Ormas Sunda menjelaskan kenapa kasus sampurasun FPI bisa menjadi besar

Yuli Saputra

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Ormas Sunda menjelaskan kenapa kasus sampurasun FPI bisa menjadi besar

AFP

Soal 'sampurasun, kata FPI, sangat tidak mungkin kalau Rizieq dengan ucapan 'campur racun' melakukan pelecehan terhadap adat Sunda

BANDUNG, Indonesia — Sejumlah organisasi massa etnis Sunda menanti kedatangan pihak Front Pembela Islam (FPI) yang berencana datang ke Sekretariat Pusat Angkatan Muda Siliwangi (AMS) di Bandung, Jawa Barat, hari ini, Kamis, 26 November.

FPI berniat menyampaikan klarifikasi terkait plesetan “sampurasun” menjadi “campur racun” yang diucapkan pendiri FPI, Rizieq.

“Sebetulnya kenapa semua teman-teman datang ke sini karena ada informasi saya dapat telepon dari yang mengaku katanya pengurus FPI Jabar akan membuat klarifikasi tentang statement daripada Habib Rizieq,” kata Ketua Umum AMS Noery Ispandji Firman kepada Rappler, Kamis.

Menurut pihak AMS, pihak FPI Jabar menjanjikan datang sekitar pukul 10:00 WIB, namun hingga Kamis petang, tak ada anggota FPI yang menampakkan diri. Noery mengatakan telah berusaha menghubungi pihak FPI yang meneleponnya, namun tidak diangkat.

“Ternyata sampai hari ini tidak ada kabar berita. Ditelepon juga tidak diangkat. Sehingga malah persoalan ini bisa menjadi bola salju yang menggelinding besar,” kata Noery.

AMS sendiri sudah menempuh jalur hukum terkait kasus tersebut dengan melaporkan Rizieq ke Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat pada Selasa, 24 November. 

Rizieq dinilai melanggar Undang-Undang No. 11 tahun 2008 tentang Informasi Teknologi dan Elektronik (UU ITE). Selain AMS, pelaporan kasus tersebut ke polisi didukung 15 organisasi lainnya. 

Mereka juga menuntut Rizieq untuk meminta maaf kepada rakyat Jawa Barat. Bahkan, muncul keinginan agar Rizieq dilarang masuk ke Jawa Barat.

Namun Noery menegaskan pihaknya tetap menghindari konfrontasi dan memercayakan kasus itu ke pihak kepolisian. 

‘Tak mungkin Rizieq lecehkan adat Sunda’

Sementara itu, ketika dihubungi Rappler.com, Ketua FPI Jawa Barat Abdul Qohar membantah pihaknya membatalkan janji. Ia berdalih telah mengirimkan delegasi yang membawa surat klarifikasi dan artikel klarifikasi yang ditulis oleh Rizieq.

“Jadi kami DPD FPI Jabar hari ini berjuang untuk menyelamatkan umat Islam Jabar dari fitnah pelecehan sampurasun dengan menyampaikan surat klarifikasi resmi dengan melampirkan artikel Hahib Rizieq Shihab tentang sampurasun,” kata Qohar.

“Bukan tidak jadi ke AMS, mungkin kawan-kawan sedang keliling karena ratusan surat yang kita layangkan.” 

Dalam kesempatan itu, Qohar membantah jika Rizieq memelesetkan ucapan salam sampurasun menjadi “Campur Racun”. Ia menjelaskan, FPI sangat menghargai adat dan budaya selama tidak melanggar syariat dan agama.

“Berdasarkan hal tersebut, maka sangat tidak mungkin kalau Habib Rizieq dengan ucapan campur racun melakukan pelecehan terhadap adat Sunda,” katanya.

Qohar mengatakan, video yang memuat ucapan Rizieq tersebut diunggah ke YouTube dengan durasi 43 detik. Padahal ceramah yang disampaikan pada 13 November 2015 di Purwakarta itu berdurasi tidak kurang dari 2 jam.

“Tapi yang di-upload hanya penggalan sampurasun, ‘Campur Racun’,” katanya.

Keresahan FPI terhadap Bupati Purwakarta

//

CATATAN KECIL TENTANG MAKNA “SAMPURASUN” SAMPURASUN berasal dari kalimat “sampurna ning ingsuh” yang memiliki makna “…

Posted by H. Dedi Mulyadi, SH on Wednesday, November 25, 2015

Qohar menyebutkan, ungkapan “Campur Racun” dilatarbelakangi keresahan ulama dan masyarakat Purwakarta terhadap kampanye adat dan budaya Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang dinilai bertabrakan dengan syariat dan agama sekaligus kental dengan kemusyrikan. 

Acara ceramah itu pun diselenggarakan atas desakan ulama dan masyarakat Purwakarta terkait keresahan tersebut.

Dalam buku Spirit Budaya yang ditulis Dedi, menurut Qohar, sang bupati mengatakan agama itu sama dengan budaya. Pada halaman 16 juga tertulis kebudayaan itu persis seperti agama. 

“Banyak juga praktik kemusyrikan yang meresahkan umat Islam Purwakarta seperti bukti nyata dia (Dedi) menyatakan telah kawin dengan Nyi Roro Kidul, membuat kereta kencana untuk dikendarai isterinya itu,” kata Qohar.

“Kereta kencananya dipajang di pendopo dan diberi sesajen, kemenyan, dibawa keliling Purwakarta setahun sekali ke acara festival budaya dengan dalih membawa Nyi Roro Kidul berkeliling demi keberkahanan dan keselamatan rakyat Purwakarta,” papar Qohar.

“Banyak lagi bukti-bukti video, tulisan, arahan Bupati yang menabrakan budaya dan agama.”

Selain itu, lanjut Qohar, ada anggapan Bupati Purwakarta ingin menggeser ucapan “assalammualaikum” dengan sampurasun, sehingga ulama Purwakarta datang ke FPI. 

Qohar menyebutkan, dalam video yang diunggah ke YouTube, Rizieq mengucapkan, “Assalammualaikum kok diganti dengan sampurasun, itu kan campur racun.”

“Itu maksudnya, sampurasun dikampanyekan Dedi Mulyadi untuk menggeser dan menghapus assalamualaikum sebagai sapaan umat Islam maka itu adalah campur racun. Pelecehan dan penodaan terhadap syariat, penyesatan akidah umat Islam, itu yang campur racun,” ujar Qohar.

“Sekali lagi saya pertegas statement itu tidak sama sekali melecehkan atau menodai ucapan terhormat masyarakat Jawa Barat, justru malah sebaliknya untuk menyelamatkan sampurasun dari campur racunnya Bupati Dedi Mulyadi yang menabrakan sampurasun dengan assalammualaikum,” katanya.

FPI Jabar juga sangat menyesalkan jika ada pihak manapun, aparat pemerintah, tokoh budaya seni Jawa Barat yang terlalu tergesa-gesa merespon berita tanpa mengklarifikasi terlebih dahulu kepada pihaknya. 

“Kami FPI mengajak seluruh umat Islam Jabar mari kita cinta adat dan budaya dan memuliakannya dengan cara tetap dalam koridor syariat dan agama. Ayo selamatkan sampurasun dan tolak campur racun,” kata Qohar. —Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!