekira 4 mil dari pantai Baturoro oleh 3 (tiga) nelayan yaitu; Hariyadi (18 thn), Rizal (26thn) dan Asri (30 thn). Ketiga nelayan ini berasal dari Dusun Baturoro, 70-an km dari Kota Majene.

Pemkab Majene mengapresiasi bantuan masyarakat ini dan akan memberi penghargaan namun belum menentukan dalam bentuk apa. “Kami sangat mengapresiasi bantuan masyarakat, bentuk penghargaannya belum kami putuskan karena masih menunggu Bupati pulang.” Ungkap Drs. H Fahmi Massiara , MH, Wakil Bupati Majene. Saat ini Bupati Majene mengikuti pertemuan dengan Jokowi, di Depok. 

Pemkab Majene berharap masyarakat terus membantu melakukan pencarian atau melaporkan penemuan terkait jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501 ini mengingat kemungkinan masih adanya korban yang berada di sekitar perairan Majene. -Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!