Cenderawasih gantikan Garuda di Asian Games 2018

Mahmud Alexander

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Cenderawasih gantikan Garuda di Asian Games 2018
Momen Hari Olahraga Nasional (Haornas) 2015 menjadi perhatian dunia internasional. Setidaknya, perhatian itu ditunjukkan oleh negara-negara Asia, seiring peluncuran logo Asian Games 2018

 

JAKARTA, Indonesia – Istora Senayan menjadi saksi peluncuran logo Asian Games 2018 yang dilakukan pada Rabu, 9 September petang. Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi resmi meluncurkan burung cenderawasih sebagai logo resmi ajang olahraga terbesar Asia tersebut. 

“Dengan Ini kami luncurkan logo Asian Games,” kata Imam sembari menekan tombol sirene sebagai simbol peluncuran.

Burung cenderawasih menghadap ke kanan, dengan latar sayap yang dikepakkan, mengingatkan Indonesia akan logo SEA Games 2011. Bedanya, itu adalah burung garuda, bukan burung cenderawasih.

Sayang, dalam momen yang menjadi perhatian Asia itu, Presiden Joko “Jokowi” Widodo yang dijadwalkan hadir ternyata batal karena ada urusan yang lebih penting. Demikian juga dengan Wapres Jusuf Kalla yang dijadwalkan mewakili Presiden, batal datang karena sakit.

Tapi, legitimasi dan dukungan terhadap Menpora untuk memimpin penyelenggaraan Asian Games, tetap ditunjukkan dengan hadirnya sejumlah menteri Kabinet Kerja.

Menurut Imam, banyak agenda olahraga internasional yang akan diselenggarakan di Indonesia mulai tahun depan sampai 2018 mendatang. Pertama ada TAFISA (World Sport for All Games) 2016 di Jakarta, kemudian Moto GP 2017, Asian Games 2018 dan ditutup dengan Asian Paragames 2018.

Usai peluncuran logo, pemerintah juga memberikan penghargaan untuk peraih medali di Special Olympic World Games 2015 di Los Angeles, Amerika Serikat, bulan lalu. Total ada 40 atlet dan pelatih yang mendapat penghargaan tersebut.

Acara kemudian lanjut dengan pemutaran video dokudrama tentang sejarah olahraga nasional. Selain itu, ditampilkan pula kolaborasi gerakan senam bugar anak Indonesia, tinju, dan pencak silat.

Rektor Universitas Diponegoro Fathurrohman dan Rektor Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang juga menerima penghargaan karena prestasinya menyelenggarakan tes narkoba pada 6.000 mahasiswa.

“Melihat banyaknya event, maka sudah saatnya saling support dan mendukung, agar Indonesia sukses menggelar setiap kegiatan, sukses juga secara prestasi, sukses ekonomi, dan administrasi,” kata Imam.

Alasan memilih burung cenderawasih

Cenderawasih sudah dikenal sebagai burung endemik asal tanah Papua. Mengapa cenderawasih? Imam mengatakan ini terkait filosofi bahwa event ini bukan hanya menjadi milik Jakarta dan Palembang sebagai tuan rumah.

Acara ini menjadi gawe nasional, dengan simbol burung cenderawasih, yang tak memiliki kaitan dengan dua kota tuan rumah, tapi memiliki simbol khusus sebagai burung khas dari kawasan Indonesia.

“Semangat menggelar Asian Games bukan  hanya milik DKI Jakarta dan Palembang tapi adalah milik masyarakat Indonesia,” kata Imam.

Kemudian, kepakkan sayap yang ditunjukkan, berarti bahwa ada keinginan agar prestasi olahraga Indonesia bisa terbang tinggi dan menunjukkan kepakkan sayapnya kepada seluruh negara Asia.

“Kami ingin prestasi olahraga Indonesia bisa terbang tinggi dan mengepakkan sayapnya di Asia. Semangat itulah yang ingin kami samakan dengan perhelatan Asian Games pertama di Indonesia tahun 1962,” kata Imam. — Rappler.com

BACA JUGA:

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!