US basketball

Ahok: Meski bukan kendaraan umum resmi, Jakarta butuh ojek

Adelia Putri

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Ahok: Meski bukan kendaraan umum resmi, Jakarta butuh ojek
Nggak ada ojek, Jakarta nggak asyik

JAKARTA, Indonesia — Gubernur DKI Jakarta Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama mengutarakan pendapatnya mengenai ojek di ibukota dalam forum New Cities Summit 2015 yang berlangsung di Ciputra Artpreneur, Jakarta Selatan, Selasa, 9 Juni.

Jakarta dan masalah kemacetannya memang tidak bisa terpisahkan. Pemerintah Provinsi  DKIJakarta punya berbagai rencana untuk mengatasi kepelikan transportasi ibukota, mulai dari pembangunan mass rapid transit (MRT), penambahan armada bus TransJakarta, hingga pembangunan jalan-jalan baru. Namun, semuanya butuh waktu dan kesabaran. 

Sementara pemerintah bekerja, masyarakat muncul dengan ide-ide inovatif untuk mencari celah agar kegiatan sehari-hari bisa berlangsung lebih mudah, salah satunya dengan aplikasi di telepon genggam seperti Go-Jek, sebuah aplikasi untuk memanggil layanan ojek.

Dalam pidatonya, Ahok mengapresiasi adanya ojek dan aplikasi-aplikasi pendukung seperti Go-Jek. Meskipun terkadang seenaknya, tapi ojek punya peranan penting dalam kehidupan ibukota.

(BACA: Jakarta governor wants to integrate motorcycle taxi with busway)

Ahok telah memanggil pendiri Go-Jek ke Balai Kota bulan Februari lalu. Dalam pertemuan itu ia didampingi oleh Kepala Dinas Perhubungan DKI Benjamin Bukit dan Direktur Utama (Dirut) PT Transjakarta Antonius Kosasih. Saat itu, Ahok mengatakan ingin mengenal lebih lanjut manajemen PT Go-Jek Indonesia.

Menurut saya, ini adalah solusi yang sangat pintar. Kami sedang mewacanakan untuk bekerja sama dengan sistem bus kami,” kata Ahok.

Kerjasama yang dimaksud adalah agar ojek bisa menjadi feeder ke sistem bus TransJakarta, karena bus-bus belum bisa masuk ke daerah pemukiman.

“Inisiasi seperti ini juga membuka lapangan pekerjaan bagi pengendara ojek. Kalau orang habis kehilangan pekerjaan, kan yang paling mungkin dilakukan adalah menjadi tukang ojek,” ujar Ahok. “Perusahaan seperti Go-Jek bisa membantu kami mengedukasi mereka, memberikan asuransi, dan lain-lain.”

Selain Go-Jek, ada pula aplikasi serupa bernama GrabBike, sebuah ekspansi dari pelayanan serupa untuk jasa taksi.

(BACA: Kini kamu bisa pesan ojek dengan aplikasi GrabBike)

Tak ada regulasi bagi ojek

Meskipun ada di mana-mana, ojek bukanlah moda transportasi umum yang diakui pemerintah. Karena itu, sulit untuk mengatur peredaran maupun penggunaannya.

“Kita tidak bisa mengatur ojek. Regulasi kita tidak menyebutkan adanya ojek sebagai moda transportasi,” kata Ahok. “Tapi, siapa yang peduli?”

“Jakarta adalah kota spesial yang butuh pemikiran spesial untuk menyelesaikan masalahnya. Saya cuma peduli dengan penyelesaian masalah. Toh ini bukan injil atau Al-Qur’an yang tak bisa dilanggar sama sekali,” ujarnya. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!