8 hal yang perlu dipelajari demi perkembangan EQ

Stella Azasya

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

8 hal yang perlu dipelajari demi perkembangan EQ
Ada beberapa hal yang perlu diketahui agar EQ dapat dikembangkan dan diperbaiki

JAKARTA, Indonesia —Emotional Quotient (EQ) atau biasa disebut kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi diri.

Orang dengan EQ tinggi dapat mengendalikan diri dan tahu bagaimana harus bersikap dalam menghadapi masalah. Jika merasa memiliki EQ rendah, untungnya kecerdesan emosional dapat dikembangkan dengan mempelajari beberapa hal di bawah ini.

Kerentanan

Banyak yang menganggap kerentanan sebagai suatu kelemahan yang harus disembunyikan, padahal hal ini menjadi bentuk pengendalian diri sendiri dalam berhubungan dengan orang lain. Orang yang memiliki kerentanan akan mencegah dirinya untuk menghakimi orang lain, mencegah melakukan kesalahan, menegakkan kelembutan, dan memiliki kecenderungan untuk menutupi ketidaksempurnaan orang lain.

Empati

Faktor utama yang menentukan kecerdasan emoisional adalah belas kasih atau empati. Empati membuat seseorang menjadi tidak egois, menghargai pendapat orang lain, serta menerima perbedaan. Sebaliknya, tanpa empati, seseorang akan menolak perubahan dan perbedaan, fokus dengan diri sendiri tanpa sadar bahwa ia membutuhkan orang lain.

Penerimaan

Penerimaan berhubungan erat dengan perasaan cinta. Jika seseorang memiliki rasa cinta terhadap lainnya, secara otomatis ia dapat menerima orang itu tanpa syarat. Begitu pula dengan self love, jika kita mencintai diri sendiri, artinya kita juga menerima kekurangan diri masing-masing. Tidak dapat mengatakan cinta akan sesuatu tanpa menerima segala kekurangan yang ada padanya.

Senyuman

Kekuatan sebuah senyuman ternyata merefleksikan kecerdasan emosional. Dengan tersenyum pada diri sendiri dan orang lain, yang dilakukan sebenarnya adalah menyalurkan kebahagiaan. Senyuman dapat menjadi penyemangat bagi diri orang lain dan diri sendiri, maka biasakanlah “menularkan” senyuman.

Stres

Ada yang perlu diperhatikan dengan baik ketika sedang merasa tertekan. Jika ada suatu masalah yang membuat stres, coba teliti penyebabnya. Apakah penyebab stres itu karena masalah tersebut, atau justru karena tidak bisa mengendalikan pikiran sendiri? Jika alasannya adalah yang kedua, maka perlu belajar mengendalikan pikiran sendiri agar dapat mengendalikan situasi.

Ucapan terima kasih

Ucapan terima kasih seringkali dikatakan karena keharusan, bukan kemauan sendiri. Usahakan bahwa apapun yang terucap merupakan sesuatu yang tulus dari hati. Ucapkan terima kasih karena memang benar-benar merasa bersyukur, bukan karena berada dalam keadaan yang mengharuskan untuk mengatakannya.

Ketidaksetujuan

Berani untuk mengatakan tidak dan berbeda pendapat bisa menjadi tolok ukur orang lain menilai diri Anda. Jika seseorang ingin menolak sesuatu tapi justru menerimanya, ia seperti menyerahkan kebahagiaannya.

Mendengarkan

Ada dua tipe mendengarkan, yang pertama adalah mendengarkan karena ingin menjawab dan yang kedua adalah mendengarkan karena ingin mengerti. Kebanyakan orang mendengarkan hanya karena ingin merespon/menjawab, padahal seharusnya orang mendengar karena ingin mengerti inti permasalahan.

—Rappler.com

Artikel ini merupakan hasil kerjasama Rappler Indonesia dengan IDN Times

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!