Mempertanyakan isu kebangkitan PKI gaya baru

Ananda Nabila Setyani

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Mempertanyakan isu kebangkitan PKI gaya baru

ANTARA FOTO

PKI disebut-sebut akan bangkit dengan menggunakan gaya baru yakni melalui jalur politik

JAKARTA, Indonesia – Menjelang peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang dilakukan pada awal Oktober, isu kebangkitan paham komunisme dan Partai Komunisme Indonesia (PKI) selalu mencuat. Walaupun mayoritas publik tidak mempercayai isu bangkitnya PKI, namun ada pula masyarakat yang menganggap partai pimpinan DN Aidit itu betul-betul akan bangkit.

Hasil survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) menunjukkan ada 12,6 persen yang setuju bahwa PKI sedang bangkit. Survei itu dilakukan pada bulan September dengan bertanya kepada 1.057 responden.

Pengurus MUI Pusat, Ustadz Zaitun Rasmin kita menguatkan hasil minor survei SMRC. Zaitun bahkan tegas menyebut PKI menggunakan cara yang baru untuk bisa kembali bangkit dan menancapkan kukunya di Indonesia. Komunis Gaya Baru disebut Zaitun sebagai Neo-PKI.

Hal itu ia sampaikan ketika digelar acara Nobar dan Seminar Film G30S/PKI di Masjid Sunda Kelapa pada akhir pekan lalu. Zaitun mengatakan bahwa seminar dan nobar itu berfungsi untuk mendalami fakta yang sebenarnya diambil dari peristiwa pada tahun 1965.

“Sehingga kita punya ilmu yang disampaikan ke generasi berikutnya dan tidak gampang dipatahkan oleh orang-orang yang punya kepentingan untuk menghapuskan sejarah itu,” ujar Zaitun.

Menurut dia, salah satu bentuk kebangkitan Neo-PKI yakni masuknya anak dari anggota PKI ke dalam DPR. Zaitun merujuk kepada Ribka Tjiptaning yang memiliki orang tua yang dulunya menjadi anggota PKI. Bahkan, di tahun 2002 lalu, Ribka menulis buku dengan judul ‘Aku Bangga Jadi Anak PKI’.

Walaupun buku itu akhirnya diperintahkan oleh Wakil Presiden Hamzah Haz agar disita.

Dalam acara seminar tersebut, sejarawan Arukat Sujadi menyampaikan kebangkitan PKI bisa terlihat dari adanya paguyuban korban orde baru.

“Ketuanya, Surami yang dulu Ketua Gerwani. Sekarang. digantikan oleh Ribka Tjiptaning Proletariyati. Anggota DPR loh! Ini kan luar biasa,” kata Arukat.

Ia pun menyayangkan aturan UU nomor 12 tahun 2003 pasal 60 J justru dicabut. Aturan itu berisi syarat untuk menjadi anggota DPR.

“Persyaratan bukan dari partai komunis itu malah dicoret, sehingga orang PKI bebas menjadi anggota DPR, maka dari itu Ribka masuk,” tutur dia.

Arukat pun sepakat dengan pernyataan Ustadz Zaitun yang menyebut PKI berupaya bangkit dengan cara yang lain. Menurutnya, memang PKI gaya baru tidak akan menggunakan senjata untuk merebut kekuasaan. Partai itu, kata dia, sudah mengubah strateginya.

“Komunis Gaya Baru (KGB) muncul dengan cara, pertama dengan menempatkan dirinya sebagai korban pada tahun 65 itu, bukan pelaku kudeta/ Kedua, bukan revolusioner lagi, melainkan dengan senjata politik,” kata dia.

Salah satu contoh nyata di mana politik digunakan oleh orang-orang yang diduga ingin membangkitkan PKI sudah mulai mengusulkan agar TAP MPRS nomor 25 tahun 1966 dihapus oleh MPR. Peristiwa itu terjadi ketika digelar sidang umum MPR pada tahun 2003 lalu.

Tetani, hal itu ditolak. MPR malah membuat TAP MPR nomor 1 tahun 2003 untuk memperkuat TAP MPRS nomor 25.

Sudah biasa

Sementara, Ribka menanggapi tudingan itu dengan santai. Ia mengaku sudah sering dilabeli demikian, lantaran sikapnya yang blak-blakan mengaku sebagai anak dari kedua orang tua yang dulunya anggota PKI.

“Bapak itu figur yang baik, prinsip hidupnya di dunia ini hanya ada dua ajaran yakni baik dan buruk, sehingga tidak ada perbedaan kelas,” kata Ribka seperti dikutip media dua tahun lalu.

Dalam pandangannya PKI adalah partai besar sebelum dilarang pada tahun 1965. Sebagai anak dari anggota PKI, ia juga tidak dilarang berpolitik praktis.

Tetapi, ia membantah dengan tegas jika disebut ikut berusaha membangkitkan kembali PKI.

“Di PDI-P saja, aku ditugasi Mbak Mega untuk masalah sosial saja waktunya sudah tersita banyak. Apalagi mau bikin PKI,” ujar anggota Komisi IX DPR itu kepada media.

Ribka mengaku tidak ingin terlalu menanggapi berbagai tudingan miring yang menghampirinya. Ia memaknainya malah namanya bisa semakin dikenal karena kerap kali diributkan jelang bulan Oktober.

“Malah membuat saya terkenal, kampanye gratis,” tutur dia. – Rappler.com

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!