SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

JAKARTA, Indonesia – Menteri Perdagangan Rachmat Gobel kembali memancing kericuhan di dunia maya setelah dia menyatakan bahwa pelarangan impor pakaian bekas bukan saja untuk melindungi produk dalam negeri, tapi juga untuk mencegah penularan penyakit.
Pelarangan impor pakaian bekas adalah untuk melindungi: konsumen dari penyakit dan produk dalam negeri
— Rachmat Gobel (@RachmatGobel) February 4, 2015
Bukan pertama kalinya Rachmat mengutarakan bahwa pakaian bekas menularkan penyakit.
“(Penyakit) kulit, bisa kena HIV. Beneran, itu sudah ada hasil laboratoriumnya,” kata Rachmat seperti dikutip sebuah media online, di gedung DPR Selasa, 3 Februari 2015.
Gobel mengancam tidak akan segan-segan membakar pakaian bekas yang diselundupkan masuk ke Indonesia, dan akan bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan untuk mencegah penyelundupan.
Pernyataan kontroversial Rachmat soal HIV mengundang kemarahan di jagad maya. Banyak pengguna Twitter mengkritik Rachmat atas pernyataannya tersebut.
@RachmatGobel is pathetic. Can we hope for education about sexual health when a gov minister believes that you contract #AIDS from clothes
— shaun_ww (@shaun_ww) February 4, 2015
Tak lama setelah ucapannya menimbulkan reaksi negatif, Rachmat segera mengklarifikasi ucapannya yang sudah tersebar di banyak media.
Mohon maaf, saya klarifikasi: mengenai pemakaian pakaian bekas bisa menularkan berbagai macam penyakit. Thanks atas koreksi berbagai pihak.
— Rachmat Gobel (@RachmatGobel) February 4, 2015
Namun akibatnya tak terhindarkan. Kritik tetap berdatangan dari pengguna Twitter.
@RachmatGobel klarifikasinya seiprit itu saja Pak menteri? Jelasin donk yg salah mana trus dibenerin gimana?
— Sahala.S.Situmorang (@Sahala3Sahala) February 4, 2015
Tak sekali dua kali Rachmat menggegerkan jagad maya
Setidaknya ada dua pernyataan dan dua kebijakan Rachmat yang membuat orang mengerutkan kening..
Akhir tahun lalu, pemerintah memutuskan menghilangkan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) Premium sehingga harga naik dari Rp 6.500 ke Rp 8.500. Harga pangan dan berbagai kebutuhan pokok melonjak seiring dengan kenaikan harga BBM.
Ketika pemerintah menurunkan kembali harga Premium, harga bahan baku tidak turun.
Dalam situasi ini, Rachmat membantah hubungan antara harga BBM dengan harga bahan baku.
“Saya kira, turunnya harga BBM itu enggak ada hubungannya sama bahan baku walaupun sekarang bahan baku sudah naik,” kata Rachmat sebagaimana dikutip media pada Rabu, 31 Desember 2014.
Salah satu bahan pokok yang dia sebut tak berhubungan dengan kenaikan BBM adalah cabai. Menurutnya, masalah harga cabai yang tak kunjung turun terletak pada pedagang cabai, namun tidak menjelaskan lebih jauh.
Dia mengaku sempat di bully media online terkait pernyataan tersebut.
“Harga cabai sekarang turun Rp 10 ribu, sudah mulai turun kan, mulai panen karena supply-nya sudah lancar masuk. Saya di bully salah satu media online kemarin,” katanya dikutip sebuah media pada 8 Januari 2015.
Bulan lalu, kebijakan Rachmat melarang penjualan bir di minimarket juga menuai kontroversi. Meski kebijakannya memperoleh dukungan dari beberapa kelompok agama, Rachmat juga dihujani kritik yang menilai bahwa kebijakannya hanya akan membuat maraknya minuman beralkohol oplosan yang kerap memakan korban.
Ini pesenan mall2 & OPLOSAN wkwkwk “@Bisniscom: BIR DILARANG DI MINIMARKET: Kebijakan Rachmat Gobel Dihujani Kritik http://t.co/dtT3hWAqh3“
— A.H.P. (@andi_hpattera) January 26, 2015
Kebijakan lainnya yang juga mericuhkan media adalah ketika dia mewajibkan pegawainya minum jamu setiap hari Jumat.
“Kita gaungkan setiap hari Jumat minum jamu,” ungkap Gobel sebagaimana dikutip oleh media online pada 19 Desember 2014.
“Jamu ini produk unggulan yang harus dipromosikan baik di dalam maupun di luar karena bahan baku ada di dalam negeri.”
Wajib Minum Jamu ala Mendag Dipertanyakan DPR: Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mewajibkan pegawai di Kemente… http://t.co/rveAZIvD9m
— (@aprinarya) December 19, 2014
– Rappler.com
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.