Rekonstruksi pembunuhan Engeline uji kesaksian tersangka Agus

Luh De Suriyani

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Rekonstruksi pembunuhan Engeline uji kesaksian tersangka Agus
Ratusan warga cemooh tersangka pembunuhan Engeline. Margriet dan kedua anaknya terima seruan ejekan dari masyarakat Denpasar.

 

DENPASAR, Indonesia (UPDATED) — Dua tersangka pembunuhan Engeline tengah melakukan rekonstruksi kasus, Senin, 6 Juli, di rumah orang tua angkat gadis 8 tahun itu ditemukan terbukur.

Rumah ibu tiri Engeline, Margriet Christina Megawe, yang terletak di Jl. Sedap Malam, Denpasar, dikerumuni ratusan warga sekitar yang sempat membuat kerisuhan saat melihat langsung tersangka pembunuhan, pengacara, dan keluarga angkat Engeline.

Sebelumnya polisi telah menetapkan Margriet dan mantan pembantu Agustinus Tae sebagai tersangka pembunuh Engeline. Keduanya memasuki rumah sekitar pukul 10 pagi. Margriet mengenakan baju tahanan berwarna oranye dengan penjagaan ketat. 

Hingga pukul 12 siang, baru Jefry Kam dan Aldres Napitupulu yang datang sebagai tim pengacara Margriet. Hotma Sitompul belum terlihat. Sedangkan penyidik dan tim pengacara Agus sudah menunggu sejak pagi untuk memulai proses rekonstruksi.

Kedatangan tim pengacara ini disambut teriakan dan hujatan warga yang percaya pelaku pembunuhan adalah ibu angkat Engeline. “Hukum mati. Mereka bantu pembunuh,” seru warga yang makin kencang berteriak saat didekati kamera televisi.

Setengah jam kemudian tiba kedua anak kandung Margriet, Yvonne dan Christina Megawe, yang juga disambut teriakan warga.

Pengacara: Agus hanya bantu Margriet

Pengacara Agus, Hotman Paris, sebelumnya mengatakan bahwa agenda hari ini sangat penting dalam pembuktian kliennya, yang menyebut pelaku pembunuhannya adalah Margriet. Agus sendiri mengaku hanya membantu.

“Kedua tersangka tak bisa komunikasi, jarak 2 meter dihalangi Polwan,” ujar Hotman menjelaskan situasi dalam rumah.

Hotman menyebut ada dua hal yang perlu dipastikan. Pertama, lubang kuburan di depan kandang ayam yang dibantah sebagai tempat sampah. “Banyak sudut lain di rumah tak benar, kata Hotma Sitompul itu adalah tempat sampah. Sepertinya lubang ini sudah direncanakan,” kata Hotman.

Kedua, soal dugaan penipuan publik oleh tersangka dan keluarganya. Hotman curiga ini penipuan karena keluarga aktif mencari dana saat menyebarkan berita penculikan. 

“Kalau uang untuk cari anak hilang bisa dimaklumi. Tapi tak pernah sewa orang untuk mencari kenapa besar-besaran mencari dana? Ini motif pribadi atau kesengajaan membunuh agar orang kasihan. Ada keanehan,” ujar Hotman.

Foto dari Facebook Page FindAngeline.

Ia melanjutkan tidak ada korban penculikan langsung besar-besaran mencari dana. Menurutnya, ada dugaan penipuan publik.

“Polisi belum mendalami soal pencarian dana ini. Kita minta itu diselidiki dan keluarga dicekal,” ucap Hotman.

Rekonstruksi dilakukan 81 adegan

Tim pendamping hukum dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TPA) Kota Denpasar turut mendampingi saksi-saksi dalam kasus pembunuhan Engeline. 

Siti Sapurah, koordinator pendamping hukum orang tua kandung korban dan saksi-saksi kasus penelantaran Engeline, menyebutkan dari keterangan penyidik akan diperagakan 81 adegan, dimulai dengan kejadian pada 16 Mei yang diperkirakan menjadi hari pembunuhan sekaligus munculnya laman Facebook FindAngeline yang dibuat keluarga Margriet.

“Adegannya tadi dua saksi Handono dan Susiani yang ngekos di rumah Margriet melihat Agus (tersangka) beri makan ayam, anjing, ngepel pagi hari sebelum keduanya berangkat kerja,” ujar Siti. 

Engeline juga disebut dilihat Agus memberi makan ayam pada pagi harinya.

Usai rekonstruksi, pengacara Agus yakin Margriet pembunuhnya

Kedua pengacara Agus semakin yakin bahwa Margriet lah sebenarnya pelaku pembunuhan Engeline, usai adegan rekonstruksi Senin sore.

Penyebabnya, Margriet disebut menolak memperagakan langsung adegan yang melibatkan dirinya seperti dalam berkas pemeriksaan Agus yang direkonstruksi dalam 81 adegan. 

Perannya diganti salah seorang penyidik, sementara Margriet hanya menonton adegan tersebut.

“Margriet tak mau terlibat sebagai tersangka pelaku dalam pengadegan. Diganti penyidik,” kata Hotman.

Hotman tampak senang dengan hasil rekonstruksi hari ini karena sebagian besar pengakuan Agus sesuai dengan saksi-saksi lain. Misalnya Handono dan Susiani, dua warga yang mengekos di rumah Margriet dan melihat Agus sedang bekerja sebelum peristiwa pembunuhan terjadi.

Selain itu, Hotman yakin Agus hanya membantu menguburkan seperti yang direkonstruksi hari ini. 

“Ini sudah rekonstruksi resmi. Penyidik bisa menjadikan ini di pengadilan. Agus sudah aman dari tersangka pelaku pembunuhan,” ujarnya. 

Namun demikian, Hotman mengakui bahwa Agus benar membantu untuk menguburkan jenazah Engeline atas perintah Margriet.

“Rekonstruksi selesai dengan adegan penguburan. Yang menguburkan Agus dibantu ibu Margriet,” kata Hotman.

“Posisi mayat yang mutar Ibu Margreit. Sudah jelas TKP di kamar Margriet. Pelaku pembunuhan adalah Margriet,” ujar Hotman. 

Ia menguraikan adegan nomor 50-60 adalah pembunuhan yang dilakukan di kamar Margriet. Waktu pembunuhan diperkirakan sekitar pukul 1 siang.

Menurut Hotman, selama rekonstruksi, Margriet tampak tenang tak menunjukkan kemarahan dan beberapa kali tersenyum pada petugas.

Sementara itu, dokter forensik yang melakukan otopsi dan hadir saat rekonstruksi ini, Dudut Rustyadi, juga menyampaikan ada kesesuaian antara hasil otopsi dengan adegan kekerasan versi BAP Agus. 

“Penyebab meninggalnya Engeline adalah kekerasan benda tumpul di kepala yang mengakibatkan pendarahan di otak. Ada kesesuaian rekonstruksi dengan hasil otopsi,” kata Dudut. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!