Keluarga guru ngaji asal Malang relakan jenazah dimakamkan di Mekah

Dyah Ayu Pitaloka

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Keluarga guru ngaji asal Malang relakan jenazah dimakamkan di Mekah
Dua jemaah haji asal Malang meninggal dunia setelah tertimpa crane di Masjidil Haram, Mekah

MALANG, Indonesia – Santri-santri Siti Rukayah menghadiri rumah duka guru mereka. Siti Rukayah merupakan salah satu korban asal Indonesia yang meninggal dunia akibat jatuhnya alat berat konstruksi di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi, 11 September lalu.

Setiap petang, 16 murid Siti diajar mengaji dan membaca Al-Qur’an di rumahnya di Desa Banjarsari, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang.

Meskipun berduka, seperti keluarga besar Siti, mereka berdoa agar guru ngaji mereka mendapatkan tempat yang layak dan menganggap peristiwa tersebut adalah takdir yang terelakkan.

“Bu Rukayah setiap sore selalu mengajar kami mengaji. Saya sudah mengaji sejak TK,” kata Sonia, siswa kelas 3 SD, kepada Rappler, saat berkunjung ke kediaman Siti, Senin, 14 September.

Sonia dan lima kawannya mengingat sosok guru ngaji mereka seorang yang selalu hadir di musholla setiap sore untuk mengajar mereka mengaji. Tak jarang pula Siti mengajak mereka makan bersama dan memberi uang saku.

Sebelum berangkat untuk menunaikan ibadah haji, seorang santri lain bernama Ella, mengaku selalu mengingat pesan Siti. “Ibu berpesan agar selalu mengaji dan menjadi anak yang baik dan soleh. Harus belajar juga biar pintar di sekolah,” kata Ella yang diamini teman-temannya.

Siti dikenal sebagai guru agama di salah satu SMP negeri di Kepanjen. Wanita berusia 50 tahun itu juga tercatat sebagai Ketua Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) di Kecamatan Ngajum.

Keberangkatan berhajinya kali ini adalah haji yang kedua, setelah sekitar tahun 1980an mendiang berangkat haji bersama ibunya. 

Siti berangkat lewat jalur mandiri di kloter 39. 

Keluarga ikhlas terima musibah

Seperti doa yang selalu diajarkan Siti semasa hidupnya pada siapapun yang meninggal, para santri berdoa agar guru mengaji mereka mendapat tempat yang layak di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa.

Keluarga Siti pun menerima musibah itu dengan ikhlas. Masruroh, keponakan Siti, menyebut musibah itu adalah takdir. 

Keluarga juga merelakan jenazah dimakamkan di tanah suci Mekah. Mereka mengaku tak menyalahkan siapapun atas alat berat yang jatuh menimpa jemaah haji ketika cuaca buruk menghampiri Mekah.

“Almarhumah berangkat berhaji bersama suaminya, Abdullah. Setiap hari beliau pasti telepon dan mengabarkan tentang cuaca yang tidak menentu di sana. Ini adalah takdir,” kata Masruroh.

Kabar tentang musibah tersebut menurut Masruroh sudah didengar sejak Jumat petang. Saat itu, Abdullah, suami Siti, menelepon anak sulungnya di Malang, Jawa Timur, dan mengabarkan tentang musibah tersebut.

“Abdullah menelepon sulungnya, Junaida, dan mengatakan ibunya, Siti Rukayah, hilang setelah musibah itu. Abdullah selamat karena waktu musibah dia pamit pergi mengambil air wudhu,” ungkap Masruroh.

Debu yang seketika membumbung dan jemaah haji yang berlarian menyelantkan diri ke segala penjuru, menurut Masruroh, menyulitkan Abdullah untuk mencari keberadaan istrinya. 

Abdullah pun melaporkan kehilangan istrinya pada petugas dari Kementerian Agama perihal kehilangan Siti. Kabar tentang Siti baru diterima keluarga pada Senin pagi, hari ini. 

“Katanya, jenazahnya berhasil dikenali bersama dua WNI lain hari ini. Di rumah kami berdoa supaya beliau meninggal di jalan Allah dan mendapat tempat layak,” ujar Masruroh.

Dua jemaah asal Malang wafat di tanah suci

Kementerian Agama Kabupaten Malang sendiri mencatat ada dua warga Malang yang meninggal dalam musibah di Mekah.

Selain Siti, satu jemaah lainnya adalah Masadi Saiman Tarimin, 60 tahun, warga Desa Simojayan, Kecamatan Ampelgadeng. Masadi berangkat lewat kloter 38. 

Menurut Kepala Seksi Pemberangkatan Haji dan Umroh kantor Kementerian Agama Kabupaten Malang Abdul Rahman,dua korban itu baru dikenali pada Minggu, setelah menjalani pemeriksaan jenazah di rumah sakit setempat. 

Untuk langkah berikutnya, Kementerian Agama pusat akan mengambil alih urusan seperti pemakaman.

“Jika meninggal di tanah suci, biasanya dimakamkan di sana. Untuk dua jenazah asal Malang kemungkinan juga begitu. Tapi yang akan menyelesaikan nanti Kemenag pusat,” kata Abdul.

Hingga berita ini diturunkan Kementerian Agama telah mengonfirmasi bahwa ada 10 jemaah haji asal Indonesia yang wafat akibat jatuhnya crane di Masjidil Haram, sedangkan puluhan lainnya luka-luka. Sebagian korban luka-luka sudah boleh dipulangkan dari rumah sakit. —Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!