Motif pengiriman bom paket dilatari isu cemburu

Amir Tedjo

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Motif pengiriman bom paket dilatari isu cemburu
Pelaku merasa kesal karena selama satu tahun terakhir istrinya berselingkuh dengan korban

SURABAYA, Indonesia – Polres Tanjung Perak Surabaya akhirnya berhasil menguak pelaku pengirim bom berdaya ledak rendah dan motifnya. Pelaku diketahui bernama Edy Widjanarko dan ditangkap di kawasan Blimbing, Malang.

Berdasarkan pengakuannya kepada polisi, Edy mengirimkan bom berdaya ledak rendah pada Senin, 11 Desember karena cemburu terhadap korban AW.

“Motif pelaku murni karena cemburu terhadap korban karena istrinya diselingkuhi selama satu tahun terakhir,” ujar Ronny ketika menggelar jumpa pers pada Jumat, 15 Desember di Polres Tanjung Perak, Surabaya.

Edy mengaku sudah terlanjur emosi dengan korban. Ia ingin membalas dendam atas perbuatan korban yang telah berselingkuh dengan istrinya. Hubungan Edy dan istrinya diketahui sudah tidak harmonis. Setiap hari nyaris terjadi pertengkaran.

“Saya sudah mengingatkan beberapa kali pada istri. Tapi, tetap saja masih seperti itu,” ujar Edy ketika ditemui di Polres Tanjung Perak.

Semula, Edy ingin membuat bom ikan. Tapi, karena proses pembuatannya terlalu rumit, niat itu dibatalkannya.

Edy kemudian beralih membuat rangkaian bom yang lebih sederhana dengan menggunakan rangkaian dinamo, kabel dan pecahan lampu yang disertai potasium. Dia bahkan sudah melakukan uji coba sebanyak lima kali. Edy biasanya mencoba dengan menggunakan media lampu.

Lalu, dari mana ia menguasai kemampuan untuk merakit bom tersebut? Edy mengaku mempelajarinya secara otodidak dari internet.

Usai berhasil merakit bom, Edy kemudian mengatur strategi agar tidak dapat dilacak oleh polisi. Caranya, dengan menghapus IMEI yang terdapat dalam karton pembungkus telepon genggam. Karton pembungkus telepon genggam ini yang ia gunakan sebagai media untuk menyimpan bom.

Usaha lain Edy untuk menghilangkan jejak yakni dengan membuat akun palsu aplikasi ojek online dengan menggunakan ponsel baru. Sebab, rencananya ia berencana mengirimkan paket berisi bom itu dengan ojek online.

Sayang, usaha untuk menghilangkan jejak itu tidak berhasil. Polisi masih tetap bisa melacak keberadaan Edy dan mengetahui jika ia otak di balik perakitan bom tersebut.

“Tim Satreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak tetap bisa mengungkap melalui pelacakan aplikasi ojek online, keterangan para saksi dan mempelajari CCTV saat korban menerima paket tersebut,” kata Ronny.

Usai mengirimkan paket bom itu, Edy sempat melarikan diri ke Blimbing di Malang. Padahal, sehari-hari ia tinggal di kawasan Bulak Banteng, Surabaya.

Sebelumnya, AW seorang warga Surabaya menerima paket barang dari orang yang tidak dikenal. Paket yang dibungkus dengan plastik hitam itu tidak dicantumkan nama pengirimnya.

Penasaran, AW kemudian membuka isi plastik dan ternyata di dalamnya berisi pembungkus telepon genggam. AW kemudian mengkocok-kocok kotak pembungkus telepon genggam itu. Anehnya, yang terdengar adalah sekumpulan batu kerikil.

Begitu dibuka, ternyata paket itu meledak di sebuah warung di depan PT Bahana Line Jalan Laksda M. Nasir Surabaya sekitar pukul 22:00 WIB. Kendati terjadi pada Senin, 11 Desember, tetapi AW baru melaporkan ke polisi pada Rabu, 13 Desember karena ia merasa syok. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!