Polri rilis dua sketsa terduga eksekutor penyiram air keras ke Novel Baswedan

Santi Dewi

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Polri rilis dua sketsa terduga eksekutor penyiram air keras ke Novel Baswedan

ANTARA FOTO

Untuk menunjukkan keseriusan, Polri menurunkan 167 penyidik untuk menangani kasus teror Novel Baswedan

JAKARTA, Indonesia – Setelah hampir delapan bulan bekerja untuk mencari pelaku peneror Novel Baswedan, Polri kembali merilis dua sketsa. Kedua orang itu diduga terkait dalam aksi penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 11 April lalu.

Jika membandingkan sketsa yang pernah ditunjukkan oleh Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian pada 31 Juli lalu, maka terlihat kemiripan wajah salah satu individu. Sayang, identitas keduanya masih belum diketahui. Di dalam sketsa yang ditunjukkan ke publik, kedua orang itu hanya diberi tulisan “Mr. X”.

Kapolda Metro Jaya Irjen (Pol) Idham Azis mengatakan penggambaran sketsa dua wajah itu didasarkan pada keterangan saksi.

“Yang pertama, informasi ini kami dapat dari saksi berinisial S. Sementara, yang kedua dari saksi berinisial SN. Selain itu, juga berdasarkan pengolahan potongan rekaman video CCTV,” ujar Idham ketika memberikan keterangan pers di gedung KPK pada Jumat siang, 24 November.

Ia menjelaskan penggambaran wajah sketsa terduga pelaku tidak lepas dari teknologi yang dimiliki oleh Kepolisian Australia (AFP) dan inisiatif Mabes Polri. Oleh sebab itu, Polri yakin jika sketsa wajah itu 90 persen mendekati wajah pelaku yang sesungguhnya.

“Bahwa, dua gambar tadi itu diduga terlibat penyiraman saudara Novel Baswedan. Sementara, jika motif, kami harus menangkap dulu orangnya baru kita bisa menjelaskan motif. Tetapi, langkah induktif dan deduktif sudah kami lakukan,” kata dia.

Namun, polisi mengaku sudah memetakan informasi mengenai latar belakang terduga pelaku, keluarga dan pekerjaannya. Untuk mempermudah pekerjaan mereka, maka polisi membuka nomor hotline dan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi.

“Kami membuka nomor hotline 0813 988 44474. 24 jam ada operatornya dan ruangannya ada di Polda. Kami berharap bantuan dari masyarakat untuk bisa memberikan informasi ke jajaran polda metro jaya atau kepada teman-teman KPK,” tutur dia.

Selain itu, Polda Metro Jaya juga menyampaikan surat kepada pihak KPK agar dapat bekerja sama dengan penyidik polisi. Kerja sama itu bisa diwujudkan dalam bentuk asistensi atau kerja sama di dalam satu wadah yang berada di bawah Direktorat Kriminal Umum.

“Tujuannya, agar pihak KPK dapat melihat langsung dan bersama-sama bekerja dengan para penyidik kami,” ujarnya.

Apakah ini artinya tim gabungan antara penyidik KPK dan Polri segera terwujud? Juru bicara KPK, Febri Diansyah mengaku masih mempelajari hal itu.

Walaupun sebelumnya ia pernah mengatakan tim gabungan itu tidak ada. Sebab, kewenangan penyelidikan tindak kejahatan tersebut bukan ranah KPK. Namun, lembaga anti rasuah itu selalu dikabari mengenai perkembangan kasusnya.

Serius menyelidiki

Kedatangan Idham ke kantor KPK sebagai bentuk penegasan ke publik bahwa polisi tidak melupakan kasus penyerangan terhadap Novel. Mereka menegaskan bahwa polisi serius menyelidiki dan memburu pelaku teror terhadap Novel.

Idham menyebut polisi telah membentuk tim khusus yang terdiri dari 167 penyidik dan penyelidik khusus untuk menangani kasus Novel saja. Ratusan penyidik itu melibatkan individu dari Polres, Polda hingga ke Mabes Polri.

“Untuk menunjukkan keseriusan, saya tidak menugaskan para penyidik itu dengan kasus lainnya, tetapi hanya fokus menangani kasus penyelidikan Novel. Kasus ini memang kami atensikan,” kata Idham.

Ia meminta publik untuk bersabar menunggu hasil penyelidikan. Jika dirasa tujuh bulan itu lama, maka masih ada kasus lainnya yang baru terungkap setelah bertahun-tahun.

“Maka, kami berharap dukungan bantuan masyarakat dengan adanya hoteline tadi,” tutur dia.

Sebelumnya, polisi sudah sempat menangkap orang-orang yang dianggap terlibat dalam kasus penyerangan Novel. Tapi, kemudian selalu dilepas, karena setelah dimintai keterangan, mereka memiliki alibi yang kuat saat penyerangan terjadi 11 April lalu.

Ia disiram air keras oleh dua orang pengendara motor usai menunaikan salat subuh di Masjid Al-Ihsan dekat rumahnya. Hingga kini, Novel masih dirawat secara intensif di General Hospital Singapura.

Ketika diteror, Novel tengah menyelidiki beberapa kasus korupsi besar, salah satunya KTP Elektronik. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!