Tiga hal mengenai Kota Marawi, lokasi pertempuran di Filipina selatan

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Tiga hal mengenai Kota Marawi, lokasi pertempuran di Filipina selatan
Kota Marawi memiliki banyak tempat yang menarik dijadikan tujuan pariwisata. Tapi, itu semua terancam rusak akibat peperangan

JAKARTA, Indonesia – Kota Marawi menjadi lokasi peperangan antara kelompok militan Maute yang dimulai pada Selasa, 22 Mei. Peperangan terjadi karena militer bergerak untuk memburu pemimpin Abu Sayyaf, Isnilon Hapilon yang diketahui tengah berada di kota tersebut.

Isnilon diburu karena Abu Sayyaf yang dia pimpin menyatakan janji setia kepada kelompok Negara Islam, Irak dan Suriah (ISIS). Berdasarkan data dari militer Filipina, pertempuran di jalan-jalan di kota Marawi telah menewaskan 19 warga sipil.

Selain pertempuran yang tengah terjadi di kota itu, apa lagi yang kalian ketahui mengenai kota Marawi? Ini beberapa fakta mengenai Marawi:

Kota Islami

Marawi merupakan ibukota dari Provinsi Lanao del Sur, yang berlokasi di Wilayah Otonomi Muslim Mindanao (ARMM). Ini merupakan kota keempat dengan area seluas 87,55 kilometer persegi, dibagi menjadi 96 kabupaten kecil atau yang lazim disebut barangay. Majul Usman Gandamra dinyatakan sebagai Walikota Marawi menyusul adanya protes terhadap pesaingnya dalam pilkada yakni Omar Ali.

Berdasarkan sensus tahun 2015, kota tersebut dihuni oleh sekitar 201.785 orang – menjadikannya kota yang paling padat di ARMM. Kota tersebut didominasi umat Muslim sejak agama Islam disebar di sana di abad ke-14.

Pada April 1980, resolusi dewan kota menamakan area tersebut sebagai “Kota Islami Marawi”. Warga yang tinggal di kota Marawi disebut Maranaos – yang diambil dari Danau Lanao yang terletak di perbatasan di bagian timur kota.

Maranao merupakan kelompok etnis yang menjadi bagian dari bangsa Moro.

Asal nama

Sebelum Marawi dikenal oleh publik dengan nama yang digunakan saat ini, sebelumnya area itu disebut “Dansalan” yang bermakna “titik tujuan”.

Selama penjajahan Bangsa Spanyol di Filipina, mereka mencoba beberapa kali menaklukan Dansalan. Di tahun 1985, para penjajah itu kemudian takluk di tangan para pejuang Maranao. Ketika pasukan Amerika datang, mereka rupanya tetap menentang Maranaos.

Area itu kemudian berkembang menjadi penghubung perdagangan. Hal ini lah kemudian yang menarik orang-orang yang bukan warga lokal, kebanyakan dari Tiongkok dan keluarga dengan latar agama Kristiani, kemudian memutuskan menetap di sana.

Di tahun 1907, Dansalan kemudian secara resmi sebagai kota madya di bawah Dewan Legislatif Provinsi Moro. Dansalan kemudian dinyatakan sebagai ibukota Provinsi Lanao.

Sesuai dengan UU Kesejahteraan Bersama nomor 592 di tahun 1940, Dansalan kemudian berubah nama dan menjadi sebuah kota. Itu menjadi kota terakhir yang tertulis di dalam Pemerintah Filipina.

Tujuan pariwisata

RUMAH KHAS. Sisa bangunan rumah tradisional warga di Provinsi Lanao, Mindanao, Filipina selatan yang diberi nama Lauindab Torogan. Foto oleh Potpot Pinili/Rappler

Kota Marawi juga dikenal sebagai “ibukota musim panas di daerah selatan” karena iklimnya yang dingin. Kota Marawi berada 700 meter di atas permukaan laut.

Banyak tempat-tempat menarik yang bisa dikunjungi jika tengah berwisata ke sana. Mulai dari Danau Lanao yang luas hingga arsitektur bangunan yang dulu dihuni oleh para raja-raja.

Tempat lainnya yang menjadi ciri khas Marawi adalah Masjid Raja Faisal. Itu menjadi masjid terbesar di kota Marawi.

Kampus terbesar yakni Universitas Negeri Mindanao juga terletak di kota Marawi. Di sana juga bisa ditemukan area untuk bermain golf yakni Kalilang Golf dan Country Club. Area bermain golf itu langsung menghadap ke Danau Lanao.

Jika kalian berkunjung ke kota ini, maka akan ditemui beberapa penanda jalan yang digunakan sebagai rujukan dan titik jarak di seluruh jalan di Mindanao.

Pertempuran di Kota Marawi akhirnya memicu Presiden Rodrigo Duterte untuk memberlakukan darurat militer di Mindanao untuk memadamkan apa yang dia sebut sebagai ancaman kelompok militan yang terkait dengan teroris ISIS. Ancaman itu dinilai oleh Duterte semakin berkembang.

Di saat peperangan terus terjadi, apakah kita masih dapat menyaksikan keindahan Marawi usai bangunan sekolah dan penjara dibakar. Masjid dan gereja ditutup dan sekarang dianggap sebagai kota hantu? – Rappler.com

Sumber: Situs Pemerintah Lanao del Sur

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!