
JAKARTA, Indonesia — Sutradara kawakan Joko Anwar kembali hadir dengan karya terbarunya, HALFWORLDS.
Berbeda dengan karya sebelumnya yang berupa film layar lebar, HALFWORLDS adalah serial televisi sepanjang delapan episode dengan durasi 30 menit setiap tayangnya.
HALFWORLDS menceritakan dunia demit (atau setan dalam bahasa Jawa) yang tinggal berdampingan dengan manusia di bumi, melalui gabungan live action dan animasi.
Tak lama lagi, tepatnya pada Minggu, 29 November mendatang, serial dengan campuran genre thriller, horror, action dan drama ini akan tayang perdana di saluran televisi HBO di 23 negara di Asia, termasuk Indonesia, pukul 9 malam WIB.
Selain itu, khusus untuk episode perdana juga bisa dinikmati secara gratis melalui akun Facebook HALFWORLDS.
Saya berkesempatan untuk menonton dua episode pertama pada media screening di Glass House, The Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis siang, 19 November.
Sebagai penggemar film dengan genre action dan penuh darah, saya merasa HALFWORLDS cukup menarik untuk ditonton hingga episode terakhir.
Berikut alasan mengapa HALFWORLDS layak kamu tonton, tapi jika tidak ingin spoiler, silakan lewati poin nomor 2, 3, dan 4.
1. Pemain dan tim produksi yang berkualitas
Jika melihat daftar pemain dan tim produksi yang terlibat dalam serial ini, tentu saja harapan pecinta film Tanah Air akan HALFWORLDS sangat tinggi.
Serial ini disutradarai oleh Joko Anwar, seorang sutradara dengan puluhan, bahkan ratusan jam terbang. Ia pernah memproduksi berbagai film dengan genre berbeda, dari film komedi hingga kriminal dan horor. Joko juga masuk ke dalam nominasi Festival Film Indonesia 2015 untuk kategori film terbaik dan sutradara terbaik, untuk film A Copy of My Mind.
Cast yang ditawarkan juga tidak kalah berpengalaman. Ada Ario Bayu, pemeran Boy dalam Catatan Si Boy tahun 2011 yang juga pernah membintangi dua serial HBO Asia lainnya, Serangoon Road (2013) dan Dead Mine (2012).
Ada juga Arifin Putra, pemeran Uco dalam film The Raid 2: Berandal yang sukses di Hollywood. Ada pula Reza Rahadian yang namanya sudah tak asing lagi di dunia perfilman Indonesia dengan puluhan film yang telah dibintanginya, termasuk Perahu Kertas, Habibie & Ainun, dan Pendekar Tongkat Emas.
Tak ketinggalan para pendatang baru yang sepertinya cukup meyakinkan. Tokoh utama HALFWORLDS, Sarah, diperankan oleh Salvita Decorte, seorang model dan duta merek Volcom yang berdomisili di Bali.
Pacar Sarah, Coki, diperankan oleh seorang aktor teater musikal, penyanyi, dan penulis lagu, yang sering tampil di Teater Esplanade, Singapura. Sedangkan sahabat Sarah, Inung, diperankan oleh Aimee Saras yang sebelumnya pernah bekerja sama dengan Joko Anwar sebagai pemeran utama dalam musikal Onrop! pada 2010 lalu.
Selain nama-nama di atas, juga ada aktor asal Malaysia Bront Palarae, Tara Basro, Ardinia Wirasti, Hannah Al-Rashid, Alex Abbad, Verdi Solaiman, dan Cornelio Sunny.
Dengan kehadiran aktor-aktor penuh talenta yang menghiasi HALFWORLDS pemirsa akan disuguhi tontonan dengan kualitas akting yang tidak perlu diragukan lagi.
2. Karakter yang kompleks dan misterius
Selain kualitas para pemerannya, tentu kualitas sebuah film atau serial televisi juga harus dilihat dari karakter yang ditawarkan.
Karakter pemeran utama Sarah pada awalnya tidak terlalu berkesan untuk saya. Sarah adalah seorang perempuan muda yang berprofesi sebagai pelukis jalanan dan memiliki catatan kriminal, menurut saya karakternya agak klise, sama seperti di film action atau thriller pada umumnya. Namun ternyata Sarah memiliki latar belakang yang tak biasa, ia sedang mencoba mencari pembunuh orang tuanya 17 tahun lalu, yang sepertinya dibunuh oleh Nadia, demit Palasik yang suka memangsa bayi.
Tak hanya Sarah, setiap karakter juga memiliki latar belakang dan misteri yang berbeda, sehingga akan terus membuat para penonton penasaran.
