SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia — Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Agus Supriatna mengatakan tidak ada bukti penumpang yang naik pesawat Hercules membayar.
“Kalau orang katakan bayar, saya bingung. Kalau saya tanya sama keluarga yang bilang bayar, mana buktinya? Kwitansinya mana? Enggak ada,” kata Agus dalam siaran Metro TV.
“Karena untuk terbang harus ada izin, si A si B, keluarga dari sersan ini.”
Namun demikian Agus tidak menafikan bahwa mungkin ada oknum yang bermain untuk menaikkan penumpang yang bukan keluarga.
“Jangan-jangan ada yang bermain, oke nanti kamu dimasukkan dalam keluarga saya. Nah ini yang kita cari.”
Keluarga penumpang klaim membayar
Ada beberapa keluarga penumpang yang menyatakan bahwa korban membayar untuk naik penerbangan Hercules.
“Adik sepupu saya bayar Rp1 juta,” kata Hendra Bakkara, salah seorang kerabat korban, seperti dikutip media. “Dia (Risma) baru tamat sekolah jadi mau ke rumah kakaknya di Natuna, untuk bekerja di sana.”
Menurut Hendra, meski pesawat penuh, kakak Risma meminta Risma untuk tetap masuk, karena pasti dapat kursi.
Penumpang lainnya, Sahat Maratua Sinaga, bersama istri, anak dan dua keponakannya juga disebutkan membayar untuk penerbangan tersebut.
“Kami bukan keluarga TNI. Bayar Rp 1 juta seorang,” kata Jhonson Sinaga, adik Sahat.
Reni, kerabat korban, mengatakan keluarganya juga membayar untuk terbang ke Pulang Natuna.
“Iya bayar untuk menumpang pesawat ke Natuna, Rp 990 ribu,” kata Reni seperti dikutip media.
Kerabatnya terbang menumpang Hercules karena tidak ada penerbangan komersil langsung dari Medan ke Natuna.
Namun ada juga keluarga militer yang memang terbang tanpa membayar.
“Kedua anak saya didaftarkan abangnya Lettu Penerbang Andi Paulus Sihotang melalui temannya yang bekerja di Lanud Pekanbaru,” kata Sahala Sihotang, ayah dari korban Ruly dan Reni Sihotang, Rabu, 1 Juli, seperti dikutip Antara.
Sahala mengatakan keluarga yang memiliki saudara di TNI memang diperkenankan menggunakan fasilitas dari Hercules. “Harus ada rekomendasi dari keluarganya yang juga bertugas sebagai militer di situ, maka akan mendapat fasilitas terbang gratis.”
Sahala dan istrinya kerap bepergian menggunakan Hercules. Anaknya Rully sudah dua kali, sementara Reni baru sekali.
“Tidak pakai tiket cukup didaftar sebagai (penumpang di) manifest, tidak bayar sedikitpun,” katanya.
TNI sudah mengonfirmasi bahwa keluarga memang diizinkan terbang dengan pesawat militer. Mereka masih menyelidiki apakah ada penumpang yang bukan keluarga militer berada dalam pesawat Hercules yang jatuh pada Senin siang, 30 Juni.
Dalam manifest ada 113 penumpang dalam penerbangaan naas dari Medan yang sejatinya menuju Tanjung Pinang tersebut, 101 warga sipil dan 12 kru. — Rappler.com
Baca juga:
Rute yang akan sudah dan akan ditempuh pesawat Hercules
Penumpang Hercules berjumlah total 113 orang
Pesawat berusia lebih dari 30 tahun seharusnya dilarang terbang
Video: Evakuasi korban pesawat Hercules hingga Rabu 1 Juli
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.