Satlak Prima dan KOI saling tuding soal kegagalan SEA Games 2015

Mahmud Alexander

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Satlak Prima dan KOI saling tuding soal kegagalan SEA Games 2015

EPA

KOI dituding gagal melobi negara lain agar bisa sertakan cabang olahraga potensial medali emas Indonesia, seperti gulat, voli pantai, dan angkat besi.

JAKARTA, Indonesia – SEA Games 2015 telah usai. Hasilnya, Indonesia hanya duduk di peringkat kelima dengan koleksi 47 medali emas. Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi pun langsung menginstruksikan evaluasi besar-besaran.

Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) pun tak mau dianggap menjadi penyebab kegagalan Indonesia.

Sebelum evaluasi itu sampai ke Satlak Prima, Suwarno sebagai ketua, sudah menuding bahwa Komite Olimpiade Indonesia (KOI) menjadi penyebab hasil buruk.

“Kalau dari kacamata (Satlak) Prima, KOI tidak melaksanakan tugasnya dengan baik. Mereka tidak koordinasi dengan kami tentang cabor-cabor unggulan Indonesia. Tidak membawa misi memperjuangkan cabor unggulan Indonesia agar dipertandingkan. Suka-suka saja (KOI),” kata Suwarno, Jumat, 19 Juni 2015.

Suwarno mengkritik kinerja KOI dalam melobi negara lain agar bisa menyertakan cabang olahraga potensial medali emas Indonesia. Imbasnya, cabang olahraga (cabor) yang dilombakan di olimpiade seperti gulat, voli pantai, angkat besi, tidak dipertandingkan.

“Ada juga karate dan kempo yang berpotensi emas juga tidak dipertandingkan. Ya, ini karena kurangnya lobi dari KOI meskipun mereka punya akses ke sana,” kata Suwarno.

Selain itu, Suwarno menyingugung masalah lama antara Satlak Prima dan KOI, yakni keputusan organisasi pimpinan Rita Subowo yang secara sepihak memasukkan cabor petanque dan hoki. Padahal, komitmen Satlak Prima dan pemerintah sebelum SEA Games adalah memasukkan cabor potensial. 

“Komitmen kami dengan pemerintah kan hanya memasukkan atlet-atlet dari cabang berproyeksi medali saja yang ada pelatnas. Tapi, ini KOI secara sepihak memasukkan cabor petanque dan hoki,” kata Suwarno.

Kemudian, KOI lagi-lagi campur tangan dalam penentuan atlet tenis meja yang akan berangkat ke SEA Games 2015. Manajer cabor equestria juga diganti KOI secara sepihak. “Itu sangat memengaruhi psikis atlet, prestasinya pasti juga akan terganggu,” kata Suwarno yang mantan Pangdam V Brawijaya tersebut. dia menuturkan.

Suwarno menagih ketegasan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Seharusnya tindakan KOI tersebut mendapat teguran dari Menpora Nahrawi. “Itu yang kami sesalkan. Diam saja seperti tidak ada apa-apa,” kata Suwarno. 

Satlak memang yang lebih akurat dalam merancang target. Sebelum SEA Games 2015, Satlak sudah memprediksi bahwa Indonesia hanya bisa meraih sekitar 46-54 medali emas. Tapi, Rita Subowo menegaskan bahwa dia optimis meraih 76 medali emas dan paling tidak mencapai runner-up

(BACA: Target tak realistis Merah Putih di SEA Games 2015

Menpora Nahrawi ikut mengamini pernyataan Rita saat itu. Ternyata prediksi itu menyimpang jauh dan Indonesia terjerembab di posisi kelima dengan hanya 47 medali emas. –Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!