SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia — Mengonsumsi minuman manis setelah makan memang nikmat, tapi ternyata berbahaya. Ini telah dibuktikan oleh riset yang dilakukan seputar minuman manis.
Apa saja dampak berbahayanya?
1. Mengurangi oksidasi
United States Department of Argiculture (USDA) menemukan bahwa bahwa jika makananmu mengandung 15% protein, maka minuman manis bisa mengurangi oksidasi lemak hingga sekitar 7,2 gram. Sementara untuk makanan yang mengandung 30% protein, oksidasi lemak bisa berkurang hingga 12,6 gram.
2. Menurunkan metabolisme
Penelitian Dr. Shanon Casperson dari USDA-Agricultural Research Service’s Grand Forks Human Nutrition Research Center mengungkapkan bahwa semakin tinggi kandungan protein makanan yang disantap, jika diikuti minuman manis, maka akan memperparah penurunan metabolisme tubuh untuk memproses makanan tersebut.
3. 1/3 kalori tidak bisa dikeluarkan
Dr. Casperson juga menyatakan bahwa tidak hanya protein dari makanan yang menjadi lemak, kalori dan lemak yang datang dari minuman manis juga bisa menjadi lemak. Metabolisme lemak berkurang sehingga kamu akan menghabiskan lebih banyak energi untuk memproses makananmu. Kondisi ini akan membuat lemak semakin menumpuk di tubuh.
Masih ingin minum minuman manis setelah makan? Pikir-pikir lagi ya! —Rappler.com
Artikel ini sebelumnya diterbitkan di IDNTimes.com
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.