‘Jakarta Undercover’: Sisi gelap ibukota dan seksualitas yang membabi buta

Davin Rusady

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

‘Jakarta Undercover’: Sisi gelap ibukota dan seksualitas yang membabi buta
Sempat dirilis versi filmnya pada tahun 2006 silam, buku karya Moammar Emka kembali diangkat ke layar lebar dengan cerita yang berbeda

JAKARTA, Indonesia – Situasi klub malam, kompleks rumah susun kumuh dan ruang prostitusi merupakan tiga hal yang terus disorot sepanjang film Jakarta Undercover.

Tidak sepenuhnya rekaan, sisi gelap kehidupan tersebut memang kerap hadir di bawah remangnya lampu ibukota. Jakarta Undercover berusaha menyuguhkan ketiga hal tersebut di depan layar bioskop selama kurang lebih 100 menit lamanya.

Sebelumnya, film Jakarta Undercover sudah pernah dirilis pada tahun 2006 yang diperankan oleh Luna Maya, Lukman Sardi, Fachry Albar, Christian Sugiono, Verdi Solaiman dan sederet aktor lainnya. Film tersebut diangkat dari buku karya Moammar Emka dengan judul yang sama.

Kini, film Jakarta Undercover kembali rilis pada tahun 2017 dengan tema yang sama, cerita yang berbeda serta tanpa embel-embel sekuel pada judulnya.

“Murni cerita baru dengan pendekatan berbeda. Film kali ini menggunakan sisi biopik dari penulis yang diwakili tokoh Pras,” jelas Emka sang penulis buku merangkap produser eksekutif film ini.

Kehidupan malam Jakarta

Film kedua Jakarta Undercover bercerita tentang perjalanan Pras (Oka Antara) dalam mengungkap kehidupan gelap Jakarta. Pras adalah seorang perantau dari daerah yang pergi ke ibukota untuk menjadi wartawan. Dalam menjalani tugasnya sebagai wartawan, Pras harus dihadapkan dengan pilihan-pilihan yang membawanya masuk ke dalam lingkaran kelam Jakarta.

Kehidupan Pras berubah setelah ia bertemu dengan Laura (Tiara Eve). Laura adalah seorang model yang terjebak dalam bisnis prostitusi. Situasi menjadi semakin rumit setelah kehadiran Yoga (Baim Wong). Di sisi lain, pertemuannya dengan Awink (Ganindra Bimo) membawa warna baru ke dalam kehidupan Pras.

Perkenalan Pras dengan orang-orang tersebut menggiringnya menemukan potret lain kota Jakarta dan rahasia-rahasia yang tersimpan di dalamnya.

Sisi sensual dan pesan moral

Film yang disutradarai oleh Fajar Nugros ini terbilang cukup berhasil dalam menampilkan paradoks antara hingar-bingarnya pesta harian masyarakat kelas atas dengan unit rumah susun Pras yang sempit.

Sutradara, produser, penulis dan pemeran film 'Jakarta Undercover'. Foto dari akun Instagram MoammarEmka.

Selain itu, terdapat beberapa adegan dewasa dalam film Jakarta Undercover. Menurut Emka, sisi sensual yang tampil dalam filmnya tidak akan menjadi masalah karena masyarakat Indonesia semakin cerdas dalam memaknai sebuah karya.

Sang sutradara, Fajar Nugros, menjelaskan bahwa Jakarta Undercover memiliki misi untuk menyuarakan nilai kemanusiaan kepada masyarakat. Film yang ditayangkan dalam Jogja Asian Film Festival (JAFF) 2016 lalu memuat isu-isu yang selama ini dianggap tabu, seperti perdagangan manusia dan prostitusi.

Film Jakarta Undercover sudah dapat disaksikan mulai tanggal 23 Februari. -Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!