Perizinan berbelit jadi hambatan investasi di Indonesia

Haryo Wisanggeni

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Perizinan berbelit jadi hambatan investasi di Indonesia
Sistem layanan satu atap yang diinisiasi oleh BKPM dinilai belum cukup menjadi solusinya.

JAKARTA, Indonesia — Kamu yang sedang berencana untuk memulai bisnismu sendiri harus bersiap-siap menghadapi proses yang rumit untuk mengurus izinnya.

Dalam indeks Ease of Doing Business Ranking yang mengukur kemudahan untuk mengurus izin bisnis baru di suatu negara, Indonesia pada tahun 2015 ini menduduki peringkat ke 114 dari 189 negara yang disurvei.

Hal ini menunjukkan bahwa proses pengurusan izin bisnis baru di tanah air belum efisien.

Meskipun mengalami kenaikan skor, Indonesia masih relatif tertinggal dari negara-negara ASEAN lain dalam pemeringkatan yang dilakukan oleh Bank Dunia ini.

Singapura, misalnya, berhasil menjadi yang terbaik di dunia dalam survei untuk 2015, kemudian diikuti Malaysia (peringkat 18), Thailand (26), Vietnam (78), Filipina (95), dan Brunei Darussalam (101).

Berpotensi jadi hambatan investasi

Realisasi investasi di Indonesia pada kwartal I 2015 memang masih tumbuh positif sebesar 16,9% bila dibandingkan dengan periode yang sama pada 2014 dan 3,5% bila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Namun demikian, menurut chairwoman Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Shinta Kamdani, inefisiensi dalam pengurusan izin bisnis baru berpotensi menjadi hambatan serius untuk terus melanjutkan tren positif tersebut. 

“Kami sudah melakukan survei terhadap pelaku usaha dan salah satu hambatan utama bagi investor untuk berinvestasi di Indonesia adalah proses perizinan,” kata Shinta dalam acara peluncuran World Invesment Report 2015 terbitan Konferensi Perdagangan dan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNCTAD) di Jakarta, Rabu.

Sistem layanan satu atap belum cukup

Terlebih lagi, hingga tahun 2019, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah memasang target pertumbuhan realisasi investasi rata-rata sebesar 15,4% per tahun. 

Target pertumbuhan realisasi investasi Indonesia periode 2015-2019. Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

Proses perizinan bisnis baru yang lebih efisien diperlukan untuk mengejar target terrsebut.

Menyadari hal ini, BKPM telah meluncurkan sistem layanan satu atap yang mengintegrasikan berbagai pemangku kepentingan yang berbeda dalam proses tersebut di bawah koordinasi BKPM. 

“Kami siap melayani proses 134 kelompok perizinan dari 1.249 bidang usaha. Investor akan dipermudah dari sisi layanan perizinan dengan cukup datang ke BKPM dan tidak lagi mendatangi berbagai Kementerian,” kata Kepala BKPM Franky Sibarani sebagaimana dikutip oleh media.

Namun demikian, menurut Shinta, sekadar memindahkan mata rantai proses perizinan di bawah BKPM belum sepenuhnya menyelesaikan persoalan. Upaya simplifikasi juga menurutnya mutlak diperlukan.

“Kan sistem layanan satu atap ini bukan hanya tentang memindahkan proses perizinan dari berbagai kementerian yang bebeda ke dalam BKPM. Harusnya perizinannya sendiri harus dibuat lebih sederhana,” kata Shinta.

Perempuan yang juga merupakan CEO Sintesa Group ini lalu mencontohkan pendirian usaha pembangkit tenaga listrik yang memerlukan hingga sekitar 200 dokumen perizinan

Bisa dorong pertumbuhan

Pertumbuhan investasi berkorelasi positif dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebuah negara. “Kalau PDB bagus, investasi bagus,” kata ekonom senior Center for Strategic and International Studies (CSIS) Djisman Simanjuntak, Rabu. 

(BACA: Pertumbuhan ekonomi melambat, waktunya realistis

Pertumbuhan ekonomi Indonesia belakangan memang kurang mengembirakan dan berada di bawah target yang awalnya dicanangkan pemerintah.

Merujuk pada keterangan Djisman, mendorong laju investasi dapat menjadi salah satu solusi, dan untuk melakukannya proses perizinan bisnis baru yang lebih efisien mutlak diperlukan.— Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!