Puluhan penyerang Az Zikra ditetapkan sebagai tersangka

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Puluhan penyerang Az Zikra ditetapkan sebagai tersangka

AFP

Menyusul penyerangan terhadap perumahan Islam Bukit Az Zikra, Kepolisian Resor Bogor menetapkan 34 orang sebagai tersangka.

JAKARTA, Indonesia — Para penyerang Perumahan Islam Az Zikra di Sentul ditetapkan sebagai tersangka oleh Kepolisian Resor Bogor. 

“Tersangka ada 34 orang, mereka memenuhi unsur melakukan tindak pidana pemukulan secara bersama-sama kepada satu orang warga Perumahan Bukit Az Zikra yang merupakan kepala keamanan majelis zikir pimpinan Ustaz Arifin Ilham,” kata Kepala Kepolisian Resor Bogor AKBP Sonny Mulvianto Utomo kepada Kantor Berita Antara, Jumat, 13 Februari 2015. 

Menurut Sonny, dari 38 orang penyerang, hanya 34 orang yang memenuhi unsur pidana penganiayaan. 

Kepala keamanan yang dimaksud oleh Sonny adalah Faisal. Dia mengalami luka di bibir dan pipi karena dipukuli oleh para penyerang. 

(BACA: Konflik berbau agama terjadi lagi, Jokowi sebut Indonesia contoh toleransi dunia)

Spanduk provokatif menentang Syiah

Beberapa spanduk terpampang di sekitar masjid di perumahan Az Zikra, bertuliskan “Kami Warga Pemukiman Muslim Bukit Az Zikra Sentul Menolak Paham Syiah.”

Pengurus RT/RW setempat mengakui bahwa mereka memang yang memasang spanduk penolakan tersebut. 

“Iya, memang benar kami bersama pengurus dan jemaah Az Zikra yang memasang spanduk dengan panitia,” kata pengurus RT Kasni Koto seperti dikutip Republika.com. 

Menurutnya, pengurus RT/RW memasang spanduk karena sudah banyak kajian yang menyatakan bahwa ajaran Syiah berbahaya. 

Spanduk inilah yang menjadi keberatan kelompok penyerang. Menurut mereka spanduk tersebut provokatif dan bisa mengakibatkan perpecahan. 

Hertasning Ichlas, pengacara Syiah dari Lembaga Bantuan Hukum Universalia, mengatakan bahwa spanduk semacam ini tersebar di banyak daerah. Selain di Sentul, spanduk-spanduk tersebut juga ada di Bekasi dan Tangerang. 

Menurutnya, ada beberapa kelompok yang mengaku Syiah telah berupaya menjalin dialog dengan para pemasang spanduk, meminta diturunkan karena bisa memancing keributan. 

“Mereka murni ingin berdialog, intinya mereka bilang jangan memprovokasi umat,” katanya.”Ada yang menurunkan, ada juga yang menolak.”

Kelompok penyerang tidak terafiliasi dengan kelompok agama

Anggota komunitas Az Zikra Arifin Ilham menuding Syiah berada di balik penyerangan Rabu malam. Namun sampai pada penetapan ke-34 orang sebagai tersangka, polisi tidak mengkonfirmasi dugaan tersebut. 

“Polisi tidak melihat ini kasus agama dan tidak menemukan hal serius kecuali upaya kelompok yang resah dengan spanduk provokatif menolak Syiah yang bisa meresahkan warga dan persatuan,” kata Hertasning pada Rappler.com, Jumat, 13 Februari 2015. “Sayangnya ada insiden pemukulan diawali baku cekcok.”

Para penyerang, yang berasal dari Cibinong, mengatakan bahwa mereka bukan orang Syiah. Penyerangan katanya dilakukan karena spanduk menimbulkan keresahan di antara umat Islam karena mendiskreditkan Syiah, yang menurutnya adalah mazhab dalam Islam. 

Keterangan penyerang dikuatkan oleh pernyataan Ketua Dewan Syuro Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) Jalaluddin Rakhmat. 

“Kenapa tiba-tiba langsung menyebut itu Syiah? Itu bukan Syiah,” kata Jalaluddin seperti dikutip CNN Indonesia.

“Yang selalu diserang itu Syiah. Sejak kapan ada Syiah menyerang Sunni? Ini hanya perilaku kelompok.” — Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!