Indonesia

Menteri Luar Negeri: Pemerintah Indonesia tidak gunakan jasa pelobi

Febriana Firdaus

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Menteri Luar Negeri: Pemerintah Indonesia tidak gunakan jasa pelobi

ANTARA FOTO

Kata Menlu, lembaganya sudah rapat 20 kali lebih untuk mempersiapkan kunjungan Presiden Jokowi ke Amerika Serikat

JAKARTA, Indonesia—Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi membantah bahwa pemerintah menggunakan jasa pelobi dalam kunjungan Presiden Joko “Jokowi” Widodo ke Washington DC pada 26 Oktober lalu. 

“Saya tegaskan, semua persiapan kunjungan presiden ke Amerika Serikat dilakukan secara formal atau official dan Kementerian Luar Negeri mengkoordinir kerja sama dengan kementerian dan lembaga,” kata Retno saat menggelar jumpa pers, Sabtu, 7 November. 

Retno membeberkan kronologi persiapan yang dilakukan kementeriannya. Pada 10 November 2014, di sela Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Beijing, Tiongkok, Jokowi bertemu dengan Presiden Barack Obama.

Obama mengundang Jokowi secara lisan. Niat Obama ini kemudian ditindaklanjuti dengan undangan tertulis yang disampaikan melalui saluran diplomatik. 

Pada 16 Maret 2015, Obama mengutus secara khusus Koordinator Senior Wilayah Asia Evan Medeiros dari National Security Council untuk menyampaikan surat, mengundang Jokowi ke Gedung Putih pada 2015. 

Pada 19 Juni 2015, Jokowi membalas undangan Obama dan menyatakan akan berkunjung ke Washington DC.

“Saya gembira. Para pejabat kita telah sepakat untuk tentukan tanggal kunjungan pada 26 Oktober 2015,” katanya.

Dalam surat itu, Presiden juga menegaskan akan menugaskan menteri dan pejabat terkait, salah satunya Menteri Luar Negeri.

“Saya akan tugaskan Menlu untuk selesaikan hal substantif dan konkret yang diharapkan dari kunjungan tersebut,” katanya.

Pertengahan Maret sampai 15 Oktober 2015, Menteri Luar Negeri melakukan koordinasi dengan kementerian dan lembaga, melibatkan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Washington DC.

“Saya pimpin rapat persiapan kunjungan tiga kali di level menteri. Pada 17 September, 7 Oktober, dan 17 Oktober,” kata Retno.

Rapat dengan kementerian terkait digelar sebanyak sepuluh kali, sedangkan rapat koordinasi kementerian untuk persiapan Memorandum of Understanding sebanyak 20 kali.

Pada 22 September, Retno bertemu dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry untuk membahas rencana kunjungan Jokowi ke Washington DC. 

Sementara itu, kata Retno, sejak November 2014 hingga kunjungan Jokowi pada 26 Oktober 2015, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington DC aktif membantu Kementerian Luar Negeri mempersiapkan segala kebutuhan, termasuk menyusun program dan memastikan hasil yang konkret dari pertemuan. 

“Data tadi hanya untuk menegaskan bahwa semua komunikasi rencana kunjungan secara resmi dan Menlu koordinir semua persiapan kunjungan. Semua data direkam baik dan melibatkan banyak tim,” katanya. 

“Kemenlu tidak membayar pelobi dalam persiapan kunjungan Jokowi ke Amerika.” 

Ramai-ramai benarkan Menlu

Dubes RI untuk Amerika Serikat Budi Bowoleksono dalam siaran persnya mengonfirmasi pernyataan Retno.

Ia menegaskan bahwa pemerintah Jokowi sejak dilantik pada Oktober 2014 lalu tidak pernah menggunakan jasa pelobi di Amerika Serikat.

Budi juga mengungkapkan bahwa KBRI tidak menyewa jasa karena telah mempersiapkan sendiri kunjungan Presiden Jokowi ke Amerika Serikat sejak Maret 2014, sesuai pernyataan Retno. 

“Untuk menciptakan momentum Presiden RI, KBRI memfasilitasi berbagai kunjungan pejabat Indonesia ke Amerika Serikat maupun pejabat Amerika Serikat ke Indonesia, termasuk kunjungan 7 anggota Kongres Amerika Serikat dan empat Senator Seniornya,” katanya. 

“KBRI juga memfasilitasi tidak kurang dari enam kunjungan bisnis dari berbagai perusahaan besar di Amerika Serikat ke Indonesia,” katanya lagi.

Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Triansyah Djani juga sebagai pihak yang menerima surat Obama untuk Jokowi juga membenarkan bahwa timnya bekerja sendiri tanpa bantuan pelobi. 

“Saya tahu apa yang saya kerjakan, yang dikerjakan Menlu it’s a long process. Kami mulai dari pertama sampai dapat hasil yang konkret berupa MOU,” kata Triansyah.

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengakui jasa pelobi lazim digunakan di dunia perpolitikan Amerika. Meski demikian, ia menegaskan bahwa pemerintah tak menggunakan jasa pelobi dalam kunjungan Jokowi ke Amerika Serikat beberapa waktu lalu.

“Yang bisa saya konfirmasi, untuk kunjungan ini, tidak ada Kemenlu menggunakan jasa lobbyist,” katanya. 

Bagaimana dengan kunjungan lainnya?

“Saya tidak ingat, apakah pemerintah kita atau swasta. Saya tidak tahu daftar itu” —Rappler.com.

BACA JUGA:

 

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!