Sebuah rekor kembali dicetak Alibaba pada Singles’ Day

Uni Lubis

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Sebuah rekor kembali dicetak Alibaba pada Singles’ Day
Perusahaan yang didirikan Jack Ma mencetak US$ 25 miliar dalam 24 jam

 

Sebuah bangunan berbentuk kubus, disebut ‘Water Cube”, menjadi saksi kegilaan belanja warga Tiongkok, pada 11 November 2015.  Bangunan bertaburkan cahaya biru itu yang terletak di sebelah Stadion Olimpiade Beijing 2008 itu dikenal sebagai Pusat Akuatika Nasional, tempat kegiatan olahraga air.

Malam itu, 11 November, bukan air  yang mengalir di sana, melainkan aliran data. Selama 24 jam tanpa interupsi, layar raksasa yang dipasang di sana dipenuhi statistik, tabulasi, diagram, lampu-lampu kecil yang kerlap-kerlip di peta digital raksasa. Mereka menggambarkan data terkini dari transaksi daring yang dilakukan pelanggan di seluruh Tiongkok, melalui situs belanja e-commerce, Alibaba.

Ratusan jurnalis yang diundang hadir menyaksikan Global Festival Shopping Gala 11/11 yang dikenal sebagai Singles’ Day itu menjadi saksi bagaimana Water Cube, menjadi pusat kendali transaksi antara kelas menengah di Negeri Komunis itu dengan para penjual barang. 

Belanja diskon terbesar di dunia itu disiarkan secara langsung oleh televisi selama empat jam, memastikan konsumen semangat belanja sampai tengah malam.  Jack Ma, pendiri Alibaba mengundang sejumlah sosok terkenal Hollywood, termasuk Kevin Spacey , Si Presiden Frank Underwood dalam serial televisi “House of Cards” untuk membujuk konsumen berbelanja. 

Kita tahu minggu-minggu ini Kevin Spacey dihujan karena kasus perundungan seksual. Ini intermezzo. Jack Ma mungkin belum tahu saat itu. Yang jelas Kevin sebagai Frank Underwood adalah sosok sangat populer saat itu.

100 Maserati dalam 10 menit

“Dalam 10 menit kami menjual 100 Maserati,” ujar juru bicara Alibaba, ketika saya bersama beberapa rekan media dari Indonesia berkunjung ke Kampus Alibaba, markas besar mereka di Binjang, Hangzhou, 9 September 2016.  Pekan sebelumnya  di kampus ini Jack Ma sibuk menerima kepala negara anggota G20 yang berkumpul di Hangzhou, termasuk Presiden Joko “Jokowi” Widodo.

(BACA :  Ketika Jack Ma ditawari jadi penasihat Komiter  E-commerce Indonesia)

Maserati adalah mobil mewah dengan harga sekitar Rp 1,4 miliar.  Dalam 10 menit,  Alibaba menjual kendaraan roda empat itu lebih banyak dari yang dijual oleh  satu dealer mobil itu dalam setahun.

Dalam buku “The House that Jack Ma Built” yang ditulis Duncan Clark, digambarkan bagaimana pada puncak acara belanja 11/11 tahun 2015 itu, Jack Ma muncul dengan kepungan animasi digital berupa gadis-gadis Bond dari film James Bond, lalu menjelma jadi Jack Ma yang menggunakan tuksedo, muncul di panggung bersama Daniel Craig, pemeran James Bond. Berkelas.

Dalam 8 menit pertama 11/11/15, konsumen membukukan lebih dari US$ 1 miliar belanja.   Jack Ma menyaksikan aliran data itu bersama teman-teman selebritinya, termasuk Jet Li, aktor laga. Duncan Clark yang mengenal Jack Ma sejak awal orang kaya Tiongkok itu membangun bisnisnya, menuliskan “bahkan Jack tak kuasa menahan godaan untuk memotret aliran data di layar dengan ponselnya.” . 

Saya membeli buku Clark setelah direkomendasikan tuan rumah dalam kunjungan kami ke markas Alibaba.  Buku ini mendapat restu sang inovator bisnis daring. 

Dalam 24 jam, 11/11/2015 meraup transaksi US$ 14 miliar dolar dari 30 juta pelanggan.  Empat kali lebih besar dari kegiatan serupa 11/11 di AS, yang disebut sebagai Cyber Monday, yang biasanya dilakukan beberapa minggu setelah hari diskon Black Friday (shopping).

