Indonesia

‘Raw food, vegetarian, vegan’: Mencoba gaya hidup alternatif di Ubud

Johana Purba

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

‘Raw food, vegetarian, vegan’: Mencoba gaya hidup alternatif di Ubud
Berkunjung ke Ubud tak lengkap bila tak menjajal gaya hidup sehat yang ditawarkan.

Bertandang ke Ubud, Bali, tidak lengkap tanpa mencoba gaya hidup alternatif yang ditawarkan di sana. Misalnya yoga, pengobatan, dan tentunya makanan sehat. 

Ada sejumlah rumah makan vegetarian, vegan, dan raw food alias makanan mentah yang bisa kamu temui di Ubud. Mereka menyediakan menu sehat dengan rasa yang masih diterima oleh lidah Indonesia. Sementara turis asing setempat sangat menggemari jenis makanan sehat ini. 

Vegetarian adalah orang yang tidak mengonsumsi daging, namun masih menerima produk turunan daging, telur, dan ikan. Sementara vegan adalah mereka yang sama sekali tidak makan produk hewani, mulai dari daging bahkan sampai ke mentega. 

Chef Made Adi Astawa dari Kafe, Ubud, bercerita bahwa tren makanan sehat seperti ini muncul sekitar 10 tahun lalu. “Kayaknya makanan dan resto itu kaya fesyen. Resto vegetarian di Ubud muncul sekitar tahun 2007 dan vegan di tahun 2009,” ungkap chef Adi kepada Rappler saat ditemui di Ubud beberapa waktu lalu.

Sang pemilik Kafe mengajak Adi untuk bekerjasama mengembangkan menu vegetarian di resto yang terletak di Jalan Hanoman ini.  Adi mengaku ia belajar secara otodidak dari buku dan video. Hingga pada suatu saat, si empunya Kafe mendatangkan chef ahli khusus menu vegetarian/vegan untuk mengajar.

Perkembangan zaman dan kesadaran akan menu makanan sehat kemudian melahirkan tren baru, yakni raw food, alias menyantap makanan mentah. Bahan makanan tidak dimasak, melainkan dimakan mentah dengan campuran dressing atau saus. Kalaupun ada proses pemasakan, tidak dipanaskan di atas kompor dengan suhu lebih dari 40 derajat celcius. Ini untuk menjaga kandungan nutrisi dari bahan makanan tersebut.

Chef Made Adi Astawa dari Kafe, Ubud, mengatakan tren makanan sehat di Ubud muncul sekitar 10 tahun lalu. Foto oleh Johana Purba/Rappler

Idealnya, menu raw vegan atau vegetarian dibuat dari bahan makanan organik. Bali disebut-sebut punya perkebunan organik untuk mensuplai kebutuhan sendiri. Benarkah? 

“Kalau itu belum mencukupi. Kebetulan di Bali banyak bilang organik, padahal tidak benar,” ucap Adi. Untuk amannya, Adi menyebut menu di Kafe “organic inspired” ketimbang harus berbohong. 

Jika Adi kesulitan dalam mencari bahan makanan yang organik betul, namun tidak dengan menyusun menu. Mantan chef dari resto terkenal ini mengatakan masakan Indonesia menjadi sumber inspirasinya. “Banyak sekali, intinya harus kita kombinasikan. Pada dasarnya, tamu barat suka masakan Indonesia, jadi saya tinggal buatkan versi vegetarian atau vegannya,” kata Adi. 

Salah satu menu baru yang terinspirasi dari masakan Indonesia adalah Urap Pakis Quinoa. Daun pakis dicampur dengan biji quinoa, diberikan dressing spesial dan disantap bersama perasan jeruk nipis. 

Menu ini, kata dia, menjadi best selling di Kafe. 

Tren sadar makanan sehat

Seorang pengunjung resto Alchemy di Ubud, Bali. Foto oleh Johana Purba/Rappler

Selain Kafe, ada salah satu resto yang menyedikan raw food terkenal di Ubud namanya Alchemy. Jika pagi kamu mampir ke sana, ada varian salad buah segar dan siang hari aneka pilihan salad. 

Hendra, seorang karyawan bank swasta dan juga seorang praktisi yogi, mengaku senang dengan kunjungan pertamanya ke Alchemy.  “Tadi aku makan salad, pakai dressing yang lemon grass itu enak banget. Aku dikasih 10 juga pasti habis,” ujar Hendra antusias ketika ditanya Rappler saat berkunjung ke Alchemy. 

Pada setiap kunjungan ke Ubud, Hendra mengaku selalu menjajal resto baru, khususnya yang menjual makanan sehat. 

“Kebetulan kalau soal makan, aku memang jaga makan. Tidak makan santan dan mengurangi daging. Ini pertama kali aku coba raw food dan suka,” ucapnya. 

Sebelumnya dia sering menyantap menu vegetarian di Jakarta, sehingga sudah terbiasa dengan rasanya. Bahkan dia mulai merubah gaya hidup mulai dari rumah. Misalnya, mengonsumsi infused water, membeli bahan makanan organik, dan memasak sendiri makanan sebiasa mungkin. 

“Belakangan ini aku mulai sadar, dan banyak orang juga aware dengan kesehatan. Kita makin tahu, mungkin karena pengaruh iklan atau bacaan dan sebagainya,” kata dia. 

Hendra, seorang pengunjung resto Alchemy di Ubud, tertarik menjajal makanan sehat. Foto oleh Johana Purba/Rappler

Kesadaran akan kesehatan ini yang akan membuat pamor makanan sehat makin cemerlang di masa mendatang. Dia mencontohkan resto vegetarian di Jakarta yang tidak pernah sepi, dan kunjungan teman-temannya ke resto vegetarian di Ubud. 

Ubud sendiri menjadi istimewa karena di sini berbeda dengan daerah Bali lainnya. Alamnya yang masih sejuk, bahan makanan hijau yang melimpah, selera internasional berbaur dengan lokal, menjadikan gaya hidup makanan sehat kian populer. 

Bagaimana dengan kamu? Mau mencoba makanan sehat di Ubud? —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!