Demi KTP elektronik, ribuan warga rela mengantre panjang

Adinda Nabila

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Demi KTP elektronik, ribuan warga rela mengantre panjang
Pada Jumat kemarin, warga yang antre diperkirakan mencapai dua ribu orang

JAKARTA, Indonesia – Taman Mini Indonesia Indah (TMII) selama 3 hari terakhir disesaki oleh antrean warga Jabodetabek yang hendak menyerahkan berkas dan mencetak KTP Elektronik. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). 

Antrean warga pemohon KTP Elektronik pada Jumat, 20 Oktober 2017 bahkan sempat mencapai satu kilometer. Antrean dimulai dari depan Teater Keong Mas hingga berujung di stan Kemendagri Hall D di Pameran Nusantara Expo yang menjadi inti dari acara tersebut.  

Berdasarkan pemantauan Rappler.com, hingga Sabtu, 21 Oktober 2017, antrean panjang manusia masih memenuhi stan Kemendagri, namun tidak semasif antrean pada hari Jumat. Salah satu pemohon KTP Elektronik bernama Adianti dari Cileungsi menuturkan pengalamannya selama mengantri KTP Elektronik di TMII. 

“Kemarin lebih parah, saya datang jam 12 siang, baru input data itu jam 3. Kondisi orang-orang yang antre sudah rusuh sekali, apalagi ditambah hujan. Kami kena panas, kena ujan pula. Kayaknya ribuan deh kemarin yang datang,” ujarnya. 

Adianti yang ditemani 1 anak dan suami yang berprofesi sebagai supir motor ojek online, mengaku bahwa ia mendengar informasi adanya permohonan sekaligus pencetakan KTP Elektronik dari media sosial dan televisi swasta. 

“Suami saya kemarin hampir terlambat berangkat narik, karena kami kira hanya setengah jam atau satu jam sudah jadi, tapi ternyata tidak,” tambahnya.

Berangkat dari rumahnya di Cileungsi, ia rela mengantri di hari Jumat selama 3 jam di TMII. Hari Sabtu-nya, ia kembali ke TMII untuk mengambil KTP Elektroniknya, namun nama-nya belum kunjung dipanggil oleh petugas. 

Sistem permohonan dan pembagian KTP-Elektronik ternyata juga dibedakan menjadi antrean bagi warga DKI Jakarta dan non-DKI Jakarta. Dalam hal ini, bagi warga DKI Jakarta ditempatkan di Hall A dan warga non-DKI Jakarta di Hall D. Mereka akan dipanggil berdasarkan abjad nama oleh petugas dari Kemendagri.

Berkaitan dengan biaya masuk, menurut penuturan Adianti, ketika kembali ke TMII pada hari Sabtu untuk mengambil KTP Elektroniknya, ia mengaku dikenakan biaya masuk TMII dengan tarif per-individu. Padahal saat hari Sabtu, ia hanya dikenakan biaya motor saja. “Kayaknya TMII lihat orang ribuan kesini, jadi dimanfaatkan untuk ambil keuntungan,” jelasnya.

Tidak adanya papan penunjuk

 

Warga DKI Jakarta yang turut mengantri, Aqila, seorang pelajar SMA, juga menuturkan pengalamannya selama mengantri untuk KTP Elektronik, “Kondisi disini sangat panas. Udah gitu gak ada tanda yang menunjukkan ini pendaftarannya, ini pengambilannya. Jadi ya susah sih sempet nanya bolak-balik ke petugas,” ujarnya. 

Penuturan Aqila juga tercermin dari semrawutnya antrean di Hall D stan Kemendagri pada hari Sabtu. Banyak meja dan petugas, namun tidak ada papan penunjuk yang menjelaskan alur dan persyaratan yang harus dilengkapi oleh pemohon KTP Elektronik. Petugas bahkan terlihat kewalahan, lantaran ditanyakan bolak-balik oleh warga, terkait persyaratan dan alur antrean. 

Sosialisasi penyampaian informasi yang tidak jelas membuat masyarakat kebingungan harus mulai mengantri dari mana dan mendaftar ke meja yang mana. 

Akibat meledaknya antrean, stan Kemendagri terlihat menambahkan sejumlah fasilitas seperti tambahan tenda dan bangku di Hall D. Sejumlah kipas juga ditambahkan untuk mengatasi panasnya lokasi antrean warga. Tak hanya itu, penambahan petugas ke lapangan juga dilihat oleh para warga pemohon KTP Elektronik.

Pemohon KTP Elektronik lain bernama Dian, datang dari Jati Asih untuk mengambil KTP Elektroniknya yang telah didaftarkan sebelumnya pada hari Jumat, “Hari ini lebih baik, karena udah dibagi non-DKI dan DKI. Kemarin tuh campur jadi ramenya minta ampun. Saya denger dari panitia pameran, katanya mesin pencetak cuma 8 padahal orang yang antrenya sampe 2000 orang.”

Dian ditemani kedua anak perempuannya menunggu antrean KTP Elektronik untuk suami dan anak laki-lakinya. “Anak saya kan baru 17 tahun, nunggu E-KTP itu setahun belum keluar-keluar.” Ia juga menyayangkan kondisi dari membeludaknya antrean warga kemarin. “Sebenernya kalau memang ini acara pameran, maksudku kenapa harus di share kemana-mana ya, kalau buat pameran doang? Orang kan padahal rata-rata belum pada punya E-KTP, gak heran diserbu,” ujarnya. 

Warga yang berdatangan ke TMII tak hanya datang dari DKI Jakarta, namun berbagai daerah seperti Bekasi, Tangerang, Depok hingga Cileungsi memadati antrean. Layanan KTP Elektronik di stan Kemendagri ini akan ditutup hingga esok hari dan ditutup pada pukul 16.00. 

Membludaknya antrean warga yang ingin mendapatkan KTP Elektronik ini antara lain karena kasus pengadaan KTP Elektronik yang dikorupsi. Dari total nilai proyek sebesar Rp 5,9 triliun, Rp 2,3 triliunnya dikorupsi. Kasus ini masih bergulir di Pengadilan Tipikor. —Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!