Philippine economy

Satu WNI ditahan di Malaysia, diduga akan lakukan teror ke Myanmar

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Satu WNI ditahan di Malaysia, diduga akan lakukan teror ke Myanmar
Penderitaan yang dialami oleh warga Rohingya di Myanmar kini menjadi magnet bagi anggota kelompok militan untuk berjihad

JAKARTA, Indonesia – Otoritas berwenang Malaysia telah menangkap seorang warga Indonesia yang diduga pengikut kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) pada bulan Desember 2016. Tersangka diduga akan berangkat ke Myanmar untuk melakukan serangan teror di sana.

Informasi itu disampaikan oleh Kepala Polisi Malaysia divisi anti-teror, Ayob Khan Mydin Pitchay dalam sebuah wawancara. Tersangka yang diketahui seorang pria dijadwalkan akan didakwa pada hari ini atas kepemilikan benda-benda yang terkait dengan kelompok teroris. Jika terbukti bersalah, maka WNI itu terancam hukuman bui selama tujuh tahun atau denda.

Menurut Ayob, semakin banyak anggota kelompok militan mengikuti jejak WNI yang tidak disebut identitasnya itu, untuk berangkat ke Myanmar karena isu penindasan terhadap kaum Rohingya.

“Dia berencana untuk melakukan jihad di Myanmar, berperang melawan Pemerintah Myanmar atas kepentingan kelompok Rohingya di negara bagian Rakhine,” ujar Ayob seperti dikutip media.

WNI itu juga pernah terlibat dalam sebuah rencana untuk menyelundupkan senjata ke Poso, Sulawesi Tengah. Ayob tidak mengatakan dengan kelompok mana tersangka berafiliasi.

Dia hanya mengatakan telah bekerja sebagai pekerja pabrik di Negeri Jiran sejak tahun 2014. Rencananya dia berupaya untuk membangun jejaring di Myanmar.

Ayob juga mengatakan tersangka pernah berkomunikasi dengan dua anggota kelompok militan asal Malaysia, Muhammad Wanndy dan Muhammad Jedi. Dua warga Malaysia itu diyakini sudah hijrah ke Suriah dan menjadi dalang di balik serangan granat di sebuah bar pada bulan Juni 2016.

Ketua Satuan Tugas Perlindungan WNI di KBRI Kuala Lumpur, Yusron B. Ambary yang dikonfirmasi oleh Rappler mengenai penangkapan WNI ini mengatakan masih terus mencari informasi ke polisi Malaysia.

“Kami juga baru mengetahui peristiwa ini dari media,” ujar Yusron yang dihubungi melalui pesan pendek.

Pengalihan isu

Para analis menilai konflik di negara bagian Rakhine justru berpotensi dapat mengalihkan fokus otoritas berwenang yang selama ini tengah memantau soal rencana kelompok militan itu yang berupaya membangun jaringan dari Filipina ke Indonesia dan Malaysia. Sudah tentu jaringan itu memiliki kaitan dengan kelompok ISIS yang berbasis di kawasan Timur Tengah.

“Ada kemungkinan yang tinggi bahwa Muslim entah itu dari kelompok ISIS atau kelompok lainnya, akan menemukan jalan dan cara untuk bisa menuju ke Myanmar serta membantu saudara-saudara mereka umat Muslim Rohingya,” kata Ayob.

Penderitaan yang dialami kelompok Rohingya membuat simpati dunia internasional, terutama dari negara-negara yang memiliki populasi umat Muslim yang besar. Mereka juga sudah bolak-balik menyerukan kepada militer yang diduga sebagai pelaku tindak kekerasan kepada kelompok Rohingya.

Selama bertahun-tahun mereka dikucilkan di Myanmar dan tidak dianggap sebagai warga negara karena pemerintah setempat menganggap mereka sebagai imigran ilegal dari Bangladesh. Alhasil, mereka memilih kabur dari Myanmar dengan menggunakan perahu reyot menuju ke beberapa negara di Asia Tenggara.

Data dari badan PBB di Negeri Jiran mencatat lebih dari 55 ribu warga Rohingya berada di sana. Namun, LSM memperkirakan angkanya lebih besar dari itu. Jumlahnya mencapai sekitar 200 ribu di Malaysia. Banyak dari mereka yang bekerja di restoran dan proyek konstruksi bangunan.

Para analis memperingatkan jumlahnya migran Rohingya yang besar di Malaysia justru menjadi sasaran perekrutan anggota oleh kelompok militan.

“Jaringan antara Malaysia, Indonesia, Filipina dan warga Rohingya sudah terbentuk,” ujar Direktur Eksekutif Iman Research, Badrul Hisham Ismail.

Kelompok risetnya telah berhasil mengungkap kelompok militan juga terlibat dalam proses perekrutan warga Rohingya sebagai anggota. Setelah berhasil direkrut, mereka dikirim ke Poso untuk berlatih militer. – dengan laporan Santi Dewi/Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!