PH collegiate sports

Pemkot Bandung meminta maaf atas pembubaran kebaktian di Sabuga

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Pemkot Bandung meminta maaf atas pembubaran kebaktian di Sabuga
Ridwan Kamil berjanji hak publik untuk beribadah tetap akan dilindungi oleh Pancasila dan UUD 1945

JAKARTA, Indonesia – Pemerintah Kota Bandung meminta maaf atas pembubaran Kebaktian Natal umat Kristen yang digelar di Gedung Sabuga pada sejak Selasa siang, 6 Desember. Akibatnya, sesi peribadatan kedua yang berjalan pukul 18:30 WIB menjadi terganggu, karena sebagian jemaat tidak masuk ke gedung Sabuga lantaran dilarang kelompok ormas keagamaan.

“Pemkot Bandung memohon maaf atas ketidaknyamanan dan semoga di masa depan koordinasi kegiatan ini bisa dilakukan dengan lebih baik,” ujar Walikota Bandung, Ridwan Kamil melalui akun media sosialnya pada Rabu, 7 Desember.

Pria yang akrab disapa Kang Emil itu menjamin hak setiap warga Bandung untuk beribadah tetap dilindungi oleh Pancasila dan UUD 1945. Dia mengatakan warga Bandung pada dasarnya cinta damai, toleran dan hidup dalam landasan Pancasila.

“(Maka kami) menyesalkan kehadiran dan intimidasi ormas keagamaan yang tidak pada tempatnya dan tidak sesuai dengan peraturan serta semangat Bhinneka Tunggal Ika,” katanya lagi.

Sementara, menurut ormas Pembela Ahlus Sunnah (PAS), alasan mereka mengintervensi kebaktian itu karena bukan diadakan di rumah ibadah.

“Ini kan acara keagamaan, kita enggak masalah. Enggak ada pelarangan. Nah, untuk melaksanakan Natal sesuai keyakinannya, kami menyarankan kegiatannya dilakukan di tempat semestinya sesuai Undang-Undang. Ya, acara Natal dilakukan di gereja, bukan di Gedung Sabuga,” ujar Ketua PAS, Muhammad Roin seperti dikutip media.

Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan berjanji untuk menyelesaikan isu tersebut hingga ke akarnya. Sebab, peristiwa itu tidak bisa dipungkiri menganggu kehidupan toleransi di Indonesia.

“Saya minta semua pihak untuk menahan diri, saling menghormati dengan baik. Saya sudah memperoleh kronologis (peristiwanya). Lebih baik kita fokus berusaha membuat suasana lebih baik lagi,” tutur pria yang akrab disapa Aher itu ketika ditemui di Istana Negara pada Rabu, 7 Desember.

Politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menilai kejadian di Sabuga merupakan peristiwa kecil dan tidak menganggu publik.

Oleh sebab itu dia berharap kepada publik agar tidak memperkeruh persoalan sehingga malah memicu persoalan baru.

Intervensi KKR di Sabuga menjadi perbincangan publik sehingga trending topic di dunia maya. Banyak yang mengecam peristiwa tersebut, karena hak publik untuk beribadah dihalangi oleh ormas tertentu.

Sementara, kegiatan peribadatan di gedung Sabuga bukan kali pertama terjadi. Aksi intoleransi di Bandung juga pernah beberapa kali terjadi.

Pada bulan April lalu, ormas berbasis agama berunjuk rasa di Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) di Buah Batu. Mereka menuntut agar gereja ditutup karena tidak memiliki izin pembangunan yang sah. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!