Setelah 40 tahun absen, Indonesia kembali hadir di ‘Venice Art Biennale’

Clara Jovita

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Setelah 40 tahun absen, Indonesia kembali hadir di ‘Venice Art Biennale’
Paviliun Indonesia hadir digelaran 'Venice Art Biennale' tahun ini

JAKARTA, Indonesia – Seniman kawakan Tintin Wulia akan mewakili Indonesia dalam pameran seni rupa internasional paling tua di dunia, La Biennale di Venice atau Venice Art Biennale ke-57 yang akan berlangsung pada 13 Mei hingga 26 November 2017 di Venesia, Italia. Paviliun Indonesia akan menampilkan proyek tunggal Tintin Wulia bertajuk 1001 Martian Homes.

Paviliun Indonesia pertama kali hadir dan dicatat di gelaran Venice Art Biennale pada 1954. Kala itu seniman legendari Affandi memamerkan 17 lukisan dan satu patung hasil karyanya. 

Meski seniman Heri Dono sempat diundang untuk berpartisipasi dalam acara tersebut pada 2003, kehadirannya tidak secara resmi mewakili Indonesia. Begitu pun kehadiran sejumlah seniman Indonesia pada perhelatan-perhelatan selanjutnya.

Karya 1001 Martian Homes milik Tintin, yang telah berkiprah dalam dunia seni rupa sejak awal tahun 2000an, terdiri dari tiga pasang instalasi seni yang ditampilkan di dua lokasi berbeda secara simultan, tepatnya di Paviliun Indonesia di Arsenale, Venesia, Italia dan Senayan City, Jakarta. Ketiga pasang karya ini bersifat interaktif dan saling terhubung satu sama lain melalui jaringan Internet. 

Tintin menerangkan bahwa karya tersebut terinspirasi dari kisah nenek moyangnya yang harus bermigrasi dan menjalani kehidupan dan perjalanan antar dua tempat, Indonesia dan China, ketika kedua negara itu belum mengenal konsep kedaulatan seperti sekarang.

Ketertarikan Tintin pada isu-isu teritori dan perpindahan manusia turut mendorong Tintin merumuskan konsep yang sangat relevan dengan situasi global saat ini, di mana teknologi digital dan jaringan internet menciptakan kondisi yang membuat kita seolah-olah tinggal dalam ‘dunia tanpa batas’.

Hadirnya Paviliun Indonesia dalam pameran tersebut turut diprakarsai oleh Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (BEKRAF). “Di tahun 2016 kami kelimpahan mandat dari Kementerian Pariwisata untuk memfasilitasi keikutsertaan Indonesia di biennale-biennale internasional,” tutur Wakil Kepala BEKRAF Ricky Persik dalam jumpa pers di Plataran Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 27 April.

Dukungan ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo agar wajah Indonesia modern juga ditampilkan dalam platform besar. “Bukan hanya yang tradisional saja,” sambung Ricky Persik. -Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!