Login
To share your thoughts
Don't have an account?
Check your inbox
We just sent a link to your inbox. Click the link to continue signing in. Can’t find it? Check your spam & junk mail.
Didn't get a link?
Sign up
Ready to get started
Already have an account?
Check your inbox
We just sent a link to your inbox. Click the link to continue registering. Can’t find it? Check your spam & junk mail.
Didn't get a link?
Join Rappler+
How often would you like to pay?
Monthly Subscription
Your payment was interrupted
Exiting the registration flow at this point will mean you will loose your progress
Your payment didn’t go through
Exiting the registration flow at this point will mean you will loose your progress
JAKARTA, Indonesia - Inovasi teknologi untuk layanan keuangan atau financial technology (Fintech) di Indonesia mulai berkembang. Asosiasi Fintech Indonesia (AFI) meyakini bisnis fintech memiliki potensi yang sangat besar. Kini, perbankan di Indonesia meningkatkan efisiensi layanan bagi konsumen lembaga keuangan, mulai dari electronic money hingga crowdfunding.
Tak hanya itu, pertumbuhan pengguna internet di Indonesia yang meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir membuat Organisasi Perlindungan Konsumen Finansial Internasional (FinCoNet) memberikan perhatian khusus terhadap Indonesia. Jumlah pengguna internet mencapai 88 juta di tahun 2016, dari sekitar 259 juta penduduk. Dari angka tersebut, 79 juta di antaranya merupakan pengguna media sosial yang aktif. Bagi FinCoNet, ini potensi yang luar biasa bagi layanan keuangan digital.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjadi tuan rumah rapat tahunan FinConNet yang ketiga. Acara rapat tahunan yang berlangsung tanggal 15-16 November dilanjutkan dengan seminar internasional pada tanggal 17 November 2016. Seminar yang diadakan di Hotel Fairmont, Jakarta ini mengusung tema: Striking a Balance Between Innovation and Consumer Protection.
OJK-FinCoNet International Seminar akan menampilkan Komisioner OJK yang membidangi pendidikan dan perlindungan konsumen, Kusumaningtuti S. Soetiono dan Wakil Ketua Dewan Pengelola FinCoNet yang juga komisioner perlindungan konsumen keuangan di Kanada, Lucie Tedesco. Pembicara datang dari sejumlah negara anggota FinCoNet, termasuk dari Spanyol, Australia, Belanda, dan Indonesia.
Maraknya inovasi, dan bertumbuhnya industri keuangan yang ditopang layanan teknologi, membuat kebutuhan perlindungan konsumen makin tinggi. Situasi ini membuat para pemain di industri keuangan harus mengambil langkah berani untuk melakukan inovasi digital. Maka dari itu, OJK memberikan kesempatan bagi ahli-ahli perlindungan konsumen berdiskusi dan berbagi ilmu di Jakarta melalui rapat tahunan FinCoNet.
Ikuti jalannya acara mulai pukul 09.00 hingga 13.00 WIB di bawah ini.
- Rappler.com