
JAKARTA, Indonesia — Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengakui bahwa jumlah korban jiwa dalam musibah kabut asap yang menyelimuti Indonesia telah meningkat menjadi 19 orang.
“Sampai dengan pagi ini, ada 19 korban jiwa yang meninggal karena kabut asap,” kata Khofifah kepada media di Jakarta, Rabu, 28 Oktober. Lima korban berasal dari Sumatera Selatan, lima dari Kalimantan Tengah, lima orang dari Jambi, tiga dari Kalimantan Selatan dan satu orang dari Riau.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengumumkan bahwa terdapat sepuluh orang korban jiwa akibat menghirup asap. Namun jumlah korban jiwa terus meningkat.
DIperkirakan sebanyak setengah juta orang telah menderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut sejak pertama kali munculnya kebakaran hutan pada bulan Juli lalu.
Para korban berasal dari Sumatera dan Kalimantan, di mana diduga banyak lahan yang sengaja dibakar untuk mengosongkan area tersebut dengan biaya yang murah.
Tiga kapal perang telah tersedia di Kalimantan sebagai antisipasi jika evakuasi dalam jumlah besar tiba-tiba dibutuhkan.
Para ahli menilai bahwa bencana kabut asap tahun ini merupakan yang terburuk dalam sejarah, diperparah dengan adanya fenomena El Nino yang membawa angin panas.
Presiden Joko “Jokowi” Widodo pun telah mempersingkat waktu kunjungannya di Amerika Serikat demi mengunjungi wilayah dengan keadaan kabut asap terparah.
Rabu, 28 Oktober, Menteri pertahanan Luhut Panjaitan mengakui bahwa pemerintah telah gagal memprediksi kehadiran El Nino pada tahun ini yang lebih buruk dari pada tahun 1997, ketika polusi udara akibat kebakaran hutan menjadi rekor terburuk. —Rappler.com dengan laporan dari AFP
BACA JUGA
- Hanum, anak yang diduga meninggal karena kabut asap
- Satu lagi anak meninggal diduga karena asap di Riau
- Satu lagi bayi meninggal karena kabut Asap
- Lagi, seorang bayi meninggal setelah terpapar kabut asap
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.