Dua Lapas maximum security segera diaktifkan di Nusakambangan

Irma Mufilikhah

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Dua Lapas maximum security segera diaktifkan di Nusakambangan
Lapas disediakan khusus untuk gembong teroris dan bandar narkoba

CILACAP, Indonesia — Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) segera mengaktifkan dua Lapas di Nusakambangan dengan level pengamanan maksimal (maximum security). Kedua Lapas tersebut yakni Lapas Batu untuk napi bandar narkoba dan Lapas Pasir Putih untuk gembong teroris. 

“Pembangunan Lapas high risk ini ditengarai masih ada napi yang berusaha membangun jaringan kejahatan dari dalam Lapas,” kata Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly ada Jumat pekan lalu.

Laoly bersama Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Deputi Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional Irjen Pol Arman Depari hari itu mengecek kesiapan Lapas Batu dan Lapas Pasir Putih yang akan segera difungsikan.

Di kedua Lapas khusus tersebut, standar pengamanan benar-benar diperhatikan. Jika di Lapas lain kapasitas napi melebihi daya tampung (over load), Lapas khusus bandar ini dibuat seideal mungkin.  

Yasonna mengistilahkan model pembinaan napi di Lapas high risk ini ‘one person for one room’, berarti satu sel hanya diperuntukkan untuk satu orang napi,  sehingga tidak ada kesempatan interaksi antar sesama napi. 

Lapas ini juga dilengkapi teknologi pengacak sinyal (jammer) untuk memastikan tak ada sinyal selular yang menerobos ke dalam Lapas. Dengan demikian, napi tidak bisa lagi  berhubungan dengan kurir maupun pelaku teror di luar melalui sambungan telepon atau internet. 

Pergerakan napi juga akan dipantau selama 24 jam dan diawasi CCTV yang tersebar di banyak titik.  Selain itu interaksi napi dengan pembesuk juga akan lebih dibatasi. Penjenguk napi high risk ini, kata Yasonna, terbatas untuk keluarga inti, antara lain istri atau anak. 

Pembesuk yang diizinkan masuk pun tidak diperkenankan berhadapan langsung atau kontak fisik dengan napi saat berkunjung ke Lapas. Interaksi keduanya akan dibatasi dengan kaca fiber. 

Perbincangan mereka juga akan direkam oleh petugas sehingga catatan suara mereka tersimpan.  “Memang hal tersebut bersifat privacy, namun demi keamanan,” kata Laoly.

Laoly mengatakan Lapas juga akan dilengkapi dengan alat pendeteksi X Ray. Alat itu mampu mengidentifikasi barang bawaan tamu napi hingga yang tersembunyi. “Cincin saja akan kelihatan melalui alat ini, sampai kerangka semua kelihatan,” katanya.

Promosi bagi petugas Lapas high risk 

Petugas Lapas yang bertanggung jawab menjaga napi tentu bukan petugas sembarangan. Menurut Yasonna, mereka harus lulus melalui serangkaian assessment oleh tim independen yang bekerjasama dengan psikilog. 

Ratusan petugas Lapas Nusakambangan, Lapas Cilacap dan Lapas Purwokerto kini telah melalui proses assessment untuk ditempatkan di Lapas khusus ini. 

Bertugas di Pulau Nusakambangan selama ini jadi momok bagi sebagian pegawai Lapas yang bertugas di tempat itu. Mereka harus menjaga para napi yang sebagian memiliki latar belakang kejahatan luar biasa (extra ordinary crime), semisal kasus terorisme dan narkoba. 

Belum lagi, petugas harus dihadapkan persoalan lain di luar tugas, yakni menyangkut kenyamanan hidup karena harus tinggal di pulau yang terisolir dari dunia luar. 

Tidak ada fasilitas umum berupa sekolah maupun Puskesmas di dalam pulau. Sarana hiburan sangat minim.  Petugas tak bisa bersosialisasi dengan masyarakat di luar jam kerja, kecuali dengan sesama petugas dan warga binaan. 

Sebab pulau itu hanya berisi penjara-penjara, sementara perumahan dinas petugas dibiarkan mangkrak. Di luar itu, Pulau Nusakambangan masih berupa hutan belantara yang masih perawan dan dihuni banyak satwa buas. 

Sebagian di antara petugas akhirnya lebih memilih membangun atau mengontrak rumah di luar pulau demi kenyamanan keluarga. Konsekuensinya, mereka harus rela menyeberang pulau setiap kali bertugas di Nusakambangan. 

Pembangunan Lapas high risk ini adalah momentum bagi Kemenkum HAM untuk mulai memperhatikan nasib para sipir yang bertugas di Nusakambangan. Menurut Yasonna, Lapas high risk Nusakambangan akan menjadi alat promosi bagi para petugas yang bertugas di tempat itu. 