Di Tiongkok, Singles’ Day adalah acara promosi belanja tahunan. 11 November dianggap sebagai hari di mana pemuasan belanja warga di sana disalurkan. Para pedagang bertempur untuk menguras dompet kelas menengah Tiongkok.  Menurut survei McKinsey, jumlahnya 200 juta pada 2013, dari populasi 1,2 miliar.  

Tahun ini, Daniel Zhang, kepala eksekutif Alibaba, mengatakan, jumlah kelas menengah Tiongkok sekitar 300 juta orang.  

Shuang shiyi, atau Double Eleven, nafsu hedonism warga di Tiongkok keluar.  Mengutip kalimat Jack Ma dalam buku itu, “Ini hari yang unik.  Kami ingin semua produsen pembuat barang, toko-toko untuk berterima kasih kepada konsumen.  Kami ingin konsumen mendapatkan hari yang menyenangkan.”

Dari hanya 27 pedagang penjual barang yang terlibat kegiatan ini pada 2009, kini lebih dari 40 ribu pedagang dan 30 ribu merek berpartisipasi di Singles’Day.  Total penjualan pada tahun 2015 meningkat 60% dari nilai  US$ 9 miliar tahun sebelumnya.

Dr Zeng Ming, kepala strategis Alibaba berkomentar tentang 11/11/15, dengan analogi perasaan DR Frankenstein menyaksikan kreasinya hidup kembali setelah mati.  “Ekosistemnya memiliki keinginan untuk tumbuh,” kata Zeng Ming.  Joe Tsai, wakil ketua dewan direksi Alibaba, orang kedua paling berpengaruh setelah Jack Ma, mengamini sentiment itu dan mengatakan, “ Anda sedang menyaksikan keluarnya kekuatan konsumsi konsumen Tiongkok.”

Sebagaimana diceritakan dalam buku itu, kekuatan konsumen itu lama dibungkam. Pengeluaran rumah tangga di AS berkontribusi 2/3 bagian dari pertumbuhan ekonomi.  Di Tiongkok baru 1/3 bagian perannya.   Dibandingkan dengan di negara berkembang lainnya, konsumen di Tiongkok tidak cukup banyak berbelanja.  

Alasannya? Mereka banyak menabung untuk membiayai pendidikan anak-anaknya, pengeluaran kesehatan, dana pensiun, dan menabung untuk keperluan tak terduga.  Lagipula, sebelumnya masih sedikit tersedia produk berkualitas sebagaimana yang ada di negara barat.  Jadi, warga Tiongkok rada malas berbelanja.

Saat berpidato di Universitas Stanford, September 2015, Jack Ma berkelakar. Di AS, kata dia, ketika ekonomi melambat, itu berarti orang tak punya duit untuk dibelanjakan. “Tapi, kalian tahu persis bagaimana membelanjakan uang untuk masa depan, ada duit oramg lain,” canda Jack.  Maksudnya berutang.  “Orang Tiongkok miskin begitu lama.  Kami menyimpan uang kami di bank,” ujar Jack.

Kebiasaan lama berubah setelah datangnya era internet, dan era belanja daring.  Alibaba adalah pionirnya. Taobao.com, situs belanja Alibaba menjadi situs ketika yang paling banyak dikunjungi di Tiongkok.  Di dunia posisinya di peringkat ke-12.  

Sekarang orang biasa menyebut wanneng de taobao, yang artinya “Kamu bisa temukan apa saja di Taobao.” Amazon.com disebut “Everything Store”.  Taobao.com menjual hampir semuanya, di mana saja.  Sebagaimana kita menggunakan istilah “Google saja” untuk mendapatkan informasi, konsumen Tiongkok menggunakan kaca kunci tao untuk mencari produk di internet dalam waktu singkat.

Tahun ini, 11/11/17,  Alibaba mencetak rekor baru dengan menjual lebih dari US$ 25 miliar produk melalui situs belanjanya.  Mereka menyebut dengan istilah GMV, atau “gross merchandise volume”. Alibaba mencatatkan angka itu melalui Taobao.com dan Tmall yang menjadi tempat beragam merek terkemuka.  Data yang dikumpulkan media, tahun ini  Alibaba menangani 1,48 miliar transaksi selama periode 24 jam pada Jumat, 11 November 2017.

