Kekayaan konglomerat Indonesia menurun pada 2015

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kekayaan konglomerat Indonesia menurun pada 2015
Penyebabnya: Depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan turunnya harga komoditi migas

JAKARTA, Indonesia — 2015 bukan tahun yang menggembirakan buat para konglomerat Indonesia. Dilansir Forbes, nilai harta 50 orang terkaya di Tanah Air turun sebesar 9 persen tahun ini atau sekitar 9 miliar dolar AS. 

Apa penyebabnya?

Ada dua faktor utama yang menjadi penyebabnya yaitu depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan turunnya harga komoditi migas—minyak mentah, minyak sawit dan batu bara.

Daftar lengkap 50 orang terkaya di Indonesia tahun 2015 versi Forbes sendiri bisa kamu baca di sini

Untuk ketujuh kalinya secara beruntun pemilik perusahaan rokok Djarum dan Bank BCA, Hartono bersaudara memuncaki daftar ini, meskipun kekayaannya turun lebih dari 1 miliar dolar AS. Jumlah kekayaan Robert dan Michael Hartono saat ini ditaksir sebesar 15,4 miliar dolar AS. 

Sementara di peringkat kedua masih diduduki pengusaha rokok, yaitu Susilo Wonowidjojo. Pemiliki PT Gudang Garam ini memiliki harta kekayaan mencapai 5,5 miliar dolar AS.

Berikutnya, orang ketiga terkaya di Tanah Air adalah pemimpin Grup Salim, Anthony Salim. Harta kekayaannya diperkirakan mencapai 5,4 miliar dolar AS. 

Kekayaan Susilo dan Anthony masing-masing turun sebesar 2,5 miliar dan 500 juta dolar AS dibandingkan nilainya pada daftar orang terkaya di Indonesia versi tahun lalu. 

Penurunan nilai kekayaan para konglomerat ini juga membuat beberapa di antaranya kehilangan status miliarder. Mereka adalah Edwin Soeryadjaya dan Sukanto Tanoto. Rappler.com

BACA JUGA: 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!