Yasonna mengatakan, para petugas yang dianggap berhasil mengemban tugas dengan baik di Lapas high risk Batu dan Pasir Putih Nusakambangan akan mendapatkan promosi dari pemerintah sebagai bentuk apresiasi. 

“Ini bisa jadi alat promosi. Jadi tantangan bagi petugas, kalau berhasil di sini bisa promosi di tempat lain. Kalau gagal ya tidak,”katanya

Lapas khusus jantung jaringan 

Lapas high risk, baik Batu maupun Pasir Putih, diperuntukkan khusus bagi napi yang memiliki risiko tinggi.  Kategori napi berisiko tinggi diibaratkan oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian sebagai jantung atau inti (core) jaringan. 

Dalam jaringan teroris misalnya, Tito menyebut ada yang berperan sebagai jantung yang paling berpengaruh dalam jaringan, ada yang bertugas sebagai operator atau eksekutor lapangan, ada yang menjadi pendukung (supporter) dan ada yang hanya menjadi simpatisan. 

Dalam jaringan peredaran narkoba pun demikian, peran jantung atau gembong narkoba sangat berpengaruh terhadap jaringan di bawahnya hingga kurir. Peran para gembong narkoba maupun teroris untuk mengendalikan jaringannya ini bisa dilakukan di mana saja, termasuk dari dalam bilik jeruji. 

“Untuk melumpuhkan jaringan ini, jantungnya harus dilemahkan sehingga jaringan itu terputus,” katanya.

Lapas Pasir Putih lebih dulu siap menampung para napi teroris berisiko tinggi. Saat ini, Lapas itu telah terisi 22 napi kasus terorisme. Mereka adalah jantung jaringan terorisme yang berpengaruh atau punya potensi mengendalikan serangkaian aksi teror dari dalam bilik penjara. 

Satu di antara gembong teroris yang ditahan di Lapas khusus ini adalah Iwan Darmawan Mutho alias Rois. Ia merupakan terpidana mati atas kasus pengeboman Kedutaan Besar Australia atau Bom Kuningan pada September 2004 yang menewaskan sejumlah orang. 

Rois bersama tiga temannya saat itu, Ahmad Hasan, Apuy, dan Sogir alias Abdul Fatah ditangkap di Bogor oleh tim Densus 88 Anti Teror pimpinan Tito Karnavian saat masih menjabat sebagai Kadensus 88 Anti Teror kala itu.  

Tito menilai Lapas Pasir Putih telah memenuhi syarat sebagai Lapas dengan standar maximum security. Buktinya, Rois yang ia temui saat meninjau sel mengaku tidak bisa berkutik di Lapas itu. 

Ruang interaksinya sangat terbatas karena berada dalam sel khusus. Pergerakannya selalu terintai petugas maupun CCTV dalam Lapas. Potensi mengendalikan jaringan teror hingga melakukan radikalisasi dari dalam Lapas dimatikan melalui sistem pengamanan yang ketat. 

“Katanya waktu masih ditahan di Polda lebih bebas, di Lapas Pasir Putih ini, dia tidak bisa apa-apa, ampun-ampun,” kata Tito.

Adapun Lapas khusus bandar narkoba Batu saat ini belum ditempati napi kasus narkoba. Meski Lapas itu telah dikosongkan secara bertahap sejak September 2017 lalu. 

Napi penghuni Lapas Batu kala itu dipindahkan ke berbagai Lapas di Nusakambangan untuk persiapan alih status Lapas tersebut sebagai Lapas khusus bandar narkoba. 

Kini, kapasitas Lapas khusus Batu hanya dibatasi 90 orang yang akan ditempati khusus napi bandar narkoba berisiko tinggi. Kapasitas itu diturunkan dari sebelumnya sebanyak 750 napi demi memenuhi standar maximum security.  

Sama halnya Lapas Pasir Putih, napi yang ditempatkan di Lapas Batu ini merupakan jantung jaringan peredaran narkoba, yakni napi bandar narkoba yang berpotensi mengendalikan peredaran narkoba dari dalam Lapas. 

Sebelumnya, polisi beberapa kali berhasil membongkar sindikat peredaran narkoba yang dikendalikan napi dari dalam Lapas Nusakambangan. 

Polisi bersama petugas Lapas juga beberapa kali mendapati temuan alat komunikasi di dalam sel yang diduga dipakai untuk berkomunikasi dengan kurir di luar. —Rappler.com

 

 

Caption,1.  Lapas Pasir Putih Nusakambangan menjadi Lapas khusus teroris berisiko tinggi (high risk). Selain Lapas Pasir Putih, pemerintah segerap mengaktifkan Lapas Batu yang khusus ditempati bandar narkoba berisiko tinggi. 

 

 

2. Menkum HAM Yasonna Laoly dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian saat meninjau Lapas Batu dan Pasir Putih Nusakambangan, Jumat (22/12) lalu. 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!