Angka itu naik dari US$ 17,79 miliar dolar pada 11/11/16, atau Single’s Day tahun lalu. Pendapatan Alibaba diperkirakan naik 61% tahun ini.  Sebagai perbandingan, angka yang diraup dalam kegiatan serupa di AS, menjadi kurang ‘nendang’ dibanding yang diraih Alibaba.  Di AS, peritel mendapatkan US$ 3 miliar dalam Black Friday dan US$ 3,45 miliar pada Cyber Monday. Digabungpun masih jauh.

Ini beberapa fakta penting yang dimuat di laman techcrunch, sebagian diantaranya berasal dari keterangan yang dilansir Alibaba (Among the many stats released by Alibaba).

  • Total order menyentuh angka 8 juta, naik 23%
  • Alibaba Cloud yang menangani infrastruktur mengelola 325 ribu order saat puncaknya
  • Alipay memproses 1,5 miliar transaksi pembayaran, naik 41%
  • Lebih dari 140 ribu merek, termasuk  diantaranya 60 ribu merek internasional, ikut serta di Tmall hyang menawarkan 15 juta daftar produk
  • 167 pedagang masing-masing menghasilkan lebih dari US 15,1 juta penjualan
  • 17 pedagang melampaui penjualan masing-masing US$ 75,4 juta
  • Enam pedagang melampaui penjualan masing-masing senilai US$ 150,9 juta.
  • Kali ini Jack Ma masih mengundang bintang-bintang Hollywood  dan penyanyi kondang sebagai pembujuk.  Daftarnya mulai dari Nicole Kidman yang muncul bareng Jack Ma di acara puncak gala hiburan yang, selalu dilakukan selama 4 jam dan disiarkan langsung oleh televisi dan dimonitor puluhan juta orang lewat internet.  

Pharrel William, pemyanyi, produser yang juga sempat menjadi juri acara kontes menyanyi The Voice, berduet dengan musisi Tiongkok. “Hiburan dan interaksi kini menjadi kian penting dalam e-commerce,” kata Daniel Zhang.

Gloria Li, senior vice president JD.com, raksasa e-commerce lain di Tiongkok, mengatakan cara konsumsi di era digital berubah. “Konsumen membutuhkan apa yang disebut costumer experiences,” kata Gloria menjawab pertanyaan saya tentang apakah Tiongkok mengalami tren tutupnya sejumlah mal ketika belanja daring merebak.

(BACA : 5 Toko Ritel bangkrut tergerus online)

JD.Com tengah mengembangkan pilot project, toko tanpa penjual (unmanned convenience store).  Pembeli menggunakan pengenalan wajah untuk masuk toko.  Kamera dan barcode di barang-barang memonitor belanja.  Ketika pembeli hendak keluar, mereka membayar lewat aplikasi di ponsel, melongok ke kamera, dan pintu akan terbuka.

Raksasa e-commerce yang berpusat di Beijing ini juga mengembangkan layanan pengantaran barang dengan drone untuk menjangkau daerah-daerah yang sering alami macet, atau sulit dijangkau.  Misalnya di pedesaaan.  Bahkan ada robot pengantar barang.  Saya akan ceritakan kunjungan ke markas JD.com, bulan lalu dalam blog terpisah.

Alibaba dan Jack Ma masih memilih gabungan antara jualan daring dengan acara festival hiburan yang disiarkan televisi sebagai bagian dari memberikan pengalaman konsumen itu.  

Saya mengingat kunjungan ke kampus Alibaba, dan menikmati presentasi lewat layar raksasa yang ada di ‘war-room’ mereka. Mengingat juga saat rehat, dari jendela kaca yang lebar di lorong kampus, melihat ke samping, komplek rumah tinggal Jack Ma yang seluruhnya bernuansa bangunan tradisional Hangzhao.  Kontras dengan modernitas dari kampus yang dilengkapi kedai kopi Starbucks.

Penjualan US$ 25 miliar itu angka yang luar biasa. Jack Ma dan Alibaba mengubah kebiasaan belanja warga Negeri Tirai Bambu.

“China changed because of us in the past fifteen years. We hope in the next fifteen years, the world changes because of us,” kata Jack Ma.   

Mampukah Alibaba mengubah dunia? – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!