Menpora tidak mengakui Ketua Umum PSSI La Nyalla

Mahmud Alexander

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Menpora tidak mengakui Ketua Umum PSSI La Nyalla

EPA

Menpora Imam Nahrawi akhirnya memenuhi perintah DPR untuk bertemu pengurus PSSI. Tapi yang ditemui bukan Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti melainkan Djohar Arifin.

JAKARTA, Indonesia – Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi diminta DPR untuk bertemu PSSI paling lambat 23 Juni 2015. Tapi bukannya La Nyalla yang diundang, Imam justru mengundang Djohar Arifin.

Djohar Arifin menjabat sebagai Ketua Umum saat PSSI dinonaktifkan pada 17 April 2015. Kongres Luar Biasa PSSI yang mengangkat La Nyalla Mattalitti sebagai Ketua Umum baru digelar sehari setelahnya, pada 18 April 2015.

Imam mengatakan bahwa status PSSI setelah 17 April 2015 adalah organisasi yang dibekukan. Dengan sendirinya segala aktivitas sesudah surat itu dirilis tidak memiliki kekuatan hukum. Saat PSSI dibekukan, ketua umumnya dijabat oleh Djohar, bukan La Nyalla.

Undangan untuk PSSI baru diberikan pada Senin, 22 Juni 2015 siang. Padahal pertemuan digelar pada Selasa, 23 Juni 2015 siang di ruang rapat lantai 10 kantor Kemenpora di kawasan Senayan, Jakarta.

Kubu PSSI pun sempat berada di atas angin. Menteri Imam akhirnya melunak dan mau bertemu. Sejak mengumumkan pembentukan Tim Sembilan pada Desember 2014, Menteri tak pernah mau menemui Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti.

Tapi, tak dinyana, manuver dilakukan Menpora di H-1 pertemuan. Menteri malah mengundang PSSI sebelum Kongres Luar Biasa, 18 April 2015, yaitu PSSI dengan Djohar Arifin sebagai ketuanya.

Sudah kali ketiga ini Imam Nahrawi tak jadi bertemu dengan La Nyalla, bos Pemuda Pancasila Jawa Timur. Saat dikonfirmasi, alasannya selalu sama, “Siapa bilang (tidak mau ketemu Nyalla). Sama wartawan saya saja bisa ketemu,” kata Menteri.

Imam menyatakan bahwa pertemuan ini dilakukan semata-mata karena DPR meminta. “Pertemuan ini bukan untuk pencabutan SK pembekuan, tapi hanya memanggil PSSI,” kata dia usai pertemuan.

Menteri kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menegaskan bahwa SK pembekuan PSSI tak akan ditarik begitu saja. “Kalau PSSI memenuhi syarat-syarat, mau mereformasi diri, dan mencabut gugatan SK pembekuan, kami baru bisa berpikir tentang pencabutan,” kata Imam.

SK pembekuan akan terus berlaku. “Pembekuan dicabut sampai FIFA selesai kongres (Desember 2015). FIFA sendiri masih sibuk dengan masalahnya sendiri. Jadi ditunggu dulu bagaimana hasilnya,” kata Imam.

Dia menjelaskan bahwa pemerintah ingin melihat sejauh mana FIFA melakukan reformasi ke dalam. Seperti diketahui 12 pejabat top FIFA ditangkap biro penyelidik AS (FBI) dalam kasus korupsi dan pencucian uang hasil hak siar Piala Dunia.  “Katanya FIFA juga mau kesini, ya sekalian kami menunggu saja mereka kesini,” kata dia.

PSSI berang Djohar penuhi panggilan

PSSI langsung merespons tindakan Djohar. Menurut mereka, Djohar tidak selayaknya memenuhi panggilan Menteri Nahrawi. Ketua Komite Etik PSSI TM Nurlif mengancam akan menyidang Djohar. 

“Siapapun pengurus PSSI tidak diperkenankan untuk melanggar aturan pasal 3 ayat 1 tentang kode etik. Atas pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh saudara Djohar, kami akan melakukan sidang dan mengundang yang bersangkutan,” kata Nurlif.

Kata Nurlif, Djohar memang masih pengurus PSSI saat ini, yakni duduk di dewan kehormatan PSSI. Tapi, ketua umum PSSI adalah La Nyalla.

“Semestinya sebagai seseorang yang paham dengan statuta dan aturan yang berlaku, tidak etis dia hadir dalam pertemuan. Dia masih menganggap dirinya sebagai ketua umum PSSI,” ujar Nurlif, Menurutnya, seharusnya Djohar sebagai anggota dewan kehormatan PSSI ikut menegakkan dan menjaga aturan organisasi.

Pada saat KLB, kata Nurlif, Djohar memang duduk sebagai ketua umum. Dia bertanggung jawab untuk mempersiapkan segala keperluan KLB. Tapi, setelah dia melantik La Nyalla, posisinya sudah berubah.

Alibi Djohar Arifin

Adapun Djohar menganggap dirinya berhak datang memenuhi undangan Menteri. Berikut ini kutipan wawancara Djohar Arifin usai bertemu dengan Menpora Imam Nahrawi.

Mengapa Anda memenuhi undangan Menpora?

Ini dalam rangka permasalahan sepakbola indonesia saat ini. Saya ingin kegiatan sepak bola tidak boleh berhenti, pembinaan usia muda, kepelatihan, kompetisi. Kalau belum bisa berjalan, turnamen yang harus diusahakan.

Saya mementingkan ribuan orang yang hidup di sepak bola. Saya minta ada langkah-langkah konkret. Sesegera mungkin kompetisi liga bergulir, turnamen-turnamen diputar, ada sponsorship.

Mengapa Anda yang datang bukan La Nyalla sebagai ketua umum PSSI?

Saya Ketua Umum PSSI periode 2011-2015. Per 17 April 2015, saya masih jadi ketua umum. Di situ baru keluar surat pembekuan.

Apakah Anda setuju dengan turnamen? (sebentar lagi Tim Transisi mengadakan Piala Kemerdekaan)
Turnamen kalau saya siapa saja boleh ikut, tapi kalau kompetisi tetap PT Liga Indonesia yang putar.

Apakah mungkin nanti ada dualisme kepengurusan? Saat ini Anda datang, sedangkan La Nyalla mengaku dirinya juga Ketum PSSI?

Saya tidak akan membuat seperti itu. Kita mendekati pemerintah. Dan nanti pembekuan dicabut. Tidak ada komunikasi. Sampe tanggal 17 April 2015 tetap saya ketua umumnya.

Kalau pembekuan dicabut? Saya tidak memikirkan kekuasaan. Yang penting kompetisi jalan, turnamen jalan. Itu dulu. Terserah, klub kan perlu ada kegiatan, pemain bisa bekerja. Yang jelas, bukan saya mau jadi ketua umum lagi. – Rappler.com

Baca juga:
Anggota tim transisi PSSI.
PSSI: Tuduhan pengaturan skor adalah konpirasi

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!