Sutradara film Surat Dari Praha bantah adaptasi karya orang lain

Santi Dewi

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Sutradara film Surat Dari Praha bantah adaptasi karya orang lain
Angga turut menepis telah menerima dua somasi yang pernah dilayangkan oleh seorang akademisi dari Malang.

JAKARTA, Indonesia – Sutradara dan sekaligus produser film Surat dari Praha, Angga Dwimas Sasongko, membantah film yang dibesutnya dianggap menjiplak cerita pendek karya pengajar dari Universitas Brawijaya, Malang, Yusri Fajar. Sutradara berusia 31 tahun itu menjamin film yang dibintangi Julie Estelle dan Tio Pakusadewo merupakan karya asli dan telah melalui proses riset yang panjang.

Dalam proses riset yang memakan waktu hampir tiga tahun, tim produksi harus bolak-balik Jakarta-Praha untuk bisa bertemu dengan para eksil asal Indonesia yang bermukim di sana.

“Kami mencari kontak mereka dari mana-mana. KBRI di Praha juga membantu untuk bisa menghubungkan dengan para eksil ini. Total 12 orang eksil yang berhasil kami temui,” papar Angga yang ditemui Rappler pada Senin malam, 25 Januari 2016 usai pemutaran perdana film Surat Dari Praha di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.

Tim produksi lalu sempat tinggal beberapa lama dengan para eksil tersebut dan mendengarkan kisah mereka. Dengan proses yang memakan waktu demikian panjang, Angga menepis disebut menjiplak karya orang lain.

“Kami juga perusahaan yang tertib untuk urusan seperti ini (pembuatan skenario) dan berkolaborasi dengan penulis bukan sebuah hal yang asing bagi kami,” ujar Angga.

Dia menjelaskan, jauh sebelum proses syuting dimulai, pihaknya pernah mengontak Yusri. Sebab, saat itu, Yusri juga melakukan serangan secara terbuka di media sosial.

“Pertemuan kami saat itu untuk mengklarifikasi bahwa apa yang kami buat berbeda dari apa yang mereka punya,” tegas Angga.

Dia kemudian menyerahkan kepada publik untuk membandingkan film produksi Visinema Pictures itu dengan cerpen yang ditulis Yusri. Lalu, bagaimana sikap Angga dalam menghadapi ancaman gugatan hukum Yusri jika Visinema Pictures tetap menayangkan film itu?

Salah satu adegan di film Surat Dari Praha. Foto: Twitter @suratdaripraha

Angga justru mengaku belum menerima adanya keberatan resmi dari pihak Yusri. Sehingga, dia menyebut belum bisa memberikan komentar kemungkinan gugatan hukum yang dilayangkan oleh pihak Yusri.

“Kami kan harus mempelajari dulu gugatan hukumnya apa. Tapi, sampai sekarang belum ada gugatan itu, jadi belum bisa memberikan komentar,” kata pria yang juga menjadi CEO Visinema Pictures itu.

Dia turut menyebut tak pernah menerima dua somasi yang sebelumnya dikirim Yusri.

“Pernyataan saya ini bisa diquote bahwa tidak pernah ada dua somasi yang kami terima,” kata Angga.

Sebelumnya, pada pekan lalu Yusri Fajar didampingi kuasa hukumnya menggelar jumpa pers. Dalam keterangannya, Yusri mengatakan akan melayangkan gugatan hukum terhadap musisi dan produser eksekutif film Surat Dari Praha, Glenn Fredly, jika tetap meluncurkan film tersebut. Yusri mengatakan skenario dalam film itu tidak orisinil dan dituding menjiplak isi cerpen yang pernah dia terbitkan tahun 2012 lalu.

Melalui tuntutannya, Yusri berharap ada penghargaan terhadap seniman daerah. Sebab, selama ini, banyak karya seniman daerah yang diadaptasi dan diambil tanpa penghargaan apa pun.

Yusri membenarkan sudah sempat ada pertemuan dengan pihak Visinema Pictures pada bulan Agustus 2015. Tetapi, saat berdialog dengan penulis skenario kesamaan media, surat, tempat dan isi cerita dengan cerpennya hanya dianggap kebetulan semata.

Film Surat Dari Praha akan tayang secara resmi di bioskop di seluruh Indonesia pada 28 Januari. – Rappler.com

BACA JUGA:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!