Kabut asap picu kebakaran rumah pohon komunitas adat di Maluku

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kabut asap picu kebakaran rumah pohon komunitas adat di Maluku
Kebakaran hutan di Maluku dilaporkan mencapai 40.000 - 50.000 ribu hektar

 

JAKARTA, Indonesia — Kebakaran akibat pembakaran hutan di Maluku menghanguskan tempat tinggal komunitas adat terpencil (KAT) Huaulu.

Bahkan, kebutuhan makan KAT Huaulu diarahkan agar menyiapkan umbi-umbian karena mereka tidak terbiasa mengonsumsi beras.

Pemukiman Huaulu yang biasanya disebut “rumah pohon” juga dilahap api.

KAT Huaulu selama ini menetap dalam rimbunan pohon sebagai rumahnya. Namun kini pohon-pohon tersebut sudah terbakar sehingga dengan sendirinya “rumah pohon” pun telah musnah.

Saat ini mereka tersebar di Yamalise, Tiluba, dan Laihaha. 

Karena tidak terbiasa dengan bermukim dalam rumah, maka pasti mereka mengalami guncangan sosial jika harus menempati tenda-tenda darurat atau rumah-rumah pengungsian.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dikabarkan sedang menjalin komunikasi intensif dengan Gubernur Maluku Said Assagaff terkait kebakaran hutan di Maluku.

“Ibu menteri intensif memantau perkembangan kebakaran hutan yang sempat diinformasikan mencapai 40.000 – 50.000 hektar di Pulau Seram,” kata Said di Ambon, Sabtu, 17 Oktober.

Padahal, berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) maupun pernyataan Bupati Maluku Tengah Abua Tuasikal, hutan yang terbakar di Maluku hanya 1.000 hektar lebih.

Karena itu, Bupati Maluku Tengah telah diarahkan berkoordinasi dengan personil TNI untuk memadamkan api yang kenyataan sulit dijangkau lokasinya.

Lokasi kebakaran berada di kawasan gunung yang tinggi dengan jurang terjal sehingga sulit dijangkau untuk dipadamkan.

Apalagi, kebakaran disulut hembusan angin kencang sehingga api menjalar cepat.

“Terpenting penanganan para korban, terutama kebutuhan makanan yang telah dipasok ke lokasi – lokasi penampungan,” ujar Said.

Belum ganggu penerbangan

Said memastikan, kebakaran hutan di pulau Seram belum mengganggu aktivitas penerbangan.

“Kita bisa lihat kepulan asap belum mengganggu aktivitas masyarakat jika dibanding di pulau Sumatera maupun Kalimantan. Namun, tidak berarti lalai mengantisipasi kemungkinan terjadinya kebakaran lanjutan,” ujarnya.

Sebelumnya, Bupati Maluku Tengah Abua Tuasikal mengatakan, pihaknya telah optimal melakukan upaya penanganan kebakaran hutan yang terjadi di Kecamatan Seram Utara Timur Kobi, baik dari sisi pemenuhan kebutuhan pangan kepada warga masyarakat yang menjadi korban, terutama bagi mereka yang perkebunannya terbakar maupun upaya pemadaman api.

“Kondisi hutan dengan medan yang sulit serta jarak tempuh ke titik api sangat sulit dijangkau dengan menggunakan kendaraan bermotor membuat api belum dapat dipadamkan,” kata Abua. —Dengan laporan dari Antara/Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!