“Tidak ada hitam dan putih pada karakter HALFWORLDS. Sama seperti manusia, para demit juga memiliki sisi baik dan buruknya masing-masing,” kata Joko.
Karakter yang akan menjadi favorit saya sepertinya adalah Nadia, seorang palasik misterius yang irit bicara. Dalam pembukaan episode pertama, Nadia membunuh seorang laki-laki hanya dengan pisau ditangannya.
Di episode kedua, ada adegan saat Nadia memakan bayi dalam kandungan Refa, teman Sarah. Karakter yang diperankan dengan sangat baik oleh Ardinia Wirasti tersebut terlihat sangat kuat dan misterius, meskipun tanpa dialog.
Secara umum saya sangat menyukai seluruh karakter yang ditawarkan, termasuk latar belakang yang kompleks serta hal-hal detil yang sangat diperhatikan dalam serial ini. Contoh lainnya adalah peran kuntilanak bernama Ros, yang dilengkapi dengan “paku kuntilanak” yang dimodifikasi menjadi tusuk konde. Jujur, hal tersebut sangat mengesankan!
3. Pembunuhan yang keji dan berlumuran darah
Hal ini mungkin tidak dicari oleh semua penggemar film maupun serial televisi di Indonesia. Tapi buat saya, adegan pembunuhan dan kucuran darah selalu menjadi bumbu yang segar dalam film thriller apapun.
Tak terkecuali saat menonton HALFWORLDS. Saat episode pertama baru dimulai, adegan action sudah dimulai. Nadia si Palasik membunuh musuhnya dengan menusukkan pisau kejantungnya hingga berlumuran darah.
Dalam episode pertama juga diperlihatkan pembunuhan seseorang di sebuah perkampungan kumuh yang dipotong menjadi dua di bagian perutnya.
Salah satu yang paling berkesan bagi saya adalah adegan perkelahian antara pasangan kuntilanak-genderuwo Ros dan Tony dengan seorang pria yang masuk ke dalam jebakan sang kuntilanak. Tony menghujam jantung pria tersebut dan meminum darahnya bersama kekasihnya, Ros, dengan wajah gembira dan tanpa dosa.
Jika kamu penggemar film sadis seperti saya, pasti kamu akan menikmati banyak adegan perkelahian lainnya yang saya yakin, tidak kalah seru!
4. Gabungan live action dan animasi
Hal lain yang menarik dari serial ini adalah setiap episode dibuka dengan penjelasan latar belakang cerita dalam bentuk animasi.
Menurut saya hal tersebut belum banyak dilakukan oleh serial televisi manapun, bahkan di Hollywood sekalipun.
Keberadaan penjelasan berbentuk animasi tersebut, selain eye-catchy, juga akan membantu para pemirsa yang tidak memiliki pengetahuan apapun tentang dunia mistis dan legenda Indonesia untuk mengikuti jalan cerita HALFWORLDS, apalagi mengingat serial ini akan ditayangkan di 23 negara yang belum tentu kenal siapa itu kuntilanak, palasik, dan genderuwo. Kalau kamu pasti sudah tahu, kan?
5. It’s HBO Asia’s!
Ya, menurut saya salah satu alasan mengapa HALFWORLDS layak ditonton adalah karena serial ini di produksi oleh HBO Asia, sebuah saluran televisi berbasis di Singapura yang disiarkan di 23 negara di Asia.
Sebagai cabang dari HBO Amerika, HBO Asia tentu saja memiliki standar kualitas yang tidak dapat diragukan.
Setiap tahunnya, sejak 2012, HBO Asia memproduksi serial original berkualitas. Dimulai dengan serial Dead Mine karya sutradara Steven Sheil yang menceritakan tentang seorang pencari harta karun amatir menjelajahi hutan-hutan di pulau terpencil.
Pada 2013, HBO Asia memproduksi Serangoon Road, serial detektif 10 episode yang bekerja sama dengan ABC TV Australia. Tahun lalu, HBO Asia memproduksi serial GRACE, yang memenangkan penghargaan Apollo Awards dan nominasi untuk Best Drama di ajang Asian Television Awards 2015.
Selain lima alasan di atas, saya rasa kamu juga perlu menonton serial ini karena mayoritas pemain dan tim produksi HALFWORLDS berasal dari Indonesia.
Joko Anwar selaku sutradara sangat berharap serial ini dapat membanggakan Indonesia.
“Indonesia bakal bangga enggak?” tanya Joko Anwar seraya bercanda dengan awak media. —Rappler.com
BACA JUGA:
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.