SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia — Menjelang lengsernya penguasa Orde Baru 18 tahun lalu, Jakarta rusuh. Terjadi bentrokan antara mahasiswa pro reformasi dengan aparat kepolisian dan tentara selama berhari-hari, sekitar 13-15 Mei 1998.
Menurut temuan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang dibentuk pengganti Suharto, Presiden BJ Habibie saat itu, titik kerusuhan awal ada di Jakarta Barat, tepatnya di Universitas Trisakti pada 13 Mei 1998, ketika aparat menembakkan peluru dan menewaskan 4 mahasiswa.
Kerusuhan kemudian meluas hingga keesokan harinya, 14 Mei. Menurut TGPF, korban yang disasar perusuh mayoritas adalah warga Tionghoa.
Penjarahan marak di beberapa sudut di ibu kota, seperti Glodok misalnya, dan beberapa kantung bisnis lainnya. Di pemukiman warga keturunan Tionghoa, selain penjarahan juga terjadi pemerkosaan terhadap kaum perempuan.
Pertokoan, fasilitas umum, kantor pemerintah, kantor polisi, menjadi sasaran kerusuhan dan mengalami kerusakan berat. Pembakaran rumah dan kendaraan pribadi juga tak luput dari amuk massa.
Kerusuhan ini turut menjalar ke kota-kota lainnya, seperti Yogyakarta, Surabaya, Solo, Medan, dan beberapa daerah lain.
TGPF juga mencatat jumlah korban kerusuhan yang mencapai ribuan. Mereka meregang nyawa karena terbakar, tertembak senjata, hingga luka-luka.
Terkait kerusuhan di Jakarta, anggota tim Rappler Indonesia juga ikut merekam dalam ingatan masing-masing. Ada yang melihat mal kesayangannya terbakar, hingga trauma karena disangka warga Tionghoa.
Tonton videonya di bawah ini:
Bagaimana dengan kamu? Di mana kamu berada saat kerusuhan Mei 1998 terjadi?
Kirim komentar kamu dengan menyebut akun Twitter @RapplerID atau unggah pengalaman kamu di Facebook Rappler Indonesia. —Rappler.com
BACA JUGA:
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.