SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia — PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), menaikkan tarif listrik pelanggan nonsubsidi untuk lima golongan pelanggan pada Mei 2015 menjadi 1.514,81 per kWh dari Rp 1.465,89 per kWh di bulan sebelumnya, atau sekitar 3,3 persen.
Kelima golongan pelanggan yang tarif listriknya naik yakni golongan rumah tangga menengah R2 dengan daya 3.500-5.500 VA; rumah tangga besar R3 dengan daya 6.600 VA ke atas; bisnis menengah B2 6.600-200.000 VA; kantor pemerintah P1 6.600-200.000 VA dan penerangan jalan umum P3.
Demikian disampaikan Kepala Divisi Niaga PLN Benny Marbun di Jakarta pada Senin (05/004/2015) kepada Antara.
Apa alasan PLN mengambil kebijakan ini?
Menurut Benny, melemahnya kurs rupiah berada di belakang naiknya tarif listrik nonsubsidi bulan ini.
“Kurs pada Maret 2015 melemah menjadi Rp13.067 per dolar dibandingkan Februari 2015 sebesar Rp12.750 per dolar.”
Lebih jauh Benny mengelaborasi bahwa selain faktor kurs, dua indikator lain yaitu harga minyak mentah Indonesia dan besaran laju inflasi juga turut menunjukkan perlunya kenaikan.
Pemerintah memang telah menerapkan tarif penyesuaian (fluktuatif) bagi 10 golongan pelanggan listrik per Januari 2015. Namun kemudian dibatasi hanya bagi 4 golongan.
Merujuk pada permen
Adalah performa 3 indikator di atas dalam satu bulan belakangan yang memang menjadi dasar bagi PLN untuk menentukan tarif listrik nonsubsidi satu bulan berikutnya.
Hal ini memang sesuai dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) nomor 9 tahun 2014 Pasal 5 ayat 2 sebagaimana dikutip dari situs PLN.
Berdasarkan rilis resmi Badan Pusat Statistik (BPS), angka inflasi di tanah air memang mengalami kenaikan sebesar 0,36% pada April 2015 dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Selain itu, harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) selama Maret 2015 juga turun sebesar 0,66 USD/barel menjadi 53,66 USD/barel.
Bisa picu inflasi
Naiknya tarif listrik sesuai dengan metode perhitungannya sendiri, akan berpengaruh terhadap besaran laju inflasi.
Manajer riset Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE UI) Fithra Faisal juga memprediksi hal yang sama.
“Terkait besarannya, saya kira hal ini akan berkontribusi positif terhadap pertumbuhan inflasi bulan Mei sebesar 0,1 hingga 0,2%,” kata Fithra.
Belum lagi jika kita memperhitungkan bahwa bulan Ramadhan sudah semakin dekat. Naiknya permintaan pangan yang menyertai datangnya Ramadhan juga berpotensi menimbulkan inflasi.
Dengan kenaikan tarif listrik nonsubsidi ini, dorongan untuk laju inflasi dapat dipastikan akan semakin kuat — Rappler.com
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.