Indo Barometer: Kepuasan publik atas kinerja Jokowi menurun

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Indo Barometer: Kepuasan publik atas kinerja Jokowi menurun

EPA

Tak hanya Presiden Jokowi, Wakil Presiden Jusuf "JK" Kalla juga mengalami nasib yang sama

JAKARTA, Indonesia — Tingkat kepuasan publik atas kinerja Presiden Joko “Jokowi” Widodo dalam enam bulan terakhir menunjukkan tren penurunan, menurut hasil survei opini publik yang dilakukan oleh Indo Barometer.

“Tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo saat ini sebesar 46 persen, yang tidak puas 51,1 persen. Jika dibandingkan survei enam bulan lalu turun dari 57,5 persen ke 46 persen,” kata Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari, Kamis 8 Oktober 2015 sebagaimana dikutip oleh Antara

Setiap enam bulan, Indo Barometer memang secara rutin menyelenggarakan survei opini publik terhadap kinerja pemerintah. Survei kali ini sendiri dilakukan pada tanggal 14 sampai 22 September 2015 di 34 propinsi dengan 1.200 responden. 

Tak hanya Presiden Jokowi, Qodari memaparkan bahwa kepuasan publik terhadap kinerja Wakil Presiden Jusuf “JK” Kalla juga menurun.

Jika dibandingkan survei enam bulan sebelumnya, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Wapres Jusuf Kalla turun dari 53,3 persen ke 42,1 persen, maka penurunannya hingga 11,2 persen,” kata Qodari. 

Mengapa publik semakin tak puas terhadap kinerja Jokowi-JK? Jawabannya bisa jadi karena masyarakat belum merasakan langsung dampak positif dari program-program kerja dan kebijakan pemerintah. 

Terbukti berdasarkan data survei Indo Barometer, terdapat relatif banyak responden yang tak tahu apa contoh keberhasilan pemerintah Jokowi-JK. 

“Jawaban tidak tahu atau tidak menjawab apa keberhasilan pemerintahan Jokowi-JK sebesar 38,1 persen,” kata Qodari.

Sementara di sisi lain, kenaikan harga kebutuhan pokok dan bahan bakar minyak (BBM) akibat situasi perekonomian belakangan ini telah secara langsung mempengaruhi kehidupan masyarakat. 

Indikasinya, saat ditanya tentang kegagalan pemerintah, 17,3% responden menjawab mahalnya harga kebutuhan pokok sementara 13, 3% menjawab tak mampu mengatasi masalah ekonomi. Selanjutnya 7,4% mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah dan 4,3% kenaikan harga BBM.  Rappler.com

BACA JUGA: 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!