Kahiyang dan Bobby jalani siraman adat Jawa Surakarta

Ari Susanto

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kahiyang dan Bobby jalani siraman adat Jawa Surakarta
Rencananya Jokowi sendiri yang akan menjadi wali pengantin wanita dan menikahkan sendiri anaknya kepada mempelai pria dalam ijab-kabul Rabu pagi



SOLO, Indonesia – Kedua calon mempelai Kahiyang Ayu dan Muhammad Bobby Afif Nasution Selasa pagi, 7 November, menjalani prosesi siraman sebelum acara midodareni malam ini.

Siraman Kahiyang dilakukan di kediaman Presiden Joko Widodo di Jalan Kutai Utara, Sumber, Banjarsari. Sementara, Bobby menjalani siraman di Hotel Alila, tempat ia dan keluarganya menginap.

Sejak pukul 6.00 pagi, kediaman Jokowi sudah steril dan dijaga Paspampres dan anggota polisi militer. Media tak bisa masuk dan meliput langsung prosesi siraman.

Jalan utama tetap dibuka untuk lalu lintas. Jalan yang merupakan akses ke Gedung Graha Saba Buana ini baru akan ditutup pada Rabu pagi hingga malam untuk kirab kereta kencana yang akan membawa dua mempelai dari kediamannya masing-masing menuju gedung untuk prosesi akad-nikah.

Rencana Jokowi sendiri yang akan menjadi wali pengantin wanita dan menikahkan sendiri anaknya kepada mempelai pria dalam ijab-kabul Rabu pagi.

“Ndak diwakili, (saya) sendiri saja,” ujar Jokowi menjawab pertanyaan media Senin kemarin.

Jokowi memasang bleketepe dan tuwuhan sebelum acara siraman. Foto oleh Sekretariat Kepersidenan. Dalam adat Jawa, siraman dengan air bunga memiliki makna penyucian diri lahir batin yang wajib dilakukan seseorang sebelum menikah. Proses penyiraman dilakukan oleh orangtua mempelai dan keluarga besar.

Sebelumnya air untuk siraman dibagi dua. Satu bagian diwadahi dalam kendhi tanah liat dan diantar ke keluarga Bobby.

Budayawan Solo yang hadir dalam acara siraman, Mufti Raharjo, mengatakan prosesi adat yang dijalani keluarga presiden sama persis dengan yang biasa dilakukan masyarakat umum di Surakarta.

Siraman didahului dengan pemasangan bleketepe yaitu anyaman daun kelapa yang biasanya juga digunakan untuk atap peneduh hajatan. Jokowi sendiri yang memasang blaketepe sebagai bapak dari pengantin perempuan sekaligus pemangku hajat.

Pemasangan bleketepe juga disertai pemasangan tuwuhan (tanaman) yang terdiri dari pohon pisang raja lengkap dengan buahnya yang masak, tebu wulung, cengkir gading (buah kelapa kuning muda), daun randu dan padi, serta aneka dedaunan lainnya.

Pisang raja masak bermakna kemuliaan dan kebijaksanaan seperti raja, sedangkan tebu wulung berarti kedewasaan dan kematangan. Cengkir gading dalam tradisi Jawa menyimbolkan dengan wadah bayi atau kandungan agar kelak pengantin punya keturunan. Sementara daun randu penghasil kapas dan padi melambangkan sandang dan pangan.

Acara siraman juga dilanjutkan dengan prosesi jual dawet cendol oleh orang tua calon mempelai perempuan. Para undangan bisa membeli dawet dengan membayar menggunakan kereweng, gerabah tanah liat menyerupai koin.

Jokowi sempat memberikan keterangan pers singkat tentang acara prosesi hari ini yang akan lebih banyak dilakukan di rumah. Ia juga berpesan untuk putri semata sayangnya sebelum malam midodareni.

“Saya berharap (Kahiyang) berhati-hati dalam membangun rumah tangga, yang sabar,” ujar Jokowi yang mengenakan busana beskap  gaya Surakarta berwarna oranye didampingi Iriana dan putra sulungnya, Gibran.

Prosesi siraman akan dilanjutkan dengan malam midodareni nanti malam. Midodareni berasal dari kata ‘modadari’ atau bidadari. Karena, dalam kepercayaan Jawa, pada malam menjelang pernikahan, para bidadari ikut turun dari kahyangan untuk ikut serta “mendandani” mempelai wanita agar wajahnya tampak lebih cantik. 

—Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!